Berita Slawi
Keluarga Ingin ABK Kartoyo Segera Bisa Pulang ke Tegal, Daryuni: Saya Sering Nangis Kepikiran Dia
Keluarga Ingin ABK Kartoyo Segera Bisa Pulang ke Tegal, Daryuni: Saya Sering Nangis Kepikiran Dia
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: yayan isro roziki
Dijelaskan, sebelum pergi melaut, Kartoyo pernah bekerja ikut orang berjualan baju di Jakarta.
Namun karena ada suatu hal akhirnya Kartoyo memutuskan mencari pekerjaan lain dan akhirnya menjadi ABK kapal kurang lebih 8 bulan ini.
Ia bekerja diusia muda karena ingin membantu perekonomian sang ibu, disamping itu juga ingin memenuhi kebutuhannya sendiri dan mencari banyak pengalaman.
"Kartoyo anaknya baik, penurut, dan sangat sayang sama ibu nya. Karena kan kebetulan bapaknya sudah tidak ada lama, jadi sangat dekat dengan ibunya bahkan kalau tidur juga berdua dan suka mengusap-usap, mencium wajah ibunya."
"Kadang juga memijat kaki sang ibu, intinya dia baik ke semua orang," urai Sukriyah.
Sempat ditanya mengenai kronologi kejadian yang menimpanya, Kartoyo mengatakan kapal yang ia tumpangi bersama 7 orang awak lainnya bernama IMB 6 Maju Bersama 6 tersenggol di bagian samping, yang mengakibatkan kapal oleng dan terbalik namun kondisinya tidak sampai hancur.
Akibatnya para awak kapal menyelamatkan diri dengan meloncat ke laut, namun nahas yang berhasil ditemukan dan selamat baru Kartoyo saja.
Kartoyo terselamatkan karena ia menggunakan semacam gabus untuk menampa tubuhnya dan terombang-ambing selama 15 hari.
Dengan sisa tenaga yang ada Kartoyo selalu melambaikan tangannya dan mengucapkan "tolong, tolong," berharap ada warga sekitar atau nelayan yang melihat sehingga bisa menolongnya.
Hingga akhirnya upaya yang ia lakukan berhasil dan lambaian tangannya terlihat oleh warga yang sedang memancing di area Kartoyo mengambang.
Ia pun langsung ditolong dan dibawa ke rumah warga terdekat selanjutnya dibawa ke puskesmas setempat.
Saat ditemukan, Kartoyo tidak mengenakan pakaian sama sekali (telanjang).
Ia hanya mengenakan topi saja, wajah menghitam atau gosong karena terkena sinar matahari, dan lemas karena tidak makan sama sekali selama 15 hari, kepanasan, kehujanan, serta kedinginan.
"Jadi kapal yang saya tumpangi tertabrak di bagian sampingnya oleh kapal Pelni, tidak sampai hancur tapi terbalik dan akhirnya saya dan yang lain loncat ke laut untuk menyelamatkan diri."
"Di kapal ada 8 orang termasuk saya, ya penginnya bisa segera pulang tapi ya gatau harus menunggu berapa lama," tutur Kartoyo.
Saat diminta bercerita mengenai kondisinya saat terombang-ambing di laut selama 15 hari dan sampai selamat, Kartoyo hanya tersenyum dan enggan bercerita banyak.
Bukan karena trauma tapi ia hanya merasa masih enggan dan susah untuk bercerita.