Berita Tegal
Imbas PPKM Level 4, Pengunjung Wisata Pantai di Tegal Turun Drastis Hanya 200 Orang
Objek wisata di Kota Tegal mengalami penurunan pengunjung secara drastis dampak kebijakan PPKM Level 4.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: Moch Anhar
TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Objek wisata di Kota Tegal mengalami penurunan pengunjung secara drastis dampak kebijakan PPKM Level 4.
Terlebih, sejak Kamis 10 Februari 2022, objek wisata diperbolehkan buka mulai pukul 10.00 WIB.
Hal itu dinilai merugikan wisata alam pantai yang mayoritas pengunjungnya banyak di pagi hari.
Ketua Pokdarwis Pantai Pulo Kodok, Budiono mengatakan, pengunjung berkurang sangat drastis sejak wisata diperbolehkan buka pukul 10.00 WIB.
Baca juga: Menpora Resmikan Lapangan Sepakbola Sintetis Unnes, Dorong Pembinaan Atlet Daerah Bertalenta
Baca juga: Lurah Kraton Tegal Lakukan Operasi Masker, Ingatkan Warganya yang Lalai Prokes
Baca juga: Kronologi Kecelakaan Tabrak Lari di Demak, Satu Orang Meninggal, Korban Sempat Terlempar
Biasanya pada akhir pekan, pengunjung wisata per harinya bisa mencapai 2.500 sampai 3.000 orang
Tetapi hari ini, pengunjung hanya 200 orang saja.
Sementara pada hari minggu pengunjung masih lumayan di angka 1.000 orang.
"Hari minggu saja pendapatan sangat jauh. Kita kehilangan pendapatan sampai 60 persen dari minggu-minggu biasanya," kata Budiono, kepada TribunJateng.com, Sabtu (26/2/2022).
Budiono berharap, pemerintah kota bisa mengevaluasi kebijakan wisata diperbolehkan buka pukul 10.00 WIB.
Karena ia menilai, pengunjung untuk wisata alam pantai kebanyakan datang pada pagi hari.
Menurut Budiono, kebijakan tersebut bisa diganti dengan aturan buka tutup jika pengunjung sudah melebihi kapasitas yang ditentukan.
Baca juga: 36 Santri Penghafal Alquran di Semarang Terima Hadiah dari Pemprov Jateng
Baca juga: Sekda Kendal Moh Toha Purna Tugas, Bagi Kenangan dalam Perjuangan Membangun Desa Terisolir
Ia pun memastikan para pelaku wisata di tempat yang dikelolanya akan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
"Kami berharap ada evaluasi. Kasihan juga yang punya warung, untuk belanja sudah banyak tapi pendapatan sangat minim," ungkapnya. (*)