Berita Slawi

Kisah Ayah Ditegal Bawa Jenazah Bayinya Mengendari Motor

Sambil sesekali menyeka air matanya, Muhammad Jaenal Amin (24) menemui Bupati Tegal Umi Azizah, menceritakan anaknya yang meninggal di RSI PKU.

Editor: Rival Almanaf
Tribun-Pantura.com/ Desta
Muhammad Jaenal Amin (24) bersama sang paman Lukman, saat  menemui Bupati Tegal Umi Azizah, di ruang kerja Bupati Selasa (5/1/2021) sore. Ia mengadu kepada Bupati Umi terkait kematian anaknya yang janggal dan pelayanan RSI PKU Muhammadiyah Singkil Adiwerna yang menurutnya mengecewakan. 

TRIBUN-PANTURA.COM, SLAWI - Sambil sesekali menyeka air matanya, Muhammad Jaenal Amin (24) menemui Bupati Tegal Umi Azizah, menceritakan anaknya yang meninggal di RSI PKU Muhammadiyah Singkil Adiwerna belum lama ini.

Ia menceritakan kronologis perlakuan dari pihak rumah sakit yang membuatnya kecewa.

Didampingi sang paman yang bernama Lukman (45), Amin menceritakan semua keluh kesah dan apa yang dialaminya saat sang istri melahirkan anak pertama mereka di salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Tegal tersebut.

Di hadapan Bupati Umi, Amin menceritakan peristiwa awal pada tanggal 18 Desember 2020 sekitar pukul 11.00 WIB sang isteri yang bernama Nurjanah (21) masuk ke RSI PKU Muhammadiyah Singkil, setelah sebelumnya mendapat rujukan dari puskesmas Adiwerna.

Setelah menginap satu malam isterinya melahirkan bayi laki-laki, tepatnya pada Sabtu (19/12/2020) sekitar pukul 16.40 WIB.

Keesokan harinya sang isteri diperbolehkan pulang, namun sang anak tetap tinggal di rumah sakit untuk perawatan. 

Kembali menyeka air matanya, Amin mengatakan mendadak pada Minggu malam (20/12/2020) ia mendapat kabar dari pihak rumah sakit kalau anaknya kritis.

Langsung menuju rumah sakit dan ke ruangan dimana sang anak berada, Amin mengaku melihat wajah bayi sudah membiru.

"Saya sangat sedih bu saat itu dan bingung harus bagaimana. Tapi yang membuat saya semakin sedih, pihak rumah sakit tidak memberikan tawaran mobil ambulan."

"Sehingga saya membawa jenazah anak ke rumah menggunakan sepeda motor, padahal saat itu sudah sekitar pukul 03.00 pagi," ungkap Amin, pada Tribun-Pantura.com, Selasa (5/1/2021).

Warga Desa Adiwerna, RT 4 RW 1, Kecamatan Adiwerna, ini juga mengadu kepada Bupati Umi bahwa saat akan dimandikan di tubuh sang anak terdapat luka-luka.

Luka tersebut ada di bagian punggung, samping dekat perut, leher bagian belakang, dan lukanya seperti lecet tapi juga tidak tahu karena apa.

Karena dari pihak rumah sakit pun tidak menjelaskan secara detail luka tersebut berasal dari mana. 

Ia hanya mendapat informasi dari rumah sakit anaknya meninggal dunia karena air ketuban sang ibu pecah di dalam kandungan dan masuk ke paru-paru bayi.

"Pihak rumah sakit malah meminta uang jaminan sebesar Rp 4 juta untuk bisa memulangkan jenazah anak saya bu."

Halaman
12
Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved