Berita Slawi
Hari Pertama Pembukaan Objek Wisata Guci Sepi Pengunjung, Wisatawan Hanya 10 Persen dari Kuota
Hari Pertama Pembukaan Objek Wisata Guci, Sepi pengunjung. Dikunjungi 100-an Wisatawan: Hanya 10 Persen dari Kuota
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: yayan isro roziki
TRIBUNPANTURA.COM, SLAWI - Hari pertama simulasi pembukaan objek wisata Guci, Kabupaten Tegal, Rabu (1/9/2021), cukup sepi pengunjung, tidak seramai yang diperkirakan sebelumnya.
Dari kuota 1.000 orang, wisatawan yang berkunjung hanya sekitar 100-an orang atau sekitar 10 persen dari kuota.
DIketahui, Daya Tarik Wisata (DTW) Guci, diizinkan kembali buka secara terbatas dan dengan menerapakan persyaratan yang ketat.
Adapun pembukaan DTW Guci tertuang dalam surat rekomendasi Satgas Covid-19 Kabupaten Tegal nomor 420/30/323 tanggal 31 Agustus 2021 yang ditandatangani oleh Bupati Tegal Umi Azizah, cum Ketua Satgas Covid-19 Kabupaten Tegal.
Tribunpantura.com, memantau langsung suasana di area wisata Guci pada hari pertama kembali dibuka.
Sejak pagi sampai sekitar pukul 16.00 WIB, pengunjung terlihat berdatangan namun belum terlalu ramai seperti biasanya.
Kendaraan didominasi sepeda motor dan mobil pribadi.
Pengunjung pun kebanyakan warga lokal Kabupaten Tegal dan sekitarnya, misalnya Pemalang dan Brebes.
Nampak juga kendaraan berpelat nomor luar kota. Di antaranya pelat nomor Semarang dan Jakarta, namun hanya beberapa saja tidak terlalu banyak.
Ditemui di lokasi saat sedang melakukan pantauan, Kepala Dinas Pariwisata dan Pemuda Olahraga Kabupaten Tegal Saidno mengatakan, jika tahap awal wisata Guci dibuka selama enam hari yaitu mulai tanggal 1 sampai 6 September 2021.
Nantinya tanggal 7 September atau hari Selasa, wisata kembali ditutup sehari untuk dilakukan penyemprotan disinfektan sekaligus evaluasi bersama Satgas Covid-19 Kabupaten Tegal.
Nantinya, lanjut Saidno, evaluasi inilah yang menentukan apakah bisa lanjut dibuka atau bagaimana.
"Sesuai hasil pantauan saya tadi, jumlah pengunjung memang masih sangat sedikit yaitu kisaran 100 - 120 orang saja."
"Sedangkan kuota yang kami perbolehkan yaitu 1.000 pengunjung."
"Tapi ya namanya bertahap, jadi kemungkinan selanjutnya jumlah pengunjung bisa bertambah, terpenting semuanya wajib menaati protokol kesehatan," jelas Saidno, pada Tribunpantura.com, Rabu (1/9/2021).
Saidno tidak menampik jika selama pemantuan, ia masih menemukan beberapa orang yang melakukan pelanggaran protokol kesehatan tidak mengenakan masker, bukan dari pengunjung atau petugas melainkan didominasi oleh warga setempat.
Saat ditanya, warga memberikan alibi berbeda-beda, ada yang lupa tidak membawa, ada yang berasalan hanya pergi sebentar ke depan, dan lain sebagainya.