Berita Slawi
Tidak Terdampak Pandemi, Bisnis Sepatu Lukis di Kabupaten Tegal Ini Tetap Ramai Pesanan
Adanya pandemi Covid-19 tidak selalu berdampak negatif, inilah yang tercermin dari penjual sepatu lukis.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: Rival Almanaf
TRIBUN-PANTURA.COM, SLAWI - Adanya pandemi Covid-19 tidak selalu berdampak negatif, inilah yang tercermin dari penjual sepatu lukis, Marieke Kurnia Lestari (38), yang mengaku penjualannya meningkat pesat saat pandemi melanda.
Ide membuka usaha di bidang kerajinan sejak 2016 lalu, berawal dari hobi dan memang memiliki bakat melukis, akhirnya memilih untuk menekuni usaha diawali dengan melukis di batu, lukisan kain perca, lukisan di kanvas, dan membuat pernak pernik yang semuanya dilukis.
Lambat laun semakin berkembang dan menambah kreasi dengan melukis kaos motif shibori atau jumputan, jilbab, dan paling terbaru sekitar 1,5 tahun ini yaitu sepatu lukis.
Baca juga: Bupati Tegal Fokuskan Tiga Rencana Kebijakan Pembangunan di Tahun 2022
Baca juga: Update Kasus Covid-19 di Kabupaten Pemalang, 68 Penambahan Kasus Baru Yang Terkonfirmasi Positif
Baca juga: Hanya dalam 2 Minggu, Tiga TKW Asal Jateng Meninggal Dunia di Hongkong
Baca juga: Diduga Depresi Sering Gagal Pelajari Ilmu Gaib, Pria di Pekalongan Gantung Diri di Kamar
"Dari kecil saya memang hobi melukis tapi tidak pernah kepikiran untuk membuka usaha di bidang tersebut. Setelah saya keluar dari tempat kerja, baru mulai muncul keinginan membuat awalnya pun iseng melukis sepatu sendiri dan di posting ke Instagram, ternyata mendapat respon positif dan pada pesan akhirnya saya fokus ke sepatu lukis," ungkap Marieke, saat ditemui di rumahnya, Kamis (28/1/2021).
Perempuan yang memiliki nama panggilan Keke ini mengaku, sempat khawatir bisnisnya akan terganggu karena adanya pandemi Covid-19.
Namun ia tidak menyangka penjualannya malah semakin meningkat, terutama sepatu lukis baik untuk anak-anak atau pun dewasa.
Biasanya sebelum pandemi Covid-19 ia menjual paling sedikit satu sampai tiga sepatu lukis itu pun tidak mesti setiap hari ada pesanan.
Saat pandemi melanda Keke bisa menjual sampai 30 pcs sepatu lukis per bulan. Paling ramai saat tren sepeda gencar di masyarakat.
Sedangkan untuk pemasaran, kalau di Indonesia paling jauh ke daerah Maluku, dan kalau ke luar negeri pernah ada yang memesan kaos lukis dari Belanda.
"Kalau harga sebetulnya bergantung kerumitan motif dan pesanan dari customer, kalau semakin sulit ya harga juga lebih mahal. Tapi kalau untuk harga sepatu lukis anak mulai Rp 160 ribu dan dewasa mulai Rp 180 ribu - Rp 300 ribu. Sedangkan kalau misal sepatu sudah dari customer dan saya hanya memberikan jasa lukis nya saja itu harga mulai Rp 100 ribu," ujarnya.
Selain harga sepatu lukis yang terjangkau, harga produk lain yang dijual oleh perempuan kelahiran Jakarta ini juga tidak kalah terjangkau.
Di antaranya Tas kanvas lukis harga mulai Rp 150 ribu, kerudung segi empat lukis Rp 50 ribu kerudung pasmina Rp 75 ribu, kaos lukis lengan pendek Rp 100 ribu, lengan panjang Rp 125 ribu, kaos tunik Rp 150 ribu, dan lukisan kanvas ukuran 20x20 mulai Rp 400 ribu-Rp 600 ribu bergantung kesulitan.
Baca juga: Profil Wismoyo Arismunandar, Ipar Tien Soeharto, Dimakamkan Sekomplek dengan Presiden ke-2 RI
Baca juga: Update Covid-19 Pemalang: Bertambah 68 Kasus Terkonfirmasi, Total 3.319 Kasus Positif Corona
Baca juga: Polrestabes Semarang Berduka, Aiptu Janadi Meninggal Dunia, AKBP Indra: Kena Serangan Jantung
Baca juga: 166 Nakes di Salatiga Batal Disuntik Vaksin Covid-19, Dinkes: Mereka Derita Penyakit Permanen
Tidak hanya memanfaatkan pemasaran melalui sosial media seperti Instagram, Facebook, dan YouTube, bagi yang berminat dan ingin melihat proses produksi bisa datang ke rumah Keke langsung yang beralamat di Griya Kauman Pangkah, RT 5 RW 3, Nomor B4, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal.
"Kalau untuk produksi dari awal merintis dikerjakan sendiri di rumah tanpa ada karyawan. Saya pernah menolak pesanan sepatu lukis pada bulan Oktober-Desember 2020 karena sudah kebanyakan orderan. Sehingga terpaksa menolak karena saya takut hasil lukisan tidak maksimal karena menumpuknya pesanan. Setiap hasil karya yang saya buat selalu menggunakan embel-embel nama kakek saya yaitu Marieke Degner," tuturnya.
Mengenai proses produksi, Keke mengaku dalam waktu sehari ia bisa menyelesaikan satu sepatu lukis. Begitu juga dengan produknya yang lain.
Tapi ketika pesanan sedang banyak atau motif cukup rumit, ia membutuhkan waktu lebih dari sehari mengingat dia hanya bekerja seorang diri tanpa dibantu karyawan. (*)