Berita Pati
Viral Gadis Cantik Jualan Sayur di Pati, Usianya Masih 17, Bantu Ibu yang di-PHK Karena Pandemi
Eka Septia Erviana (17) tampak cekatan melayani pembeli di lapak sayuran depan rumahnya, Desa Dumpil RT 6 RW 1, Kecamatan Dukuhseti, Pati, Sabtu.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Rival Almanaf
TRIBUN-PANTURA.COM, PATI - Eka Septia Erviana (17) tampak cekatan melayani pembeli di lapak sayuran depan rumahnya, Desa Dumpil RT 6 RW 1, Kecamatan Dukuhseti, Pati, Sabtu (26/12/2020) pagi.
Via, begitu ia akrab disapa, berjualan aneka keperluan dapur, mulai dari sayuran, ikan, bumbu dapur, kelapa, kerupuk, hingga jajanan pasar.
Sesekali ia bercanda dan bercengkrama dengan para pembeli, yang tidak lain merupakan para tetangganya sendiri.
Via tengah jadi perbincangan di media sosial. Rekaman videonya ketika tengah berjualan viral di Facebook.
Baca juga: Kisah Polwan Jaga Gereja Bersama Bayi 3 Bulannya, Karena Asisten Rumah Tangga Juga Ikut Misa
Baca juga: 2 Rekomendasi Tempat Rekreasi Seru di Kota Tegal, Nikmati Sky Drop atau Kolam Ombak
Baca juga: Lupa Menutup Tas, Uang Rp 94 Juta Bertebaran di Jalan, Baru Rp 2,4 Juta yang Dikembalikan
Anggota Komunitas Sedayu Gowes yang merekamnya.
Mereka dan sejumlah warganet menyebut Via "Pedagang Sayur Cantik".
Via mengatakan, ia berjualan menggantikan ibunya, Suprihatin, yang tengah hamil besar.
"Saya merasa kasihan sama ibu saya. Tengah malam harus kulakan ke pasar, kadang-kadang kehujanan."
"Padahal usia kandungannya sudah tujuh bulan. Jadi saya punya inisiatif menggantikan ibu berjualan," kata Via sambil menahan tangis. Matanya berkaca-kaca.
Ia menceritakan, sang ibu juga sebetulnya belum lama mulai berjualan, baru sejak bulan Ramadan lalu.
Sebelumnya, sang ibu bekerja di pabrik konveksi. Namun terpaksa berhenti karena pabrik tempatnya bekerja terdampak pandemi Covid-19.
Kini, Via-lah yang menggantikan ibunya berjualan.
Setiap hari, ia bangun pukul 01.00 WIB dini hari, setengah jam kemudian berangkat ke pasar untuk mengulak sayuran.
Pukul 04.00 ia pulang dan berjualan di lapak depan rumahnya hingga antara pukul 05.30 sampai 06.30.
"Kemudian saya berkeliling di lingkungan desa sampai dagangan habis. Paling lama biasanya sampai pukul 10.00," jelas putri dari Raslan ini.
Via berkeliling desa menaiki sepeda motor Supra dengan keranjang pengangkut belanjaan.
Ia menuturkan, saat ini dirinya tengah libur sekolah.
"Nanti kalau sudah masuk, rencana saya yang ke pasar dan jualan pagi di rumah. Jualan kelilingnya dipikir nanti," ujar dara yang masih duduk di bangku Kelas XI di SMAN 2 Tayu.
Ditanya mengenai cita-citanya, Via menjawab bahwa prioritasnya adalah membahagiakan orang tua. Karena itulah saat ini ia tidak malu berjualan sayur keliling.
"Saya nggak malu, karena orang tua saya juga nggak pernah malu bekerja menghidupi keluarga. Penting untuk berbakti pada orang tua, karena mereka sudah membesarkan saya dengan sepenuh hati," ungkap Via bercucuran air mata.
Ditanya apakah punya keinginan berkuliah, Via mengatakan, setelah lulus SMA nanti ia ingin langsung bekerja saja.
Ia ingin membantu kedua orang tuanya menyekolahkan Isnaini Bunga Maharani (9), adik kandungnya yang saat ini masih duduk di kelas 3 sekolah dasar.
"Saya ingin adik sekolah setinggi-tingginya," ujar dia sembari menunduk.
Suprihatin, ibu Via, tak kuasa menahan haru mendengar penuturan anak gadisnya.
Ia mengatakan, selama ini Via memang selalu bersikap baik dan penurut pada orang tuanya.
Baca juga: Kecelakaan Truk Tangki Tinja Terguling di Turunan Sigar Bencah Semarang, Ada yang Berceceran
Baca juga: Begini Gebrakan Menkes Baru Budi Gunadi untuk Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 setelah Nataru
Baca juga: Messi Pecahkan Rekor Pele, 644 Botol Bir Dikirim ke 160 Kiper Korban La Pulga, Cassilas Dapat 17
"Dia anak cerdas. Sejak SD selalu peringkat pertama. Tapi memang sekarang prestasinya sedikit menurun. Saya berharap yang terbaik untuk anak saya," kata Suprihatin.
Sementara, pagi ini, komunitas pesepeda "Sedayu Gowes" kembali mampir ke lapak Via untuk membeli jajanan pasar.
Ketua Sedayu Gowes, Birowo, mengatakan bahwa setiap pagi ia bersama rekan-rekannya sekomunitas selalu bersepeda.
"Kemarin kami bersepeda ke hutan Alaska (sebutan populer untuk area hutan karet di Puncel, Dukuhseti). Nah, kan lewat sini. Kebetulan ketemu Dik Via ini sedang berjualan. Kami beli dagangannya karena kami butuh perbekalan. Kami salut melihat Dik Via masih muda dan cantik tidak malu berjualan membantu orang tuanya. Akhirnya rekan kami Pak Haji Musadi merekam video dan memviralkannya," jelas dia. (MZK)
--