Berita Semarang
Libur Lebaran, Pengunjung Wisata Goa Kreo Semarang Turun 70 Persen, Mamit: Hanya 350 Pengunjung
Libur Lebaran, Pengunjung Wisata Goa Kreo Semarang Turun 70 Persen, Mamit: Hanya 350 Pengunjung
Penulis: Saiful Masum | Editor: yayan isro roziki
Penulis: Saiful Masum
TRIBUNPANTURA.COM, SEMARANG - Pandemi Covid-19 hingga kini masih menghantui para pengelola destinasi wisata.
Tak terkecuali saat momen libur Lebaran Idulfitri 1442H yang seharusnya menjadi masa panen pengelola dan pedagang meraup omzet yang tinggi.
Di tempat wisata Goa Kreo Kota Semarang, pengunjung saat momen libur Lebaran kali ini turun drastis hingga 70 persen.
Selain masih dalam suasana pandemi Covid-19, pihak pengelola memprediksi adanya penyekatan mudik dari luar daerah yang berimbas pada tingkat pengunjung dari luar Kota Semarang.
Praktis pengelola wisata hanya mengandalkan kunjungan dari masyarakat di wilayah Kota Semarang dan sekitarnya saja.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Goa Kreo, Mamit Sumitra mengakui bahwa pandemi dan penyekatan mudik berpengaruh pada tingkat kunjungan wisata.
Katanya, libur Lebaran kali ini tak seperti libur Lebaran 2 tahun lalu yang bisa panen pengunjung setiap harinya.
Mamit menjelaskan, sebelum pandemi Covid-19, satu pekan libur Lebaran Idulfitri bisa menyerap 10.000 -15.000 pengunjung. Di mana setiap harinya bisa menjual 2.000 - 3.000 tiket.
Dengan segala pembatasan dan kondisi yang ada, pihaknya menarget hanya 300-600 pengunjung setiap hari berwisata di Goa Kreo.
Dengan target satu pekan libur Lebaran menyerap 3.500 pengunjung saja.
"Tahun kemarin 2020 libur Lebaran, tempat wisata tutup. Ini baru pertama kali Lebaran buka di tengah pandemi Covid-19, sangat terasa pengaruhnya."
"Padahal seharusnya momen ini menjadi panen pengelola wisata dan para pedagang kaki lima (PKL)," terangnya, Jumat (14/5/2021).
Lebih lanjut, pihak pengelola sudah siap dengan segala protokol kesehatannya untuk memastikan kesehatan pengunjung saat berwisata.
Hal itu dinilai belum cukup karena daya minat masyarakat belum kembali sepenuhnya.
Kata Mamit, masyarakat dimungkinkan masih pikir dua kali untuk berwisata di tengah pandemi corona. Meskipun sudah dilakukan pembatasan kapasitas dan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Pada hari pertama libur Lebaran kemarin, Mamit menyebut hanya 350 pengunjung yang berwisata di Goa Kreo.
Ia memprediksi akan ada peningkatan meski sedikit di 6 hari selanjutnya.
Pihaknya pun hanya mengandalkan wisatawan lokal Kota Semarang di tengah banyaknya destinasi wisata pilihan yang juga representatif.
Meskipun, wisatawan dari luar daerah tetap diperbolehkan berwisata di Goa Kreo dengan mengikuti protokol kesehatan yang sama.
"Kami pengelola selalu siap dengan protokol kesehatannya. Kita sediakan juga masker, karena pengunjung wajib pakai masker."
"Cuma yang saya lihat dari kemarin sampai hari ini hanya pengunjung lokalan saja. Ya kita hanya bisa mengandalkan itu," ucapnya.
Dalam kondisi normal, lanjutnya, Goa Kreo bisa menampung sampai 1.000 orang dalam satu waktu.
Khusus di tengah pandemi ini, pihak pengelola membatasi jumlah pengunjung maksimal 500 orang dalam waktu bersamaan.
Dengan itu, petugas akan memberhentikan pengunjung yang hendak masuk apabila jumlah orang yang berada di dalam tempat wisata sudah cukup ramai.
Dengan tujuan agar tidak menimbulkan kerumunan yang berpotensi menjadi tempat penyebaran Covid-19.
"Kkta memang diminta oleh pihak pemerintah daerah agar menutup pintu masuk apabila sudah penuh. Namun, tetap lihat situasi dan kondisinya di dalam," ujarnya.
Di sisi lain, menurunnya tingkat kunjungan juga dipengaruhi gagalnya sejumlah kegiatan di tempat wisata.
Kata Mamit, Goa Kreo yang memiliki daya tarik view waduk, goa tua, jembatan merah, dan monyet ekor panjang ini seharusnya ditambah live musik dan atraksi pemberian pakan monyet ekor panjang (Panjat Pinang) selama sepekan libur Lebaran.
Hanya saja, kegiatan yang sudah dirancang terpaksa diurungkan belum mendapatkan izin karena berpotensi mendatangkan kerumunan.
Pihaknya pun kini hanya sekadar membuka tempat wisata dan mengawasi protokol kesehatannya dari pintu masuk hingga beberapa titik yang berpotensi terjadi kerumunan pengunjung.
"Satu pekan sebelum lebaran kemarin malah sepi sekali. Kita harap semoga nanti ada peningkatan," harapnya.
Seorang pengunjung, Amelia Kumalasari mengatakan, sepinya tempat wisata justru melegakan hatinya saat berkunjung di Goa Kreo.
Ia mengaku sempat bingung ketika hendak berwisata saat momen libur Lebaran kali ini.
Katanya, dirinya masih takut apabila terjadi kerumunan banyak orang di tempat wisata dengan bahaya tertular Covid-19.
"Sebenarnya bersyukur ya karena tempat wisata sudah boleh buka pada Lebaran ini. Tetapi tetap juga takut, di samping ingin juga berwisata."
"Makanya kalau tempat wisatanya sepi sebenarnya menguntungkan pengunjugnya juga, lebih nyaman dan tidak was-was," katanya.
Ameli yang datang bersama keluarganya itu berharap pandemi Covid-19 segera berakhir sehingga aktifitas masyarakat bisa kembali seperti semula. (Sam)