Berita Batang

Ini yang Menginspirasi Abdullah Ibnu Thalhah Membuat Karya Seni Sarat Makna dan Menggugah

Seniman asal Batang, Abdullah Ibnu Thalhah melakukan pameran seni rupa berupa kartun dan ilustrasi  di Kedai Joglomberan, Jalan Dr Sutomo

Penulis: dina indriani | Editor: muh radlis
TRIBUN PANTURA/DINA INDRIANI
Seniman Batang, Abdullah Ibnu Thalhah menunjukan karya-karyanya kepada sejumlah pengunjung di pameran seni rupa tunggal berupa kartun dan ilustrasi di kedai Joglomberan, Jalan Dr Sutomo, Kabupaten Batang, Minggu (3/1/2022) malam. 

TRIBUNPANTURA.COM, BATANG - Seniman asal Batang, Abdullah Ibnu Thalhah melakukan pameran seni rupa berupa kartun dan ilustrasi  di Kedai Joglomberan, Jalan Dr Sutomo, Kabupaten Batang. 


Pameran tersebut menampilkan sebanyak 50 karya yang dapat dinikmati masyarakat umum mulai  1 sampai 9 Januari 2022.


Pameran tunggal itu bertema Wening atau berarti bening yang dikuratori oleh M Rahman Athian. 


Para pengunjung tampak merasa tergugah dan kagum melihat karya Sekprodi Ilmu Seni dan Arsitektur Islam UIN Walisongo itu. 


"Iya, saya berpikir lama di depan karya berjudul Islam Nusantara. Saya merasa di karya ilustrasi itu sarat makna," tutur seorang pengunjung, Panca kepada Tribunjateng.com. 


Tak hanya itu, ia juga kagum beragam karya Ibnu Thalhah lainnya yang sarat kritik dan menggambarkan kondisi sosial masyarakat. 


"Jika dicermati lebih dalam, karya Ibnu Thalhah sangat menggugah," ujarnya. 


Ia menyebut, pameran seni rupa merupakan barang mahal di Kabupaten Batang lantaran jarang dilakukan apalagi di kedai kopi. 


"Perlu dilakukan lebih banyak lagi, tak hanya di sini tapi di kedai lain agar anak muda lebih mengenal seni rupa," ujarnya. 


Pameran seniman asli Batang itu, tak hanya dihadiri oleh seniman dan pencinta seni di Kabupaten Batang, acara tersebut dihadiri pula oleh sejumlah pejabat. 


Pembukaan acara ditandai dengan melukis bersama oleh sejumlah tamu undangan, Minggu (2/1/2022) malam. 


Beberapa tamu undangan seperti Ketua DPRD Batang Maulana Yusuf, Kepala  Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Batang Yarsono, Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Batang Tri Bakdo dan lainnya, melakukan goresan warna di sebuah papan kanvas lukis. 


Goresan beragam warna dan garis itu  diselesaikan oleh Abdullah Ibnu Thalhah. 


"Pameran ini bagian dari ajakan ke masyarakat untuk rela merefleksi dan mencari jati diri melalui karya seni, " terang laki-laki yang akrab disapa Thalhah.


Ia menjelaskan, tema pameran berupa Wening yaitu bening yang mana bila air bening tentu berfaedah sebagai kebutuhan manusia dari minum, masak, wudu dan sebagainya. 


Kemudian air bening juga dapat digunakan sebagai cermin. 


Dari bercermin dapat menemukan kekurangan bahkan kelebihan. 


"Kita bercermin maka akan menemukan hakikat diri," jelasnya. 


Dari tema itu, Thalhah mengajak penikmat karyanya untuk bercermin melihat kondisi bangsa. 


Diakuinya, karyanya memang berisi kritik sosial. 


Hal itu lumrah lantaran bagian dari hasil kerja seniman dalam mengolah kepekaan sosial baik persoalan ekonomi, lingkungan, dan politik. 


Seabrek persoalan itu direspon secara estetik yang dituangkan dalam karya.
 
"Karya itu digunakan sebagai alat yang  kritik atau masukan kepada penguasa," imbuhnya. 


Ketika karyanya dikaitkan dengan  kondisi di Batang, penulis Novel Grafis Estetika Seni Islam itu mengungkapkan, seharusnya penguasa dalam membangun kota harus dimulai dari pembangunan kebudayaannya. 


Kesadaran lokalitas harus menjadi pijakan dalam membangun kota. 


"Di situlah peran seni sebagai penerjemah pembangunan peradaban yang  akan dicanangkan, " ujarnya. 


Meski pameran dilakukan di kedai kopi kecil di Kabupaten Batang tak menyurutkan semangat Thalhah dalam menyajikan karya-karyanya.


Bahkan, ia ingin berpesan kepada para seniman agar lebih banyak lagi memanfaatkan ruang-ruang serupa untuk menampilkan karya. 


"Seniman Batang dapat kolaboratif membangun kesenian dan kebudayaan di Kota kecil ini," tuturnya. 


Pemilik kedai Joglomberan, Sohirin mengatakan, sudah lama kagum dengan karya Thalhah dan menginginkan karyanya berada di kedai yang baru dirintisnya selama satu tahun. 


Kedai yang kental dengan nuansa vintage itu, ternyata diberi kesempatan tak terduga yaitu menjadi tempat pameran tunggal seni rupa  karya Abdullah Ibnu Thalhah. 


"Tentu secara pribadi merasa suprise, ide pameran ini juga datang dari Mas Thalhah yang secara tulus ingin pameran di Joglomberan," ujarnya.. 


Pelaksanaan pameran seni rupa di kedai kopi, Ia menilai bagian dari spirit mendorong karya seni rupa dapat diakses secara mudah bagi semua kalangan. 


Tak hanya dinikmati saja bahkan kalau perlu dibicarakan dan didiskusikan. 


"Biasanya karya seni rupa identik dengan pameran Galeri, di sini pameran dapat dilakukan di kedai kopi," tandasnya.

Sumber: Tribun Pantura
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved