Sriwijaya Air Jatuh

Pengakuan Warga Tegal Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182: Bertingkah Aneh Tak Seperti Biasanya

Kakak Korban Sriwijaya Air SJ 182: Tingkah Panca Aneh Tak Seperti Biasanya, Sempat Video Call Ibu

Tribunpantura.com/Desta Leila Kartika
Nur Eka Cahyaningsih (54) memegang foto wisuda Panca Widia Nursanti (46), saat ditemui di rumahnya di Desa Suro Kidul, RT 3/RW 2, Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal. Panca merupakan satu di antara korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182. 

Keluarga satu di antara korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 mengungkapkan, adiknya bertingkah aneh saat hendak pulang dan terbang kembali ke Pontianak. Korban juga sempat video call dengan sang ibu sebelum pesawat Sriwijaya Air lepas landas.

TRIBUNPANTURA.COM, SLAWI - Dunia penerbangan di Indonesia kembali berduka, karena terjadi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, pada Sabtu (9/1/2021) siang kemarin.

Dari puluhan penumpang yang ada di dalam pesawat naas tersebut, ada satu penumpang bernama Panca Widia Nursanti (46) yang merupakan warga Desa Suro Kidul, RT 3 RW 2, Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal.

Tribunpantura.com mencoba datang ke rumah keluarga korban dan berhasil bertemu dengan kakak kandung korban yang bernama Nur Eka Cahyaningsih (54).

Baca juga: Pengakuan Lengkap Agesti Ayu yang Tega Penjarakan Ibu Kandungnya di Demak: Saya Mencari Keadilan

Baca juga: Cerita Pilot Nam Air Jadi Korban Pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Anak Mantan Kades di Pekalongan

Baca juga: Pengembalian Dana Taperum Pensiunan PNS Sudah Bisa Dicairkan Pekan Depan, PGRI: Alhamdulillah

Baca juga: Kesaksian Penyelam Kopaska Cari Bangkai Sriwijaya Air SJ 182: Pesawat Hancur Berkeping-keping

Meski tidak mentikan air mata, namun raut kesedihan terlihat jelas di wajah kakak pertama dari korban ini.

Di dalam rumah, keluarga terlihat sedang berkumpul sambil terus memantau perkembangan berita pesawat jatuh melalui televisi.

Mereka terus mengikuti update terkini, mengingat satu keluarga yang mereka sayangi menjadi salah satu penumpang di dalam pesawat.

Eka bercerita mengenai kepulangan sang adik ke Tegal dari Pontianak. Tujuan Wiwi (nama akrab korban di rumah), pulang ke kampung untuk menjenguk sang Ibu Sri Lungdiyati (80) yang sedang sakit.

Namun setiap lebaran korban selalu menyempatkan untuk pulang ke Tegal. Pada lebaran tahun 2020 saja tidak pulang karena adanya pandemi Covid-19.

Sehingga selama kurang lebih 2 minggu, korban berada di rumah menjenguk sang Ibu sekaligus merapihkan rumah.

"Wiwi (korban) anak nomor 5 dari 7 bersaudara, dan dia juga yang tinggal paling jauh sekarang. Ia tinggal di Pontianak sudah sekitar 25 tahun mengajar di SMK N 3 Pontianak."

"Kemarin pulang ke rumah dalam rangka ingin menjenguk ibu yang sedang sakit, ya sakit karena usia sudah sepuh, dua mingguan di rumah."

"Kami benar-benar tidak ada firasat apapun, tapi memang ada sikap aneh yang tidak biasanya dari Wiwi," ungkap Eka, pada Tribunpantura.com, Minggu (10/1/2021).

Selama di rumah, korban membuatkan toren penampung air, membelikan wc duduk untuk ibu, dan membetulkan tangga dengan menambahkan pegangan supaya ibu tidak kesusahan.

Selama di rumah korban tidak menunjukan tanda apapun, tapi memang ada gelagat aneh atau yang tidak seperti biasanya.

Eka pun memberikan beberapa contoh keanehan korban, biasanya ketika pamit pulang ke Pontianak dia selalu memeluk dan menangis, tapi kemarin biasa saja hanya bilang pamit mau pulang dan bersalaman.

Selain itu, wajah korban yang biasanya terlihat ceria, fresh, kemarin saat pulang terlihat lesu dan sayu. Tapi hal itu tidak Eka anggap sebagai pertanda apapun. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved