Kriminal dan Hukum

Ditendang Begal, Sayyid Tewas di Depan Balai Kota Semarang, 2 Pelaku Ditangkap 18 Jam Kemudian

Detik-detik Sayyid Tewas Ditendang Begal sadis di Depan Balai Kota Semarang, 2 Pelaku Ditangkap 18 Jam Kemudian

Tribunpantura.com/Hermawan Handaka
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar, saat gelar kasus begal yang terjadi di Jalan Pemuda Kota Semarang terjadi pada Minggu 5 September 2021 pukul 03.00 WIB. Gelar perkara dilaksanakan di Mapolrestabes Semarang, Senin (6/9/21). Kombes Pol Irwan Anwar mengintrogasi tersangka Adi Pratama. 

Sayyid Bintang (20), tewas tersungkur menghantam trotoar di depan Balai Kota Semarang, setelah motor yang ia kendarai bersama temannya ditendang begal sadis, pada Minggu ((5/9/2021) dini hari. Dua di antara tiga begal ditangkap polisi 18 jam kemudian.

TRIBUNPANTURA.COM, SEMARANG - Tidak membutuhkan waktu lama Unit Resmob Polrestabes Semarang menangkap pelaku pembegalan yang beraksi di Jalan Pemuda, Kecamatan Semarang Tengah, tepatnya di depan Bala Kota Semarang, pada Minggu (5/9/2021) dini hari.

Ada dua korban pembegalan pada kejadian tersebut yakni Sayyid Bintang (20) warga Manyaran, dan Slamet Riyadi (19) warga Semarang Selatan.

Sementara pada kejadian tersebut ada tiga pelaku begal.

Dua di antaranya telah tertangkap yakni Adhi Pratama (27) seorang residivis warga Sarirejo Semarang Timur, dan M Haidar (22) warga Purwosari Semarang Utara.

Namun satu pelaku berinisial AS masih berstatus buron.

Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan pada rekaman CCTV di jalan Pemuda sekitar pukul 03.41, ketiga pelaku ini membuntuti korban Sayyid Bintang, dan Slamet Riyadi yang sedang berboncengan. 

Tiba-tiba tiga pelaku yang menggunakan  dua sepeda motor memepet dan menendang kendaraan korban sehingga menabrak trotoar jalan.

"Pada rekaman CCTV tersebut korban telah tergeletak. Kemudian tiga pelaku berbalik arah dan mengambil barang milik korban," jelasnya saat konfrensi pers di Mapolrestabes Semarang, Senin (6/9).

Menurut Irwan, pada kasus tersebut ada dua pelaku yang tertangkap.

Satu tersangka lagi saat ini masih dalam tahap pengejaran.

"Pada penanganan kasus tersebut terdapat sinergitas penanganan pengelolaan Tempat Kejadian Perkara (TKP) dengan cepat," ujar dia.

Irwan mengatakan saat melakukan pengungkapan, polisi mendapatkan informasi dari petugas piket Kodim 0733/BS dan petunjuk rekaman CCTV Diskominfo Kota Semarang. 

Tidak hanya itu, kasus tersebut juga langsung ditangani Tim Elang Hebat Semarang (Tebas) dan Unit Resmob Polrestabes Semarang.

"Dalam waktu 18 jam dua dari tiga pelaku sudah kami amankan," ujarnya.

Irwan mengatakan pelaku Adi Pratama ditangkap tim Resmob Polrestabes Semarang pada Minggu (5/9) pukul 18.30 di Lemah Gempal.

Pada hari yang sama pelaku M Haidar ditangkap di Bong Lama 20.30.

"Tersangka Adhi Pratama merupakan residivis dan telah menjalani dua kali proses pidana," ujarnya.

Korban meninggal di tempat

Irwan menerangkan  korban Sayyid dan Slamet Riyadi awalnya akan mencari makan di angkringan.

Setelah makan kedua korban hendak pulang.

"Saat hendak pulang korban diikuti tiga pelaku dengan menggunakan dua kendaraan bermotor," ujarnya saat rilis di Polrestabes Semarang.

Namun saat berada di jalan Pemuda, pelaku AS yang saat ini masih buron menendang motor korban.

Kemudian kedua korban tersebut terjatuh.

"Korban bernama Sayyid Bintang meninggal di tempat sementara Slamet Riyadi belum sadarkan diri dan belum dapat dimintai keterangan."

"Pelaku mengambil ponsel milik korban," jelasnya.

Ia menuturkan saat polisi telah mengamankan dua kendaraan Sonic dan Mio Soul yang digunakan pelaku untuk melakukan tindak pidana.

Pelaku dijerat dengan pasal 365 ayat 4 KUHP.

Sementara itu, satu dari dua pelaku yang tertangkap Adhi Pratama merupakan seorang residivis pada kasus sama.

Adhi mengaku kasus pertama yang menjeratnya adalah merampas ponsel anak sekolah.

Dia menjalani hukuman penjara selama 6 bulan.

"Kemudian kasus berikutnya pembegalan Jalan Pemuda yang saat ini sedang proses hukum," kata dia.

Sementara tersangka Haidar mengaku baru pertama kali melakukan tindak pidana.

Sebelum melakukan pembegalan dirinya bersama temannya minum minuman keras terlebih dahulu.

"Saya minum alkohol jenis leci di kampung sebelum membegal," ujar dia.

Walikota Semarang Hendrar Prihadi ingatkan agar pelaku kejahatan tidak beraksi di Kota Semarang.

Pria akrab disapa Hendi menuturkan  pelaku kejahatan agar tidak macam-macam di Kota Semarang.

Sebab Kepolisian bersama stakeholder telah siap melibas aksi kejahatan yang dilakukan oleh pelaku.

"Saya juga wanti-wanti kepada orangtua untuk terus mengawasi anak-anaknya," ujarnya.

Selain itu, kata Hendi, pemerintah kota Semarang juga akan menambah CCTV untuk mengungkap pelaku kejahatan. 

Ia mengatakan pada tahun 2020, Pemerintah Kota Semarang telah menganggarkan tambahan  sebanyak 10.500 CCTV. Namun hal tersebut tertunda karena pandemi covid 19.

"Namun karena pandemi  tahun 2021 baru dilakukan tambahan monitor dan tahun depan  akan ada tambahan 10.500 cctv," tuturnya. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved