Bisnis dan Keuangan
Cerita Idris Tinggalkan Profesi Konsultan Pajak Demi Porang, Tak Sampai 2 Tahun Hasilkan Rp3 Miliar
Cerita Idris Tinggalkan Profesi Konsultan Pajak Demi Porang, Tak Sampai 2 Tahun Hasilkan Rp3 Miliar. porang hasil rp3 miliar kurang dari 2 tahun
Pihaknya sudah bekerja sama dengan Porang Sleman Boy setelah sebelumnya ia berkeliling di Jawa untuk melihat penanaman porang, menemui ahli porang yang memiliki banyak pola pengembangan.
Namun, dia menemukan hal yang berbeda pada Porang Sleman Boy karena Idris Tampubolon bekerja sama dengan peneliti.
"Penelitian porang ini paling banyak di UGM. Jadi yang dikembangkan Pak Idris ini disuport para peneliti, dan setelah itu hasil dari pengembangannya sangat signifikan sehingga menjanjikan," katanya.
Dijelaskannya, dengan diterapkannya porang di Sumut, bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat di Sumut.
Dengan modal Rp12 juta saja dan lahan 400 meter persegi, tanaman porang bisa menghasilkan Rp120 juta untuk petani profesional.
Sementara untuk petani pemula bisa menghasilkan Rp40 hingga Rp50 juta.
Menurut Idris, hal itu sudah dapat mengubah taraf hidup masyarakat.
"Dari para pengamat ekonomi, Indonesia, porang adalah bisnis jangkap panjang, bukan musiman karena 80 persen untuk pangan, dan pangan untuk masa depan."
"Secara kebetulan porang hanya bisa dikembangkan di Asia Tenggara. Jepang, untuk budidaya ini cost-nya tinggi."
"Begitu juga dengan China. Ini anugerah untuk Indonesia karena bisa tumbuh subur," katanya.
Bibit masih didatangkan dari Jawa
Dijelaskannya, mengenai ketersediaan bibit porang, untuk saat ini Sumut masih harus mendatangkannya dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Di dua provinsi itu, kata dia, lahan penanaman porang sudah mencapai ribuan hektar.
Sedangkan Sumatera Utara masih sekitar 300 hektar dan baru dimulai satu-dua tahun terakhir.
Sumut, kata dia, akan memiliki ketersediaan bibit pada tiga-empat tahun mendatang.
Menurutnya, saat ini sudah ada lebih dari 3 hektar lahan yang sudah siap ditanami porang, dan 4,9 hektar lagi akan mulai ditanami porang pada September mendatang. (*)