Penanganan Corona

Akurasi GeNose 93 Persen, tapi Tak Bisa Gantikan Tes PCR untuk Diagnosis Covid-19, Ini Kata Satgas

Akurasi 93 Persen, GeNose C19 Tak Bisa Gantikan Tes PCR untuk Diagnosis Covid-19, Ini Kata Satgas

Istimewa
Karyawan PT KAI mengikuti uji coba penggunaan GeNose C19. PT KAI berencana membeli alat tersebut untuk diaplikasikan di sektor tranportasi perkeretaapian Indonesia. 

TRIBUNPANTURA.COM, JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, metode GeNose tidak dapat menggantikan swab test PCR yang memiliki fungsi diagnosis Covid-19.

Wiku menekankan, metode GeNose C19 hanya berfungsi untuk screening atau penyaringan kasus Covid-19.

Meski, berdasarkan penelitian, akurasi GeNose C19 mencapai 93 persen.

Baca juga: PT KAI akan Gunakan GeNose C19 untuk Deteksi Covid-19 di Stasiun: Tunggu Regulasi Pemerintah

Baca juga: Jateng Tertarik Gunakan GeNose Alat Deteksi Covid-19 Buatan UGM, Ganjar: Sudah Pesan

Baca juga: GeNose Alat Deteksi Covid-19 Buatan UGM, Biaya Tes Murah Hanya Rp15.000, Akurasi Capai 97 Persen

Baca juga: China Berlakukan Swab Anal, Dinilai Paling Akurat Deteksi Covid-19, Warga: Rasanya Sangat Malu

"Perlu diingat bahwa metode geNose berfungsi untuk screening dan tidak bisa menggantikan PCR yang berfungsi untuk diagnosis," ujar Wiku, dikutip dari tayangan di kanal YouTube BNPB, Jumat (29/1/2021).

GeNose merupakan alat yang dikembangkan oleh tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) sejak Maret 2020.

GeNose pendeteksi Covid-19 karya ahli UGM siap dipasarkan setelah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan. (Foto Dokumentasi Humas UGM).
GeNose pendeteksi Covid-19 karya ahli UGM siap dipasarkan setelah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan. (Foto Dokumentasi Humas UGM). (KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA)

Mulai 5 Februari 2021, GeNose akan digunakan sebagai alat untuk mendeteksi Covid-19 di stasiun-stasiun kereta api dan terminal.

Alat ini pun telah mendapat izin dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 24 Desember 2020.

Untuk menggunakan GeNose, seseorang akan diminta mengembuskan napas ke tabung khusus.

Sensor-sensor dalam tabung kemudian mendeteksi Volatile Organic Compound (VoC) dalam napas manusia.

Pola VoC orang sakit dan sehat akan berbeda.

Nantinya, data yang diperoleh dari embusan napas diolah dengan bantuan kecerdasan buatan sehingga memunculkan hasil.

Wiku mengatakan, penggunaan GeNose akan diatur dalam perpanjangan surat edaran (SE) pelaku perjalanan dalam negeri dan luar negeri.

Dalam SE disebutkan, khusus moda transportasi kereta api jalur non-aglomerasi atau jarak jauh ditambahkan adanya alat screening baru, yakni GeNose19 sebagai syarat perjalanan opsional selain PCR atau rapid test antigen.

"Diharapkan GeNose dapat menjadi opsi tambahan jika terjadi penumpukan pelaku perjalanan di stasiun kereta api," tutur Wiku.

"Mengingat hanya perlu waktu singkat bagi alat ini untuk memberikan hasil dengan tingkat akurasi mencapai 93 persen," tambahnya. (*)

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved