Bisnis dan Keuangan
Di Tengah Terpaan Pandemi, Omzet UMKM Kaosedhewe Justru Meroket: Masih Oke Walau PPKM
Di Tengah Terpaan Pandemi, Omzet UMKM Kaosedhewe Justru Meroket: Masih Oke Walau PPKM
Penulis: faisal affan | Editor: yayan isro roziki
TRIBUNPANTURA.COM, SEMARANG - Sejak awal adanya pandemi Covid-19 hingga saat ini, banyak sektor usaha menengah hingga besar terkena dampaknya.
Baik dampak secara langsung, maupun tidak langsung. Tetapi, ada pula beberapa sektor usaha yang masih bertahan, bahkan cenderung naik.
Satu di antaranya sektor usaha konveksi. Tri Wisnu Handoyo, pemilik UMKM konveksi Kaosedhewe ini menjelaskan, sejak awal tahun 2020 hingga saat ini, pendapatannya terus meningkat.
Baca juga: Jokowi Janjikan Vaksinasi di Indonesia Selesai Dalam Waktu Satu Tahun, Ini Faktor Pendukunhnya
Baca juga: Tipu Warga Terdampak Jalan Tol soal Jual Beli Tanah, Oknum Kades di Demak Ditangkap Polisi
Baca juga: Gudang PT Kobe di Banjarsari Solo Dibobol Maling, Uang Rp 22 Juta Raib
Baca juga: Potongan Kepala Diduga Korban Sriwijaya Air Ditemukan Anak-anak yang Main Bola di Pantai
Menurut analisanya, saat pandemi banyak masyarakat yang memanfaatkan waktu untuk menyalurkan hobinya.
"Baik hobi olahraga maupun hobi yang lain. Contohnya saat pertengahan tahun 2020, banyak sekali masyarakat yang suka gowes."
"Otomatis, mereka kemudian membentuk komunitas. Salah satu identitas komunitas kalau tidak dari sepedanya, ya dari pakaian yang digunakan."
"Maka dari tahun kemarin hingga sekarang, banyak orang yang mulai memesan jersey untuk komunitas mereka," terangnya, Kamis (21/1/2021).
Sejak pertengahan tahun lalu hingga sekarang, pesanan kaus yang bisa diterima Wisnu bisa mencapai 400 kaos.
Satu buah kaos dijual dengan harga antara Rp 80 ribu hingga Rp 200 ribu.
Maka jika ditaksir, dalam sehari dirinya bisa mendapatkan omzet sebesar Rp 32 juta.
"Tergantung jenis bahan dan ukuran kaus. Paling murah 80 ribu. Kalau beli satuan dan grosiran tentu harganya juga berbeda lagi."
"Tapi sejauh ini orderan masih oke walaupun dalam kondisi pandemi ditambah PPKM," tegasnya.
Selain komunitas sepeda, Wisnu juga kerap mendapatkan pesanan dari komunitas badminton, mancing, futsal, dan lainnya.
Ia beranggapan, pandemi Covid-19 justru membawa berkah tersendiri baginya, walaupun banyak sektor usaha juga mengalami penurunan.
"Bersyukur saat masa pandemi kami masih bisa bertahan. Maka dari itu saya justru nambah karyawan. Sekarang total sudah ada 40 orang."
"Di sisi lain saya juga membantu mereka yang sempat kehilangan pekerjaan karena pandemi," tambahnya.
Bertempat di Jalan Rogojembangan Timur no 28, Tandang, Tembalang, Kaosedhewe sendiri sudah berdiri sejak tahun 2011.
Semula Wisnu hanya menjadikan UMKM ini sebagai pekerjaan sambilan. Namun, pada tahun 2012 ia memilih fokus untuk menjalankan bisnisnya dan meninggalkan pekerjaan yang sebelumnya.
"Bermodal Rp 50 juta, saya memutuskan untuk membuka UMKM ini. Kaosedhewe dahulu hanya mengandalkan DTG, yakni sablon dengan cara print."
"Namun kemudian saya belajar di Jogja, dan memutuskan untuk memasarkan kaos sablon satuan. Dahulu belum ada di Semarang, pesaing saya hanya dari Jakarta," terangnya.