Berita Slawi
Kreasi Unik Tempat Cuci Tangan dari Bambu dan Barang Bekas, Antar Sulaiman Juarai Lomba CTPS
Kreasi Unik Tempat Cuci Tangan dari Bambu dan Barang Bekas, Antar Sulaiman Juarai Lomba CTPS
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: yayan isro roziki
Penulis: Desta Leila Kartika
TRIBUNPANTURA.COM, SLAWI - Di tengah masa pandemi Covid-19 masyarakat bisa menunjukan sisi kreatifitas mereka. Contohnya Sulaiman (41) warga Desa Mindaka, RT 06/RW 04, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal, yang berhasil membuat tempat cuci tangan unik dari barang bekas dipadukan dengan bambu.
Berkat kreatifitasnya tersebut, ia berhasil meraih juara pertama perorangan lomba cuci tangan pakai sabun (CTPS) kategori sarana terbaik dan terkreatif tingkat desa yang diadakan oleh Pemerintah Desa Setempat.
Ditanya mengenai apa keunggulan atau keunikan tempat cuci tangan buatannya sehingga berhasil menjadi juara, Sulaiman menyebut, terletak pada desain bambu yang sengaja ia buat berbeda dari yang lainnya.
Baca juga: Upacara Melasti di Tegal Berlangsung Sederhana, Pengambilan Air Suci Diikuti 10 Umat
Baca juga: Ngawur! Limbah Medis Dibuang Begitu Saja di Area Persawahan di Kudus
Baca juga: Siap-sap, Mulai Senin Ini Bayar Tiket Masuk Objek Wisata Guci Non Tunai Gunakan QRIS
Baca juga: Buku Jokowi Mewujudkan Mimpi Indonesia: Menelisik Lebih Dalam di Balik Kebijakan Penting Presiden
Dari yang awalnya ia hanya membuat tempat cuci tangan memanfaatkan barang bekas seperti corong minyak, setelah mengetahui diadakan lomba akhirnya memutuskan menambah bambu.
Air yang mengalir ke bawah bekas cuci tangan pun diberikan wadah sendiri, sehingga terkesan lebih unik dan menarik perhatian warga sekitar rumahnya terutama anak-anak.
"Untuk membuat tempat cuci tangan ini saya paling membutuhkan modal sekitar Rp50 ribu. Karena kan saya pakai barang bekas, dari corongnya, bambu, dan lain-lain," tutur Sulaiman, pada Tribunpanturacom, Sabtu (13/3/2021).
Adapun proses pengerjaannya sendiri, menurut Sulaiman tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama yaitu sekitar tiga hari.
Karena ia hanya perlu menambahkan kreasi bambu saja, sebelumnya sudah ada wadah yang menggunakan corong.
Tidak hanya tempat cuci tangannya saja yang memanfaatkan bambu, tempat tisu dan sabunnya pun menggunakan bambu.
"Kebetulan saya mendapat poin penilaian tertinggi yaitu 190. Sebetulnya tidak menyangka karena warga yang lain juga tidak kalah kreatifnya dengan saya, tapi ya alhamdulillah sangat senang," ungkapnya.
Sementara itu ditemui di tempat terpisah, Kepala Desa Mindaka, Agus Sukanto menjelaskan, terkait pelaksanaan lomba CTPS dan PPKM yang mencakup ruang isolasi, ruang posko, membuat APD, portal di setiap gang Desa, pos ronda, dan penyemprotan disinfektan, menggunakan 8 persen dari Dana Desa (DD) atau sekitar Rp90 juta.
Termasuk memberikan bantuan sembako bagi warga yang sedang isolasi mandiri di rumah masing-masing juga menggunakan dana tersebut.
"Jumlah warga di Desa Mindaka sekitar 4.300 orang, sedangkan untuk jumlah RT ada 27 dan RW ada 4."
"Tentu dengan adanya lomba CTPS ini harapannya warga semakin peduli dengan penerapan prokes sehingga bisa menurunkan resiko penulran Covid-19."
"Alhamdulillah warga sangat antusias dan mematuhi," Jelas Agus.
Masih di lokasi yang sama, Camat Tarub, Sumiyati menambahkan, dengan adanya lomba tempat cuci tangan di tiap rumah selain untuk mengurangi resiko penularan Covid-19 juga meningkatkan kreatifitas warga.