Penanganan Corona

Banyak Pasien Bergejala Datang ke Rumah Isolasi di Semarang, Kadinkes Prediksi Varian Baru Sudah Ada

Kasus Covid-19 di Kota Semarang tengah mengalami peningkatan. Peningkatan juga diimbangi dengan banyaknya pasien Covid-19 yang bergejala.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Rival Almanaf
Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Ilustrasi Virus Corona atau Covid-19 

TRIBUNPANTURA.COM, SEMARANG - Kasus Covid-19 di Kota Semarang tengah mengalami peningkatan. Peningkatan juga diimbangi dengan banyaknya pasien Covid-19 yang bergejala.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, dalam satu hingga dua pekan terakhir ini, cukup banyak pasien bergejala datang ke tempat isolasi rumah dinas wali kota.

Meskipun gejala yang dialami pasien tergolong gejala ringan, namun jumlahnya cukup banyak jika dibanding beberapa bulan lalu sebelum.

Baca juga: Dalam Sehari 73 Orang Terpapar Covid-19 di Kabupaten Tegal

Baca juga: Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Positif Covid: Penularannya Lebih Cepat

Baca juga: Musim Kemarau Tapi Hujan Tetap Terjadi di Tegal Raya, Ini Penjelasan BMKG

"Kemarin-kemarin banyak yang orang tanpa gejala (OTG), tapi sekarang justru banyak yang bergejala, walaupun ringan," papar Hakam, Kamis (24/6/2021).

Menurut Hakam, banyaknya pasien yang bergejala tidak menutup kemungkinan karena adanya varian baru Covid-19. 

Namun demikian, dia belum dapat menyimpulkan hal tersebut.

Pihaknya masih menunggu hasil proses whole genum sequencing (WGS) yang dilakukan oleh Universitas Gajah Mada (UGM).

WGS sendiri merupakan upaya untuk memetakan varian Covid-19.

"Masih ada mungkin (varian baru). Setiap hari virus berkembang luar biasa. Tapi, kami belum tahu, WGS kami belum jadi. Kami minta jadi prioritas. Mudah-mudahan ketahuan varian apa yang ada di Semarang," ujarnya.

Hakam melanjutkan, Dinkes Kota Semarang sendiri telah mengirim sekitar 10 hingga 20 sampel kepada UGM.

Sampel yang dikirimkan merupakan sampel yang memiliki indikasi munculnya varian baru Covid-19.

Pihaknya mengirim diantaranya sampel pasien yang memiliki CT rendah, sampel pasien dengan komorbid, dan sampel pasien yang sudah dilakukan vaksin namun masih terpapar.

Melihat cukup banyak sampel yang masuk ke UGM, dia memperkirakan hasil WGS sekitar dua hingga tiga bulan. Pihaknya akan kembali berkomunikasi dengan pihak UGM untuk diupayakan secara cepat agar pemerintah dapat melakukan antisipasi.

"Nanti coba saya tanyakan sama teman-teman UGM kira-kira bisa dicepatkan atau tidak untuk antisipasi," ucapnya.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, varian baru maupun varian lama Covid-19 sama-sama berbahaya. Dia meminta masyarakat menunda kegiatan yang mengharuskan pergi ke wilayah zona merah. Kegiatan bisa dialihkan melalui pertemuan virtual. Dia juga berpesan kepada masyarakat agar membatasi kegiatan luar kota yang tidak begitu urgen atau penting.

Halaman
12
Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved