Berita Slawi
Video Rujak Teplak Yu Sariah Kuliner Wajib Dicoba Saat Berkunjung ke Slawi
Sekarang ini, jika berkunjung ke Kabupaten Tegal tidak hanya menikmati destinasi wisata alam saja, tapi juga bisa berburu kuliner enak
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: restu dwi r
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Sekarang ini, jika berkunjung ke Kabupaten Tegal tidak hanya menikmati destinasi wisata alam saja, tapi juga bisa berburu kuliner enak yang pastinya menggugah selera dan membuat ketagihan.
Berikut Tribunjateng.com, memberikan enam rekomendasi kuliner baik yang khas maupun banyak digemari di Kabupaten Tegal.
Mungkin saja bisa menjadi referensi, dan membantu masyarakat (pengunjung) menentukan ingin mencoba kuliner yang mana sesuai selera, pada saat momen libur lebaran mendatang.
Adapun enam kuliner yang akan dibahas memiliki kelebihan, keunikan, dan cita rasa masing-masing.
Termasuk harga jual per porsi nya bisa disesuaikan dengan kemampuan atau kantong masing-masing pengunjung.
Berikut enam rekomendasi kuliner yang bisa menjadi pilihan saat berkunjung ke Kabupaten Tegal:
1. Rujak Teplak Yu Sariah
Termasuk salah satu makanan legendaris khas Slawi Kabupaten Tegal, rujak Teplak kuliner yang memiliki citarasa pedas, manis, segar, dan tekstur sambal yang unik.
Mudah ditemui baik di emperan toko, ruko, maupun pasar di wilayah Kabupaten maupun Kota Tegal, tapi satu yang bisa dibilang legendaris karena sudah ada sejak 30 tahun silam yaitu rujak Teplak bu Sariah.
Ibu berusia 62 tahun ini bercerita, bahwa ia berjualan pertama kali di daerah Slawi selama tiga tahun kemudian pindah ke Pasar Trayeman selama 27 tahun bertahan hingga sekarang, sehingga jika ditotal sudah 30 tahun berjualan rujak Teplak.
"Kenapa dinamakan rujak teplak? Karena pada saat mengambil sambal dari wadah dan meletakkan di piring menggunakan sendok akan menimbulkan bunyi "plak atau teplak" sehingga dari sanalah tercipta nama rujak teplak. Makanan ini khas Slawi, selain nama yang membedakan ada di sambalnya," ungkap Sariah, pada Tribunjateng.com.
Dikatakan, untuk sambal rujak teplak berbahan dasar atau terbuat dari ketela, terasi, kacang tanah, gula jawa, cabai setan atau cabai rawit biasa kemudian ditumbuk menjadi satu.
Sedangkan untuk varian sayurannya seperti kubis (kol), timun, daun ketela, kangkung, pare, tauge, kecipir, kacang panjang, jantung pisang, dan lain-lain.
Sedangkan untuk menambah cita rasa menjadi lebih nikmat, biasanya dipadukan dengan kerupuk tanah atau jenis kerupuk lainnya.
"Harga cukup terjangkau karena saya membebaskan boleh membeli Rp 2 ribu per porsi, Rp 3 ribu, Rp 4 ribu, Rp 5 ribu dan lain-lain yang penting jangan Rp 1 ribu. Kalau mau menambah kerupuk bisa Rp 2 ribu saja," ujarnya.
Sariah bercerita, ketika berjualan di Pasar Trayeman bisa membuat 100 porsi rujak teplak setiap harinya.
Ia berjualan dari pukul 07.00 WIB - 11.00 WIB. Tapi ketika sedang laris atau banyak pembeli, maka baru pukul 10.00 WIB dagangan rujak teplak nya sudah habis terjual.
Adapun proses memasaknya paling tidak selama tiga jam dan Sariah selalu membuat yang baru supaya sayuran tetap segar tidak mudah bau.
Prosesnya, Sariah mulai merebus bahan-bahan sayuran sejak pukul 04.00 WIB, kemudian menyiapkan sambal, dan selesai semuanya siap paling tidak pukul 06.00 WIB.
"Setelah selesai semua ya saya langsung berangkat ke pasar. Saya mengerjakan semuanya sendiri, karena kebetulan anak satu sudah bekerja. Untuk lapak jualan saya ada di Pasar Trayeman Slawi tepatnya didekat penjual bubur," jelasnya.
2. Soto Kriuk Bumbu Tauco Khas Tegal
Jika anda sedang melintas atau berkunjung ke Kabupaten Tegal, jangan lupa mampir ke salah satu warung soto yang dikenal dengan toping kriuk nya, porsi yang cukup banyak, dan tak lupa bumbu tauco yang mencerminkan soto khas Tegal.
Sesuai namanya, warung soto yang dimaksud yaitu Soto Kriuk Khas Tegal yang sudah ada sejak tahun 2009 atau hampir 12 tahun yang lalu.
Warung soto yang berlokasi di jalan Raya Dua Ujung Rusi Singkil Adiwerna, RT 30 RW 03, Desa Ujung Rusi, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal ini, merupakan milik Sri Endah Novita Ningrum (49) yang ia kelola bersama suami dibantu kedua putri nya.
Mendapat resep membuat soto khas Tegal dari sang Ibu, kemudian dikembangkan sampai menemukan rasa yang benar-benar enak dan pas.
Adapun yang membuat soto buatan Novi berbeda atau memiliki ciri khas tersendiri kuncinya ada di bumbu tauco.
Kenapa? karena Novi mengolah kembali bumbu tauco nya sehingga cita rasa berbeda dari yang biasanya.
Jika tauco kebanyakan kuat dengan rasa asin dan agak asam, maka tauco milik Novi cenderung ada rasa manis dan gurih.
Kriuk nya sendiri berasal dari usus ayam yang digoreng sampai garing dan menimbulkan bunyi kriuk saat dimakan.
Soto Kriuk khas Tegal memiliki beberapa pilihan toping yaitu ayam, babat, daging sapi, dan campur. Kemudian dipadukan dengan nasi, tauge, daun bawang, dan kuah kaldu yang kaya bumbu rempah-rempah.
Cara mengolahnya setelah semua komponen soto lengkap, sebelum diberi bumbu tauco dah kuah kaldu soto direndam dengan air panas terlebih dahulu selama beberapa detik, setelahnya baru diberikan tauco, kuah kaldu, kecap, bawang goreng, tak lupa toping kriuk, dan siap disajikan.
"Harga satu porsi soto mau yang isi ayam, daging, babat, dan campur sama yaitu Rp 17 ribu. Mangkok besar dan sudah pasti isi jauh lebih banyak," tutur Novi.
Untuk jam operasional warung Soto Kriuk khas Tegal ini mulai pukul 08.00 WIB - 21.00 WIB. Buka setiap hari Senin - Minggu.
3. Varian menu unik sampai berukuran besar di Kedai Bakso dan Mie Ayam R3
Kedai bakso yang beralamat di Jalan Kesuben, RT 5 RW 6, Wakutumpul, Lebaksiu Lor, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal ini, menyediakan bermacam varian menu bakso dan mie ayam.
Tidak tanggung-tanggung pilihan menunya sendiri berjumlah hampir 60 jenis bakso yang menggugah selera.
Pemilik kedai bakso dan mie ayam R3, Jimni Laksana, ia benar-benar menciptakan sendiri varian menu di kedai bakso nya, termasuk menu yang paling baru dan langsung mendapat respon positif dari masyarakat yaitu bakso lobster dan bakso extra badai.
Varian menu di kedai bakso dan mie ayam yang lokasinya tepat di depan SDN Kesuben 01 di antaranya yaitu, bakso lobster, bakso rusuk, bakso udang, bakso sapi selimut tetangga, bakso sapi jumbo, bakso mercon, bakso mangkok, bakso iga sapi, bakso sapi badai, bakso sapi kepala kambing, dan masih banyak lagi.
Sedangkan untuk varian mie ayam di antaranya mie ayam pangsit pelajar, mie ayam pangsit spesial, mie ayam pangsit bakso biasa, mie ayam pangsit mercon, dan lain-lain.
Untuk varian minuman, ada teh tawar, teh manis, es teh manis, ice cappuchino bland, ice strawberry shake, dan ice chocolate shake. Harga mulai Rp 1.000 sampai Rp 4.000.
Dari puluhan menu yang ada, menurut Jimi yang paling banyak diminati atau paling laris yaitu bakso sapi mercon, bakso sapi mercon jeroan dan cincang, bakso sapi urat jumbo, bakso sapi daging cincang, bakso sapi jeroan, dan bakso sapi badai.
Pengunjung tidak perlu khawatir kehabisan, karena jika di satu kedai habis masih ada kedai bakso dan mie ayam R3 lainnya.
Cabang utama ada di Desa Kesuben Lebaksiu, cabang kedua ada di Jatibarang Brebes, dan cabang ketiga ada di Slawi.
"Saya bisa menyebut kalau harga bakso dan mie ayam di tempat kami termurah. Karena harganya mulai dari Rp 3 ribu sampai yang paling mahal Rp 5 juta.
Kami juga menyediakan hampir 60 pilihan menu, sehingga konsumen bisa sepuasnya memilih bakso atau mie ayam apa saja.
Tapi yang paling baru kami membuat bakso lobster dengan harga terjangkau yaitu Rp 20 ribu per porsi," ungkap Jimi.
Jam operasional kedai bakso dan mie ayam R3 buka setiap hari mulai pukul 10.00 WIB sampai 21.00 WIB.
Bagi anda yang ingin mencoba sensasi makan bakso dengan berbagai jenis dan mie ayam di kedai bakso mie ayam R3 cabang Kesuben tidak perlu khawatir.
Karena lokasinya memang tidak tepat di pinggir jalan raya, namun cukup mudah untuk dijangkau.
Jika anda dari arah Slawi atau Kota Tegal, maka anda hanya perlu mengikuti jalur ke arah Lebaksiu. Setelah melewati patung GBN Lebaksiu, masih lurus terus sampai anda menemukan gerbang Desa Kesuben di kanan jalan.
Setelah anda menemukan Gerbang Desa Kesuben di kanan jalan, masuk saja ke dalam gang tersebut dan lurus terus sampai kurang lebih 300 meter.
Nanti anda akan menemukan SDN Kesuben 01 dan lokasi Kedai bakso dan mie ayam R3 ada di sebrangnya atau tepat di depan SD tersebut.
4. Pecel Pincuk Madiun dan Soto Daging Madura
Tidak perlu jauh-jauh jika ingin menikmati masakan Jawa Timuran seperti Rawon Surabaya, Pecel Pincuk Madiun, dan Soto Daging Madura yang memiliki ciri khas kuah bewarna kuning ini karena di Slawi Kabupaten Tegal anda bisa menemukannya.
Masalah cita rasa tak perlu diragukan, mengingat pemilik sekaligus yang meracik bumbu asli warga Surabaya Jawa Timur.
Lapak yang menjual masakan khas Jawa Timur yang dimaksud yaitu Pecel Pincuk Madiun, dikelola oleh pasangan suami isteri Menik Wulandari dan Timur Risjohan.
Membuka lapak jualan sejak tahun 2019, Wulan bersama sang suami memanfaatkan kendaraan motor roda tiga Viar (tossa Viar) yang mereka sulap menjadi tempat berjualan sekaligus meletakkan semua peralatan, menu masakan yang sudah matang dan siap dijual ke pelanggan.
Lapak Pecel Pincuk Madiun milik Wulan ini buka setiap hari mulai pukul 06.00 WIB - 10.00 WIB.
Lokasinya berada di Jalan Dr. Soetomo Slawi atau tepatnya di depan Kantor Dinas Permades Kabupaten Tegal.
Tidak hanya menjual Pecel Pincuk Madiun saja, tapi tersedia menu khas Jatim lainnya seperti Rawon Surabaya, dan Soto Daging Madura.
"Harga yang saya tawarkan mulai Rp 10 ribu sampai Rp 17 ribu per porsi. Harga tersebut sudah termasuk minuman teh baik tawar atau manis," katanya.
Selain memiliki cita rasa yang berbeda, hal lain yang menjadi ciri khas Pecel Pincuk Madiun yaitu wadah nya menggunakan daun jati.
Wulan mengatakan, dengan menggunakan daun jati pecel jauh lebih enak dan tidak ada bau kertas atau lainnya. Selain itu untuk makanan juga jauh lebih awet.
Katakan konsumen membeli pecel pada pagi hari, dan baru dimakan sore hari karena dibungkus dengan daun jati makanan tidak basi dan masih enak dimakan.
5. Es Dawet Beras bu Dariah
Ketika Kabupaten Banjarnegara memiliki minuman khas dawet ayu, maka di Tegal juga ada yaitu dawet beras yang cita rasanya tentu berbeda.
Dari banyaknya penjual dawet beras khususnya di wilayah Kabupaten Tegal, satu yang masih eksis dan bertahan sampai sekarang yaitu bu Dariah yang biasa mangkal di depan Toko mas Sumber Jaya, Pasar Trayeman Slawi.
Bahkan Dariah mengaku sudah berjualan es dawet beras sekitar 20 tahun lalu, tepatnya sepulang ia merantau dari Jakarta.
Dariah membuka lapak setiap hari mulai pukul 09.00 WIB sampai sehabisnya, atau ketika toko di sekitarnya sudah pada tutup maka ia baru pulang biasanya sore hari.
"Saya dari dulu selalu jualan atau mangkal disini tidak pernah pindah-pindah, ya sudah 20 tahunan lebih. Bahkan saya jualan mulai pas harga Rp 500 sampai saat ini Rp 5.000 per gelas nya," jelas Dariah.
Meskipun jenis minuman semakin bervariasi dan penjual es dawet beras juga banyak dimana-mana, tapi Dariah mengaku tidak merasa keberatan karena ia sudah memiliki pelanggan setia.
Es dawet beras juga masih diminati banyak orang, dalam artian masih banyak dicari meskipun lokasi penjualnya sendiri biasa ada di pasar-pasar tradisional.
6. Es Dawet Hitam Clegug
Kuliner di Kabupaten Tegal semakin berkembang, tidak hanya tahu aci, sega lengko, kupat glabed, dan teh poci, saat ini minuman dawet hitam juga bisa menjadi pilihan dengan rasa tidak kalah menyegarkan dari dawet lainnya.
Dawet memang tidak identik sebagai minuman khas Kabupaten Tegal, namun Elliyah Ghozali (44), berhasil membuat sesuatu yang berbeda dengan menggunakan resep yang ia peroleh dari sang kakek.
Ditanya mengenai nama dawet Clegug apakah ada makna tersendiri, menurut Elliyah, Clegug berasal dari suara ketika seseorang minum maka di tenggorokan akan menimbulkan bunyi "clegug" dan itu merupakan bahasa Tegal atau bahasa ngapak.
Sehingga ia memilih nama Clegug sekaligus sebagai identitas bahwa minuman dawet ini berasal dari Tegal.
"Membahas harga cukup terjangkau satu gelas Dawet Clegug saya beri harga Rp 7 ribu. Saya juga menyediakan kemasan kecil harga Rp 3.500 namun khusus untuk pesanan catering, hajatan, atau pesanan khusus. Rata-rata per hari saya bisa menjual sekitar 50 gelas dawet itu di semua outlet," tuturnya.
Siapa sangka? Awalnya berjualan di pinggir jalan atau di emperan, saat ini Elliyah bisa berjualan di gerai milik sendiri bahkan saat ini sudah memiliki tiga cabang.
Cabang pertama beralamat di Jalan raya Kalimati, RT 08 RW 01, no 14, Adiwerna, Kabupaten Tegal tepatnya 30 meter selatan Exit Tol Adiwerna (kiri jalan dari arah Kota Tegal-Slawi).
Khusus cabang yang di Adiwerna, tidak hanya menjual dawet Clegug tapi juga menjual menu lain seperti nasi kebuli (ayam dan kambing), ayam krispi, ayam geprek, dan sate jamur.
Nama kedai nya pun bukan kedai Dawet Clegug melainkan Kedai Teras.
Sementara cabang kedua ada di Mejasem dan cabang ketiga ada di jalan raya Kajen.
Untuk jam operasionalnya sendiri mulai pukul 06.00 WIB - 20.00 WIB. (dta)