Berita Jateng
Warga Krajankulon Kabupaten Kendal Keluhkan Sungai Desa Penuh Sampah
Warga Desa Krajankulon, tepatnya Kampung Pesantren dan Kampung Pandean Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal mengeluhkan kondisi Sungai
Penulis: Saiful Masum | Editor: muh radlis
TRIBUNPANTURA.COM, KENDAL - Warga Desa Krajankulon, tepatnya Kampung Pesantren dan Kampung Pandean Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal mengeluhkan kondisi Sungai Sarean yang kotor dengan sampah setiap hari.
Menurut keterangan warga sekitar, sampah yang berada di dasar sungai tidak berasal dari limbah keluarga warga sekitar.
Warga juga tidak mengetahui pasti asal sampah yang mencemari Sungai Sarean hingga menyebabkan bau dan terlihat kotor.
Warga Kampung Pesantren, Murdiyanto (44) menjelaskan, banyaknya sampah memenuhi Sungai Sarean hampir setiap hari.
Selain menyebabkan kondisi lingkungan menjadi kumuh, juga berdampak pada udara yang kurang sehat.
Selain itu, sampah yang tercecar di sungai jika dibiarkan bisa menyebabkan banjir ketika musim penghujan tiba.
Warga sekitar pun sudah menanggulanginya dengan kerja bakti sepekan sekali, namun belum bisa menjadi solusi konkrit.
Sampah terus datang dan membusuk di aliran sungai yang tersendat hingga mengakibatkan bau tak sedap.
"Warga kami tidak buang sampah ke sungai.
Setiap rumah sudah ada bak sampahnya, nanti ada yang ambil, warga membayar jasanya," terangnya, Kamis (2/9/2021).
Murdiyanto menyayangkan aliran sungai yang bersumber dari Kaliaji ini tidak lancar setiap hari karena terbatas jadwal pengairan sepekan sekali.
Kondisi itu menyebabkan sampah-sampah yang ikut terlarut aliran sungai berhenti di badan sungai dan membusuk sehingga menimbulkan bau menyengat.
Ia berharap, pemerintah setempat melalui dinas terkait memberikan solusi agar aliran sungai yang melintas di Desa Krajankulon bisa lancar dan bersih kembali.
Ketua RT 2 RW 5, Nanang Hakim (45) menambahkan, untuk membuat Sungai Sarean sepanjang 1 kilometer di Kampung Pesantren menjadi bersih, warga harus memanggil tukang bersih-bersih sungai setahun sekali dengan anggaran swadaya.
"Kalau mau bersih benar-benar bersih, kita panggil tukang. Kalau warga sebatas bersih-bersih sekitar sungai.
Karena itu (sungai) kotor sekali, sampahnya juga banyak, aliran air berhenti, lumpurnya juga banyak," ujarnya.
Menurut Nanang, ketika sampah dan lumpur diangkat, aliran air tetap tidak akan lancar selagi bagian sungai di wilayah dusun atau desa yang lain tetap dibiarkan.
Pihaknya membutuhkan campur tangan dinas terkait agar bisa mengontrol normalisasi sungai menyeluruh secara berkala.
"Kondisi ini dulu sudah kami sampaikan ke pihak desa. Belum ada solusi.
Kami juga berharap aliran sungai ini lancar agar sungainya bersih," tutur Nanang.
Ketua RT 3 RW 6 Kampung Pandean Desa Krajankulon, Nurul Mujib menyampaikan, aliran sungai yang lancar bisa membuat kondisi sungai bersih tanpa sampah.
Meskipun nantinya sampah akan menumpuk di ujung sungai jika tidak disaring sejak awal.
Ia berencana akan bergotong royong dengan warga Kampung Pesantren dan sekitarnya untuk memasang jaring sampah di tiap batas kampung agar tidak terbawa ke hilir sungai.
"Kalau hujan banyak sampah, air sungai bisa meluap. Kita butuh langkah konkrit dari pemerintah untuk membantu warganya. Jika dibiarkan, lingkungan jadi kumuh," terangnya.