Berita Tegal
Tradisi Pa Pwee di Kelenteng Tek Hay Kiong Kota Tegal, Media Komunikasi dengan Para Dewa
Menjelang Tahun Baru Imlek, warga keturunan Tionghoa di Indonesia mulai sibuk dengan berbagai upacara peribadatan.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: muh radlis
TRIBUNPANTURA.COM, TEGAL - Menjelang Tahun Baru Imlek, warga keturunan Tionghoa di Indonesia mulai sibuk dengan berbagai upacara peribadatan.
Seperti pemandian kimsin atau patung dewa sebagai awal dari rangkaian Imlek.
Tetapi rupanya, ada tradisi menarik yang dilakukan warga keturunan Tionghoa saat akan meletakkan kembali patung dewa ke altar.
Tradisi itu bernama Pa Pwee.
Pa Pwee merupakan tradisi Tionghoa dengan melemparkan sebuah alat khusus yang dijadikan media berkomunikasi dengan dewa.
Tradisi tersebut umumnya dilakukan di kelenteng-kelenteng Taoisme.
Tradisi tersebut juga diterapkan di Kelenteng Tek Hay Kiong, Kota Tegal.
Chen Li Wei Dao Chang atau Pendeta Chen Li Wei mengatakan, Pa Pwee adalah tradisi untuk bertanya kepada para dewa dengan menggunakan media atau alat khusus.
Alat tersebut disebut Bei Jiao atau Sio Pwee.
Merupakan dua keping bambu yang berbentuk seperti biji kacang.
"Itu sedang menanyakan.
Ditanyakan melalui alat khusus dua keping bambu.
Lalu dilemparkan," kata Chen Li kepada tribunjateng.com, Rabu (19/1/2022).
Chen Li menjelaskan, Pa Pwee antara lain diterapkan saat akan meletakkan kembali patung dewa ke altar.