Berita Jateng

Kapolda Tutup 27 Exit Tol di Seluruh Jateng, Ganjar Mendukung, Ini yang Perlu Diantisipasi

Kapolda Tutup 27 Exit Tol di Seluruh Jateng, Ganjar Mendukung, Ini Hal yang Perlu Diantisipasi

Tribunpantura.com/Saiful Masum
Operasi penyekatan PPKM darurat di exit tol Kaliwungu, Senin (5/7/2021) malam. Petugas amankan 516 botol ciu dan 4 warga negara asing. 

Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, mengatakan polisi --berdasarkan kesepakatan Forkopimda-- akan menutup 27 exit tol yang tersebar di seluruh Jawa Tengah. Ganjar mendukung langkah ini. Namun, menurutnya, ada hal-hal yang perlu diperhatikan dan diantisipasi.

TRIBUNPANTURA.COM, SEMARANG - Jajaran Forum Komunikasi Kepala Daerah (Forkompinda) bersepakat untuk menutup semua pintu exit tol di seluruh wilayah Jawa Tengah (Jateng), di tengah berlangsugnya PPKM darurat.

Hal ini disampaikan Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi.

Dituturkan, total terdapat 27 exit tol di Jateng yang akan ditutup mulai Jumat (16/7/2021) esok.

Ia mengatakan penutupan seluruh pintu exit tol merupakan hasil rapat koordinasi Polda Jateng dengan  stakeholeder lintas sektoral. 

Penutupan pintu exit tol akan dilaksanakan pada Jumat esok hingga Kamis (22/7/2021).

"Karena Jawa Tengah merupakan episentrum central gravity masyarakat melaksanakan mudik saat Sabtu-Minggu, maupun hari libur nasional (Iduladha)," jelasnya, Selasa (13/7/2021).

Menurutnya ada 27 pintu exit tol yang akan ditutup. Selain di jalan tol pengetatan juga dilaksanakan di 224 cek point. 

"Hal ini bertujuan untuk mengurangi kegiatan mobilitas masyarakat," ujar dia.

Ia mengatakan pengetatan dikecualikan bagi masyarakat yang bekerja di sektor esensial maupun kritikal. 

Namun mereka harus menunjukan administrasi yang telah ditentukan di dalam surat edaran Mendagri Nomor 15 tahun 2021.

"Kami meminta agar rekan-rekan media dapat menyosialisasikan."

"Agar masyarakat yang menuju wilayah kita dapat diperketat," tandasnya.

Dukungan Ganjar

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendukung penutupan seluruh exit tol di Jawa Tengah pada 16-22 Juli mendatang.

Keputusan ini, kata Ganjar, dilaporkan Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi untuk menekan pergerakan selama PPKM Darurat. Ganjar menitipkan dua pesan pada Kapolda.

"Pak Kapolda kemarin sudah lapor ke saya untuk melakukan pengetatan-pengetatan itu."

"Namun saya minta perhitungan dua hal. Satu, kalau itu ditutup kira-kira mereka akan tidak berangkat, dia tetep stay atau tetap pergi," kata Ganjar, dalam rilisnya, Selasa (13/7/2021).

Ganjar mengatakan, jika masyarakat tetap diperbolehkan pergi maka akan mencari jalan lain.

Soal ini pun dirinya mendapat komplain dari Kabupaten Grobogan yang merupakan jalur alternatif.

"Ini yang musti diantisipasi, kalau ini ditutup mereka lewat mana. Ini yang musti kita perhatikan," ujarnya.

Ganjar menegaskan jika pengetatan ini bukan upaya lockdown Jawa Tengah. Kebijakan ini sepenuhnya pengetatan untuk mengurangi mobilitas.

Sebab trasportasi dari sektor esensial seperti obat-obatan hingga logistik masih bisa bergerak.

"Karena faktanya ini peningkatannya masih tinggi, faktanya ini variannya kok ya kita sudah tahu delta, terus kemudian kok faktanya orang masih cuek."

"Padahal kalau kita tahu kita ngurus oksigen saja udah kaya begini," jelasnya.

Hal lain yang perlu diperhatikan, lanjut Ganjar, adalah tren mematikan lampu di waktu malam hari.

Langkah itu memang terbukti cukup mampu mendorong masyarakat untuk tidak pergi dan mengurangi pergerakan.

"Cuman saya minta juga perhatian ketika ada yang ngawal ada yang jaga agar tidak terjadi kejahatan atau kecelakaan. Itu dua hal yang saya minta kepada kawan-kawan," ujarnya.

Di sisi lain, Ganjar berharap masyarakat mendukung upaya pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19. Apalagi, Covid-19 varian delta sudah ditemukan di beberapa wilayah Jateng.

"Maka tolong masyarakat, toloong betul kalau anda tidak bergerak insyaallah anda akan terlindungi. kalau anda terlindungi anda tidak akan pergi ke rumah sakit."

"Kalau semua tidak terlindungi dan sakit akhirnya pergi ke rumah sakit maka rumah sakit juga penuh dan nanti orang akan marah-marah soal ambulans, soal tempat tidur, oksigen dan semua marah," tandasnya. (rtp/nal)

Sumber: Tribun Pantura
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved