Berita Slawi

Nikmati Manis dan Gurihnya Kue Cucur Khas Tegal

Bagi anda penikmat jajanan tradisional khususnya di wilayah Kabupaten Tegal pasti tidak asing dengan kue cucur, jajanan yang memiliki cita rasa manis

Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: muh radlis
TRIBUN PANTURA/DESTA LEILA KARTIKA
Taryuni, saat sedang membuat jajanan tradisional khas Tegal kue cucur di rumahnya yang beralamat di RT 15 RW 06, Kelurahan Slawi Wetan, Kabupaten Tegal, Senin (26/7/2021) dini hari. 

TRIBUNPANTURA.COM, SLAWI - Bagi anda penikmat jajanan tradisional khususnya di wilayah Kabupaten Tegal pasti tidak asing dengan kue cucur, jajanan yang memiliki cita rasa manis dan gurih secara bersamaan ini cukup diminati masyarakat bahkan sampai sekarang.

Meski tergolong jajanan yang langka karena sudah jarang yang menjual, namun di Kabupaten Tegal terdapat sentra pembuat jajanan tradisional atau yang lebih dikenal dengan nama Jajanan Teles (Jales).

Lokasinya berada di RT 15 RW 06, Kelurahan Slawi Wetan, Kabupaten Tegal.

Warga disana mayoritas berprofesi sebagai pembuat makanan tradisional khas Tegal salah satunya kue cucur ini.

Tribunjateng.com berhasil menemui dua orang pembuat kue cucur yang masih eksis sampai sekarang yaitu Taryuni dan Karoso.

Menceritakan pengalamannya, Taryuni membuat dan memasarkan kue cucur sudah sekitar 13 tahun.

Berbekal dari pengalamannya yang sudah cukup lama, pada proses produksi kue cucur kendala yang biasa ditemui seperti adonan yang tidak pas bisa gula, tepung, dan lain-lain.

"Kue cucur di daerah lain mungkin juga ada, tapi kalau yang saya buat ini lebih menonjol rasa manis dan gurihnya. Karena kan saya pakai gula pasir dan gula merah (gula jawa) juga. Selain itu saat menggoreng juga ada teknik nya, takaran harus pas supaya ukuran sama tidak terlalu besar dan kecil, selain itu untuk membuat bentuk "keriting" pada bagian pinggir kue juga ada tekniknya. Di Tegal termasuk jajanan yang sudah langka, tapi ya peminat nya masih banyak," jelas Taryuni, pada Tribunjateng.com, Senin (26/7/2021). 

Dalam proses membuat kue cucur tidak membutuhkan waktu yang lama, setelah adonan tepung beras, terigu, gula pasir, gula merah, dan lain-lain tercampur, kemudian digoreng menggunakan alat bantu bisa cetakan agar-agar ataupun gelas kecil. 

Setelahnya digoreng dengan api sedang, setelah hampir matang secara keseluruhan dibalik terlebih dahulu sampai kematangan merata. 

Kurang dari 15 menit kue cucur sudah matang dan siap dipasrkan atau disajikan. 

"Kalau saya punya wajan atau tempat khusus untuk menggoreng cucur dan harus pakai itu tidak boleh ganti-ganti. Karena ketika menggunakan wajan lain nantinya lengket dan malah merusak bentuk," katanya. 

Taryuni mengaku awalnya ia belajar membuat cucur dari sang mertua yang juga berjualan jajanan tradisional. Setelah mendapat resep dan cara membuat kue cucur yang pas akhirnya ia memutuskan untuk memproduksi sendiri kemudian memasarkannya. 

Setelahnya ia mengembangkan kemampuan dan membuat jajanan jenis lain yaitu kue dadar gulung. 

Bahkan anak-anaknya pun mengikuti jejak nya, bisa membuat jajanan tradisional kemudian memasarkan. 

"Saat ini harga jual cucur per buah Rp 800, nanti setelah sampai di penjualnya biasanya harga jadi Rp 900 - Rp 1.000 per buah. Sedangkan kalau saat ini rata-rata pesanan cucur di saya puluhan sampai ratusan per hari, kalau dulu bisa sampai ribuan per hari," ungkapnya.

Di lokasi berbeda, Pembuat jajanan tradisional kue cucur, Karoso mengatakan, ia mewarisi membuat dan menjual kue cucur dari sang nenek alias resep turun temurun. Jadi sudah cukup lama bahkan saat Karoso masih kecil. 

Sedangkan untuk harga jual kue cucur miliknya Rp 800 per biji, nantinya pedagang menjual dengan harga Rp 900, dan kalau di warung berbeda lagi. 

"Saat ini saya menerima pesanan rata-rata 150-200 kue cucur per hari. Biasanya pelanggan saya penjual jajanan di pasar kadang juga per orangan, ya masih di area Tegal dan sekitarnya," ujar Karoso.

Dikatakan, Karoso memulai proses produksi kue cucur mulai dini hari sampai subuh. 

Hal ini dilakukan supaya kue cucur miliknya masih terasa hangat, fresh, saat dijual ke pedagang atau pembeli lainnya.

"Saya mendapat resep membuat cucur dari nenek, kemudian turun ke ibu, dan sekarang turun ke saya. Ya meski termasuk jajan jadul dan saat ini jarang yang jual, tapi peminatnya masih cukup lumayan. Khas nya ada di rasa manis, gurih, dan empuk nya. Ditambah ada tekstur sedikit lebih lembut di bagian tengah dan kering di bagian pinggir-pinggirnya. Kunci ada disitu, kalau yang belum terbiasa memang lumayan susah membuat bagian pinggirnya itu," pungkasnya. (dta)

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved