Berita Temanggung
Serunya Komunitas Tuli Temanggung Berlatih Seni Stensil bersama Graphic Victims
Serunya Komunitas Disabilitas Tuna Rungu Temanggung Berlatih Seni Stensil bersama Graphic Victims: membuat karya tidak sesulit yang dibayangkan
Penulis: Saiful Masum | Editor: yayan isro roziki
TRIBUNPANTURA.COM, TEMANGGUNG - Semangat juang para penyandang disabilitas untuk tetap berkarya di tengah keterbatasannya patut dicontoh.
Seperti yang dilakukan belasan disabilitas tuna rungu Temanggung yang tidak kenal lelah berlatih seni stensil.
Belasan disabilitas yang tergabung dalam Komunitas Tuli Temanggung Bersenyum belajar seni stensil lebih mendalam bersama Graphic Victims Yogyakarta pada, Minggu (27/12/2020) di Sekretariat Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kabupaten Temanggung.
Baca juga: Tinjau Perayaan Natal di Tegal, Wawali Jumadi Ajak Umat Kristiani Jadi Relawan Mandiri Covid-19
Baca juga: GeNose Alat Deteksi Covid-19 Buatan UGM, Biaya Tes Murah Hanya Rp15.000, Akurasi Capai 97 Persen
Baca juga: Densus 88 Ungkap Sasana Tempur Jaringan Teroris di Bandungan: Pelatihan Sergap Pasukan VVIP
Baca juga: Viral Video Warga Jemput Paksa Jenazah Covid-19 di RSUD Brebes, Polisi Tangkap 14 Orang
Mereka juga dihibur dengan cerita tentang Komunitas Kampung Dongeng Temanggung melalui bahasa khusus tuna rungu.
Koordinator Graphic Victims, Digi Sigit, mengatakan seni stensil merupakan satu di antara beberapa teknik dalam dunia seni grafis.
Seni grafis sendiri merupakan satu bagian dengan seni patung dan seni lukis yang kemudian dikenal seni rupa.
Hanya saja, dalam seni grafis terdapat teknis stensil yang dikenal sebagai teknik merekam atau mencetak dengan stensil.
"Seni stensil ini cukup sederhana dan bisa menyadarkan kita kalau membuat karya tidak sesulit yang dibayangkan."
"Dan ini bagian dari kita untuk mendekatkan aktivitas kesenian ke publik. Seperti contoh kegiatan belajar seni stensil bagi komunitas tuli, kemarin," terangnya, Senin (28/12/2020).
Kata Sigit, dalam pelatihan seni stensil, peserta harus membuat cetakan dari kertas dengan cara melubangi kertas sesuai gambar yang diinginkan.
Setelahnya, cetakan ditempelkan pada kanvas dan disemprot dengan cat.
Dengan berlatih stensil, diyakini dapat mengembangkan kegiatan motorik halus pada anak di
usia dini.
Khususnya pada gerakan dan kelincahan tangan, serta kekuatan mata yang berkonsentrasi saat menciptakan sebuah karya.
Sigit sendiri mengaku bersyukur bisa bertemu dengan sahabat Tuli Temanggung karena dipertemukan kembali dengan pengguna bahasa visual.
Katanya, bahasa visual membuat orang punya relevansi yang sama dan mampu menciptakan satu garis khusus berupa benang merah.
"Semoga program bisa dilanjutkan pada teman-teman yang lain melakukan hal yang sama untuk membangun bersama Indonesia lebih baik dan lebih maju."
"Saya berharap melalui pelatihan ini juga disabilitas tuli Temanggung nantinya bisa mengambil manfaat dari pengalaman estetika, setidaknya dapat menjadi bahan dasar untuk membangun semangat bersama," tuturnya.