Berita Slawi
Ada Panti Jompo Keliling di Kabupaten Tegal Bernama Simbah Sebatangkara, Ini Kegiatan Sosialnya
Berbuat kebaikan bisa melalui beragam cara, seperti hal nya yang dilakukan oleh pasangan suami isteri asal Desa Kalisoka, Kecamatan Dukuhwaru
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: muh radlis
TRIBUNPANTURA.COM, SLAWI - Berbuat kebaikan bisa melalui beragam cara, seperti hal nya yang dilakukan oleh pasangan suami isteri asal Desa Kalisoka, Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal, yang membuat komunitas panti jompo keliling "simbah sebatangkara."
Sesuai namanya, komunitas ini menyasar lansia yang hidup sebatangkara tanpa keluarga atau pun anak.
Nantinya mereka memberikan sembako, bisa juga sejumlah uang, atau pun makanan jadi siap santap sesuai yang diamanahkan oleh para donatur.
Pasangan suami isteri yang mengisiniasi membuat panti jompo keliling yaitu Erinawati (38) dan Edi Sucipto (40).
Tidak sendiri, dalam menyalurkan bantuan kepada lansia mereka juga dibantu oleh relawan yang siap siaga.
Ditemui di rumahnya, Erinawati didampingi sang suami bercerita, mulanya panti jompo keliling yang berdiri sejak tahun 2013 lalu ini meminta bantuan kepada orangtua siswa PAUD Rumah Belajar Sai yang memang dikelola oleh sang suami.
Saat itu bantuan yang diberikan yaitu beras minimal setengah kilogram.
Tak disangka respon semakin baik, hingga akhirnya Erinawati memiliki ide membuat akun sosial media mulai dari tiktok, instagram, dan lain-lain.
Terlebih sejak pandemi Covid-19 melanda para siswa tidak bersekolah, sehingga Erinawati mulai mencari donatur melalui sosial media.
Alhasil banyak yang membantu panti jompo keliling yang ia kelola, baik berupa uang maupun barang-barang termasuk pakaian.
"Cita-cita kami kedepannya ingin memiliki panti jompo sendiri, sehingga semakin banyak yang bisa kami bantu.
Karena semisal ada lansia yang mau ditampung di panti jompo lokasinya jauh di Kabupaten Brebes, oleh karena itu kami berharap ada panti jompo di Kabupaten Tegal," harap Erinawati, pada Tribunjateng.com, Rabu (22/9/2021).
Dijelaskan, donatur yang rutin memberikan bantuan tidak hanya di wilayah Kabupaten Tegal saja tapi luar daerah juga mulai banyak.
Kurang lebih jumlahnya antara 105-110 orang, dengan memberikan bantuan ada yang uang, pakaian, sembako, dan lain-lain.
Bahkan ada yang dari Papua, Kalimantan, Irian, hampir menyebar ke seluruh Indonesia bahkan TKI juga ada yang menyumbang karena kebanyakan mendapat informasi dari sosial media.
“Sampai saat ini kami membantu sekitar 80 nenek sebatangkara yang tersebar di 20 desa Kabupaten Tegal.
Bantuan berupa sembako, uang, baju, dan makanan dari para donatur di seluruh Indonesia.
Biasanya kami membagi setiap hari Jumat, tapi ya menyesuaikan kondisi seperti apa," ujarnya.
Ditemui di kediamannya, ternyata Erinawati, bersama sang suami dan relawan hendak mengantarkan bantuan sembako ke rumah kakak beradik yang sudah renta beralamat di RT 4 RW V, Desa Kalisoka, Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal.
Tinggal hanya berdua di masa tua nya, nenek yang diketahui bernama Tamah (94) dan Ridah (90), terlihat senang dan menyambut dengan ramah kehadiran relawan panti jompo keliling.
Mbah Ridah, meski saat berjalan harus menggunakan bantuan tongkat kayu, namun tak menyurutkan niatnya untuk menyambut dan bercengkrama dengan relawan yang jika dilihat memang sudah akrab satu sama lain.
Keseharian mbah Ridah merawat sang kakak yaitu mbah Tamah yang secara fisik kondisinya sudah jauh lebih lemah dibandingkan diri nya.
Meski begitu, senyuman tak pernah luput dari bibir nya dan raut bahagia tetap terpancar dari wajah renta nya.
"Saya dulu pernah bekerja mengumpulkan gabah, namun karena kondisi kesehatan menurun terutama untuk berjalan, pendengaran, dan masalah penglihatan, akhirnya saya sekarang ini hanya di rumah saja sambil menemani dan mengurus kakak saya," cerita mbah Ridah.
Kondisi rumah yang ditingali kedua nenek ini pun tergolong layak karena tembok terlihat sudah diperbaiki. Setiap harinya ada tetangga di belakang rumah nenek yang selalu memantau kondisi mereka.
Untuk kebutuhan sehari-hari, selain dibantu relawan panti jompo keliling, warga sekitar dan pemerintah desa tempat nenek tinggal juga saling membantu.
Saat ditanya sekarang ini nenek menginginkan apa, dengan tingkah polos nya mbah Tamah mengatakan ia ingin buah mangga karena sudah lama tidak memakan buah.
"Saya ingin buah-buahan seperti mangga dan lainnya, karena sudah lama tidak makan buah segar," tuturnya.
Masih di lokasi yang sama, Kepala Desa Kalisoka Ahmad Dumeri mengungkapkan, mbah Tamah dan Ridah sudah tercatat sebagai penerima bantuan langsung tunai dana desa (BLT DD).
Selain itu juga dapat bantuan dari pemerintah daerah melalui program Jaminan Hidup (Jadup).
Kondisi kedua nenek memang sangat memprihatinkan, karena hanya tinggal berdua dan tidak memiliki anak, suami pun sudah lama meninggal dunia.
Namun, warga di sekitar lokasi sangat tanggap dengan kondisi keduanya, warga acapkali memberikan bantuan termasuk memperbaiki rumahnya.
"Kalau dari desa, setiap ada bantuan seperti bantuan beras, BLT, dan lain-lain untuk jompo dan fakir miskin selalu diutamakan.
Bahkan kami juga membayarkan pajak bumi dan bangunan (pbb) nya juga.
Kami juga mengimbau kepada warga sekitar untuk selalu memantau kondisi nenek," pungkasnya.