Berita Batang
Bupati Wihaji Sebut Langkah Pertama yang Harus Dilakukan, Ihwal Longsor di Bukit Siglagah Praten
Bupati Wihaji Sebut Langkah Pertama yang Harus Dilakukan, Ihwal Longsor di Bukit Siglagah Praten
Penulis: dina indriani | Editor: yayan isro roziki
TRIBUN-PANTURA.COM, BATANG - Bupati Batang Wihaji bersama Dandim 0736/Batang, Letkol Yan Eka Putra dan Kapolres Batang, AKBP M Irwan Susanto meninjau lokasi tanah longsor di Desa Pranten, Bawang, Senin(10/1/2022).
Timbunan material longsor dari Bukit Siglagah itu telah memutus akses jalan Dukuh Pranten dan Dukuh Rejosari.
Bupati Batang Wihaji mengatakan kondisi tanah longsor tersebut memang cukup rumit.
"Tadi kita sudah cek, dan kondisinya memang agak rumit, masalahnya matrial longsor memutus jalan dan jembatan dari Dukuh Pranten ke Dukuh Rejosari, diperkirakan mencapai 1,7 juta kubik dengan luasan tanahnya 2 hektar," terangnya.
Wihaji pun menyebut ada beberapa langkah yang akan dilakukan.
Pihaknya juga akan menyesuaikan rekomendasi dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah.
"Langkah daruratnya sesuai rapat dengan tokoh masyarakat desa, mereka meminta tetap ada akses jalan."
"Melihat longsoran agak ngeri juga, karena ada potensi longsor susulan jika hujan turun dengan intensitas tinggi secara terus menerus," jelasnya.
Dikatakannya, mengenai akses jalan, maka solusinya memperbaiki jalan lama dengan menggunakan dana desa untuk membuka akses ekonomi dan pendidikan.
"Jadi langkah pertama itu, langkah keduanya nanti sambil melihat cuaca pasti akan dibersihkan matrial dan perbaiki jalannya," pungkasnya.
Penyebab longsor terungkap
Penyebab longsor di Bukit Siglagah, Desa Pranten, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang terungkap.
Ini berdasarkan hasil asesmen Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah (Jateng), yang disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Batang, Ulul Azmi.
Dituturkan, longsor terjadi karena infiltrasi air hujan ke dalam lereng.
"Berdasarkan asesmen ESDM bahwa gerakan tanah yang terjadi di Dusun Rejosari, Desa Pranten, Keçamatan Bawang, itu bersifat aliran (flows) dengan arah menuju ke Barat Laut (N 340° E) yang telah berlangsung lama."
"Serta mengalami percepatan saat musim hujan, dikarenakan terjadi infiltrasi air hujan ke dalam lereng," terang Ulul disela-sela peninjauan, Senin (10/1/2022).
Lebih lanjut, sesuai hasil pengukuran lapangan diperoleh jarak lebar pada mahkota longsor + 160 meter dan pada kaki longsor + 50 meter.
Hal itulah yang menyebabkan kerusakan berupa hilangnya jembatarı yang menghubungkan Desa Pranten dengan Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara serta menyisakan turnpukan material hasil longsoran dalam jumlah besar.
Sementara itu, wilayah yang nengalami pergerakan tanah seluas 8,5 Hektare dengan panjang 1.000 meter.
Kedalaman bidang gelincir diperkirakan 20 meter, sehingga menyebabkan longsoran dengan volume material 1,7 juta meter, jarak terdekat dengan permukiman warga 900 meter.
"Dari hasil rekomendasi Dinas ESDM, kita akan membersihkan matrial yang menutup jalan, membuat jembatan darurat dan memperbaikai pipa air bersih milik mastarakat," ujarnya
Namun demikaian, langkah tersebut akan dilakukan setelah kondisi memungkinan atau tidak ada longsor susulan, karena saat ini diprediksi ada longsoran susulan.
"Untuk mitigasi vegetasi, kami disarankan untukk menanam tanaman penguat tebing, karena kondisi tanah di sana memang labil."
"Jadi sejak dahulu memang sering terjadi longsor ini terus berulang hingga sekarang.
"Bahkan warga yang pernah tinggal di sekitar buku saat ini pindah ke Dukuh Rejosari dulu," pungkasnya. (din)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pantura/foto/bank/originals/tanah-longsor-bukit-siglagah-praten-wihaji.jpg)