Penanganan Corona
Ditolak 10 RS, Pasien Covid-19 di Depok Meninggal di Taksi Online, Begini Reaksi Ridwan Kamil
Ditolak 10 RS, Pasien Covid-19 di Depok Meninggal di Taksi Online, Begini Reaksi Ridwan Kamil
TRIBUNPANTURA.COM, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berduka atas meninggalnya seorang warga Kota Depok bergejala seperti Covid-19 yang meninggal di dalam taksi daring.
Pasien tersebut meninggal setelah ditolak 10 rumah sakit rujukan akibat penuhnya ruang perawatan.
Pria yang akrab disapa Emil itu mengatakan, kejadian itu tak bokeh terulang.
Baca juga: Viral Pemulung Mengais Rongsokan Sembari Bawa Bayi, Ridwan Kamil Rekrut Sebagai Tukang Kebun
Baca juga: Dedy Yon Serahkan SK kepada 195 CPNS Pemkot Tegal, Ini Pesan yang Disampaikan
Baca juga: Warga Keluhkan Kondisi Jalan di Pemalang Rusak Parah, Panggih: Mirip Kubangan Kerbau
Baca juga: BMKG Prakirakan Gelombang Tinggi di Tegal Berlangsung hingga Besok: Bisa Capai 4 Meter
Baca juga: Perang Cuitan Mahfud MD dan Ridwan Kamil, Pengamat: Komunikasi Pusat-Daerah Kurang Maksimal
Ia pun meminta agar gugus tugas daerah bisa menganalisa tingkat keparahan pasien.
"Harusnya tidak terjadi karena gugus tugas harus memprioritaskan dan menganalisa keparahan pasien," ujar Emil di Makodam III Siliwangi, Kota Bandung, Senin (18/01/2021).
Pasien gejala ringan dirawat di tempat lain
Itulah kenapa, lanjut Emil, Jabar terus gencar mengoptimalkan gedung milik pemerintah untuk pasien Covid-19 bergejala ringan untuk mengurangi okupansi rumah sakit.
"Kenapa di Jabar sekarang yang (terpapar) Covid-19 gejala ringan tidak dirawat di rumah sakit supaya rumah sakitnya kosong," kata dia.
Emil menuturkan, analisa pasien perlu diperhatikan agar keterisian rumah sakit bisa optimal khususnya bagi pasien dengan gejala berat.
"Jadi ada analisa yang tidak tepat karena kalau dia sampai kayak gitu berarti kan parah. Yang kena Covid ada ringan, sedang, berat."
"Kalau dua ini masuk katagori jadi harusnya penanganan cepat jadi evaluasi untuk Kota Depok," tuturnya.
Idealnya dirujuk ke daerah terdekat
Lalu, kata dia, menangani pasien adalah urusan kemanusiaan. Idealnya, pasien bisa dirujuk ke daerah terdekat.
"Ini kan urusan kemanusiaan kalau di Depok gak ada harusnya ke kabupaten atau kota lain."
"Itu lah kenapa yang ngisi rumah sakit di Bandung itu kan bukan warga Bandung, dari mana-mana, kita gak melarang, Depok juga sama."
"Jadi kalau di Depok ada kendala tidak serta merta tidak bisa di tempat lain," jelasnya.
Meninggal di taksi online
Diberitakan sebelumnya, seorang warga domisili Depok dilaporkan meninggal di taksi online dalam keadaan menderita gejala seperti Covid-19, setelah ditolak banyak rumah sakit rujukan.
Hal itu disampaikan LaporCovid19 yang menerima laporan secara langsung dari keluarga pasien pada 3 Januari 2021.
"Anggota keluarganya meninggal di taksi daring setelah ditolak di 10 rumah sakit rujukan Covid-19," demikian tulis LaporCovid19 melalui keterangan pers bersama Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), Jumat (15/1/2021).
Meski mendapat laporan pada 3 Januari 2021, menurut salah satu sumber Kompas.com, insiden itu terjadi pada 20 Desember 2020.
Insiden itu menimpa seorang ayah yang kesulitan mencari rumah sakit rujukan Covid-19 saat dirinya mengalami sesak nafas dan sejumlah gejala lain yang mirip Covid-19. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Warga Depok Ditolak 10 RS Meninggal di Taksi Online, Ridwan Kamil: Harusnya Tidak Terjadi
Baca juga: 8 Orang yang Disuntik Vaksin Covid-19 di Jateng Alami Efek Samping, Ini yang Mereka Rasakan
Baca juga: Agensi Sewa Jet Khusus Senilai Rp1,9 Miliar untuk Pulang 35 ABK Indonesia dari Majuro
Baca juga: KPU Kabupaten Semarang Hibahkan 2.503 Thermogun Bekas Pilkada untuk Desa-desa yang Membutuhkan
Baca juga: Diguyur Hujan Deras Desa di Dua Kecamatan Kabupaten Pekalongan Direndam Banjir, Begini Kondisinya