Penanganan Corona
Hasil Rapid Test Antigen Jadi Syarat Bepergian, Bagaimana Akurasinya Dibanding Tes Covid-19 Lain?
Hasil Rapid Test Antigen Jadi Syarat Bepergian, Bagaimana Akurasinya Dibanding Tes Covid-19 Lain?
Belakangan ini, banyak pihak menetapkan hasil rapid test antigen atau swab antigen sebagai syarat bepergian. Lalu, bagaimana akurasi rapid test antigen atau swab antigen ini?
TRIBUNPANTURA.COM - Baru-baru ini rapid test antigen atau swab antigen ramai dibicarakan.
Sebab, jenis tes virus corona itu dijadikan syarat bepergian keluar kota dan menjadi syarat masuk ke beberapa kota.
Meski sudah digunakan di luar negeri, di Indonesia rapid test antigen ini belum banyak dilakukan.
Baca juga: Aturan Baru Penanganan Covid-19, OTG Cukup Karantina 10 Hari Dinyatakan Sembuh Tanpa Swab Ulang
Baca juga: Polisi Klaim Ada Kecocokan antara Proyektil dan Senpi Diduga Milik Laskar FPI: Hasil Uji Balistik
Baca juga: Sopir Odong-odong Maut Terbaring Kesakitan di Kursi Kayu Polsek Bandar, Keluarga Kebingungan
Baca juga: Reshuffle Kabinet Jokowi, Menunggu Kejutan dari Presiden di Rabu Pon
Beberapa pakar kesehatan masyarakat sudah sejak lama menyarankan penggunaannya di Indonesia, karena dinilai lebih akurat daripada rapid test antibodi, serta lebih murah dan cepat daripada swab PCR.
Lantas, bagaimana akurasi rapid test antigen dibanding dengan tes virus corona lainnya?
1. Rapid test antigen/swab antigen
Mengutip Kompas.com, Jumat (18/12/2020), menurut Dokter umum sekaligus kandidat PhD di Medical Science di Kobe University, Adam Prabata, rapid test antigen dan swab antigen keduanya istilah yang sama.
Rapid test antigen memiliki sensitivitas maksimal 94 persen dan spesifisitas sebesar lebih dari 97 persen.
"Risiko negatif palsu tinggi, terutama bila viral load rendah atau sebelum 1-3 hari pra-gejala dan sudah lebih dari 7 hari gejala muncul," kata Adam.
Viral load merupakan prediksi jumlah virus yang ada di dalam tubuh berdasarkan hasil CT-Value PCR.
Jika menilik pada tingkat keefektifan, Adam mengatakan masa swab antigen memiliki akurasi tinggi, hampir sama dengan waktu pasien Covid-19 berisiko menularkan ke orang lain.
Adapun, masa swab antigen akurasi tinggi ini terjadi setelah masa infeksius atau setelah hari ke-10 setelah bergejala.
Diberitakan Kompas.com, Sabtu (19/12/2020), rapid test antigen dinilai lebih akurat dibandingkan tes antibodi karena dapat mengidentifikasi virus dalam sekresi hidung dan tenggorokan.
Meski demikian, tes jenis ini hanya bagian dari screening awal.