Berita Ungaran
Kericuhan di RSUD Ambarawa Selesai Secara Kekeluargaan, Tak Diproses Hukum, PPNI: Miskomunikasi
Kericuhan di RSUD Ambarawa Selesai Secara Kekeluargaan, Tak Diproses Hukum, PPNI Kabupaten Semarang: karena Miskomunikasi
Penulis: M Nafiul Haris | Editor: yayan isro roziki
Peristiwa kericuhan antara keluarga pasien Covid-19 dan nakes di RSUD Ambarawa diselesaikan secara kekeluargaan, tak berlanjut ke proses hukum. Pengurus PPNI Kabupaten Semarang menilai kericuhan terjadi karena adanya miskomunikasi.
TRIBUNPANTURA.COM, UNGARAN - Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Semarang angkat bicara ihwal kejadian dugaan penyerangan terhadap tenaga kesehatan (nakes) di RSUD Ambarawa.
Menurut Ipung Purwadi, Divisi Hukum dan Politik PPNI Kabupaten Semarang, kericuhan tersebut terjadi karena miskomunikasi.
Ia mengatakan peristiwa keributan antara keluarga pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dengan perawat, bermula saat anggota keluarga pasien hendak masuk ke ruang pemulasaran jenazah.
"Kejadian pada Jumat 23 Juli sekira pukul 14.30 WIB."
"Saat itu keluarga pasien Covid-19 yang dinyatakan meninggal inisial NAS tiba-tiba ingin masuk dan membawa gunting kemudian dilerai perawat, jadi yang benar, tidak ada penusukan terhadap perawat."
"Tapi, hanya miskomunikasi saudara almarhum yang emosi," terangnya kepada Tribunpantura.com, di RSUD Ambarawa, Kabupaten Semarang, Sabtu (24/7/2021)
Menurut Ipung, soal masalah tersebut baik rumah sakit maupun anggota keluarga telah sepakat menempuh jalan damai kekeluargaan.
Ia menambahkan, NAS yang merasa anggota keluarganya yakni almarhum NH akan diperlakukan tidak sesuai protokol karena terpengaruh informasi hoaks seperti pengambilan atau jual beli organ dalam.
"Karena tidak ada unsur tindak pidana kriminal kami PPNI juga tidak mengajukan tuntutan."
"Yang benar saat itu perawat hanya melerai, luka pada tangan karena menangkis, agar tidak melukai Satpam rumah sakit," katanya
Dia berharap kejadian tersebut menjadi pelajaran bersama semua pihak.
Pasalnya, perawat maupun nakes lain ditengah situasi pandemi Covid-19 merupakan garda terdepan.
Bahkan lanjutnya, nyawa mereka setiap hari seolah telah diserahkan karena beraktivitas satu ruangan dengan pasien Covid-19.
"Maka sekarang agar saling menghargai dan menghormati supaya kejadian ini tidak terulang."
"Saya yakin semua perawat maupun nakes lainnya bekerja secara profesional," ujarnya
Kepala Bagian Tata Usaha RSUD Ambarawa, Ganti Sumiati, menyampaikan pihak direksi rumah sakit bersama anggota keluarga pasien telah saling memaafkan dan sepakat mengakhiri kegaduhan yang terjadi.
Sumiati memastikan tidak akan melanjutkan kasus tersebut ke ranah hukum.