Bocah Brebes Telan Koin

Alhamdulillah, Koin Rp1.000 di Tenggorokan Bocah Brebes Dikeluarkan, Narjo: Fatan Sekarang Ceria

Alhamdulillah, Koin Rp1.000 di Tenggorokan Bocah Brebes Dikeluarkan tim medis rsup kariadi tanpa bedah, Narjo: Fatan Sekarang Ceria

Dok Wabup Brebes Narjo
Kolase foto Fatan dan uang koin Rp1.000 yang sekitar sebulan sempat tersangkut di tenggorokan bocah asal Brebes tersebut. Tim medis RSUP dr Kariad, Semarang, berhasil mengeluarkan uang koin tersebut dari tenggorokan Fatan tanpa operasi bedah, pada Jumat (5/11/2021). 

TRIBUNPANTURA.COM, BREBES - Alhamdulillah, tim medis RSUP Kariadi, Semarang, berhasil mengeluarkan uang koin Rp1.000 yang tersangkut di tenggorokon bocah Brebes beusia 6 tahun, Fatan Almaisan Zein.

Kabar gembira ini disampaikan Wakil Bupati (Wabup) Brebes, Narjo.

Dituturkan Narjo, dokter berhasil mengeluarkan uang koin Rp1.000 yang secara tak sengaja tersangkut di tenggorokan Fatan pada Jumat 5 November 2021 pagi, sektiar pukul 07.00.

Dikatakan, saat ini anak dari pasangan Sandi (29) dan Ernawati (27), warga RT 01/RW 05, Kelurahan Pasarbatang, Kecamatan/Kabupaten Brebes tersebut terlihat ceria, setelah uang koin Rp1.000 di tenggorokannya dikeluarkan.

Narjo bersyukur, penanganan medis terhadap Fatan berjalan lancar dan cepat tanpa kendala apapun. 

Ia pun menyampaikan terima kasih kepada tim medis RSUP Kariadi Semarang yang menangani Fatan.

"Alhamdulillah koin sudah berhasil dikeluarkan."

"Ananda (Fatan) pun sekarang terlihat lebih ceria," kata Narjo kepada tribunpantura.com.

Narjo mengatakan, biaya pengobatan Fatan akan dibantu menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM). 


Upaya itu dilakukan agar Fatan segera mendapatkan penanganan medis.


Karena yang bersangkutan belum memiliki kartu BPJS Kesehatan. 


"SKTM sedang diurus. Semua ikut bergerak, termasuk dari kelurahan hingga kecamatan," ungkapnya. 


Orangtua Fatan, Ernawati mengaku, sangat bersyukur karena uang koin yang menyangkut di tenggorokan anaknya sudah berhasil dikeluarkan. 


Ia mengatakan, proses pengambilan uang koin dilakukan pagi hari tanpa operasi bedah. 


Tetapi dilakukan dengan cara vacum oleh tim medis RSUP Kariadi Semarang. 


"Alhamdulillah sudah bisa dikeluarkan. Prosesnya berjalan lancar dan cepat," ungkapnya.

Telan koin saat main-main

Ernawati (27), warga RT 01/RW 05, Kelurahan Pasarbatang, Kecamatan Brebes menunjukan foto anaknya yang telah menelan uang koin dan belum dilakukan tindakan medis karena keterbatasan biaya, Rabu (3/11/2021) malam.
Ernawati (27), warga RT 01/RW 05, Kelurahan Pasarbatang, Kecamatan Brebes menunjukan foto anaknya yang telah menelan uang koin dan belum dilakukan tindakan medis karena keterbatasan biaya, Rabu (3/11/2021) malam. (Kompas.com/Tresno Setiadi/Istimewa)

Dilansir kompas.com sebelumnya, nasib nahas dialami Fatan, seorang bocah berusia 6 tahun dari keluarga miskin di Brebes.

Sudah hampir sebulan ini, pemilik nama lengkap Fatan Almaisan Zein ini, hanya bisa terbaring lemah di ranjang rumahnya, setelah tak sengaja telan uang koin Rp1.000.

Uang koin tersebut hingga kini masih bersarang di tenggorokan Fatan, lantaran kedua orangtuanya tak mampu untuk membiayai pengobatan dan pengambilan benda asing di tubuh anaknya tersebut.

Fatan merupakan anak dari pasangan Sandi (29) dan Ernawati (27), warga RT 01/RW 05, Kelurahan Pasarbatang, Kecamatan Brebes.

"Sudah saya bawa ke tiga rumah sakit. RSUD Brebes, RS Bhakti Asih, dan RS Gunung Jati."

"Tapi, dokter menyatakan anak saya harus dirujuk ke RSUP Kariadi Semarang."

"Karena yang sudah saya datangi tidak memiliki alat untuk mengambil koin logam di tenggorokan," kata Erna di kediamannya, Rabu (3/11/2021) malam.

Erna mengatakan, awalnya Fatan meminta uang kepada ibunya sekitar hampir sebulan lalu.

Saat itu dirinya sedang tak memiliki uang. Fatan kemudian tak sengaja menemukan uang koin Rp1.000 di lantai.

Fatan sempat memainkan uang itu sambil tiduran dengan cara dilempar-lempar.

"Saat mainan dengan cara dilempar tak sengaja masuk ke dalam mulut Fatan hingga tertelan," kata Erna.

Fatan sudah berusaha dibawa untuk berobat ke beberapa rumah sakit.

Namun, yang didatanginya hanya memeriksa dan melakukan rontgen.

Erna mengaku bingung untuk merujuk anaknya ke RSUP Kariadi Semarang.

Pasalnya, ia dan keluarga tak memiliki biaya untuk operasi Fatan.

"Terus terang saya bingung harus bagaimana. Sedih lihat anak saya kesakitan seperti itu."

"Biaya juga tidak ada. Saya minta tolong pemerintah agar membantu anak saya," kata Erna.

Disampaikan Erna, anak semata wayangnya tersebut bahkan sulit untuk menelan nasi.

"Makannya bubur disuapin pakai sendok," katanya.

Tubuh Fatan semakin kurus. Berat badannya yang semula 20 kilogram kini menjadi 16 kilogram.

"Khawatir kondisinya semakin memburuk jika tidak segera mendapatkan tindakan medis," katanya.

Diketahui, kedua orangtua Fatan tergolong dari keluarga ekonomi kurang mampu.

Ayah Fatan sendiri bekerja serabutan. Meski demikian, bukan tanpa upaya.

Mereka berdua masih berusaha mencari solusi agar anaknya mendapat pertolongan medis.

Kedua orangtua Fatan pun bahkan sempat mendatangi kantor Dinas Sosial.

Namun, Dinas Sosial meminta agar membuat surat keterangan tidak mampu (SKTM) ke pihak kelurahan. (fba)

Sumber: Tribun Pantura
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved