Berita Jateng

Ekonomi Jateng Didorong Pulih Lewat Sektor Pariwisata

Pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19 terus didorong berbagai pihak melalui berbagai sektor, termasuk pariwisata.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: m zaenal arifin
TribunPantura.com/Idayatul Rohmah
Coffee Morning Pariwisata diinisiasi Kadin Jateng dan DPRD Jateng bersama stakeholder dan para pegiat wisata di salah satu hotel Semarang, Selasa (29/11/2022). 

TRIBUNPANTURA.COM, SEMARANG - Pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19 terus didorong berbagai pihak melalui berbagai sektor, termasuk pariwisata.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Jawa Tengah berkomitmen untuk turut berkontribusi secara riil dalam percepatan pemulihan ekonomi melalui sektor ini.

"Dampak pandemi sangat drastis terutama pariwisata. Tetapi setelah adanya vaksinasi dan pemerintah melonggarkan protokol kesehatan, lambat laun semakin membaik."

"Daerah-daerah berlomba recovery secepatnya," kata Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Perekonomian, Stefanus Suryaatmadja di sela agenda Coffee Morning Pariwisata yang diisi dengan diskusi bersama stakeholder dan para pegiat wisata di salah satu hotel Semarang, Selasa (29/11/2022).

Stefanus lebih lanjut mengatakan, saat ini masih banyak kendala yang dialami pelaku usaha sektor pariwisata. Di antaranya adalah akses keluar masuk Jawa Tengah yang belum dibuka secara lebih luas.

"Kita punya bandara yang sangat megah dan menginginkan adanya trafik pariwisata yang lebih meningkat lagi," ungkapnya.

Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah Ferry Wawan Cahyono menambahkan, belum terbuka luasnya akses keluar masuk Jateng menjadi hambatan dalam percepatan pemulihan ekonomi melalui sektor pariwisata. Sehingga kata dia, perlu adanya sinergi dari lintas sektor.

"Kita kumpulkan apa yang jadi persoalan dan butuh masukan, sehingga nanti jalur-jalur yang menghubungkan transportasi pengunjung, wisata ini akan semakin terbuka dan destinasi akan tumbuh berkembang dengan baik," kata Ferry.

GM PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang menyebutkan, memang saat ini masih diberlakukan aturan mengenai protokol kesehatan.

Dalam hal ini, vaksin pertama, kedua, dan booster menjadi syarat penerbangan.

"Peraturan Menteri kesehatan (terkait vaksin tersebut) masih berlaku sampai sekarang. Ini membuat pengguna jasa sedikit keberatan," katanya.

Sementara itu, Hardi menyebutkan, pihaknya kini juga tengah menyusun kajian untuk dibukanya kembali rute internasional.

Plt Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi Jawa Tengah Sujarwanto Diatmoko mengatakan, pariwisata merupakan industri yang diandalkan.

Menurutnya, konsepsi tentang desa wisata harus digarap, dengan membangun lebih kepada culture tourism. Adapun setelahnya, diintegrasikan dengan desa wisata lainnya sehingga menjadi tujuan wisata yang besar.

"Misal wisata Borobudur, harus linkage dengan desa-desa wisata di sekelilingnya. Maka borobudur tidak menghadap Jogja, tetapi menghadap ke semua arah."

"Sehingga wisatawan Borobudur tidak ke jogja harus, tetapi kembali lewat jalur lain dan mereka bisa menikmati jelajah wisata di Dieng, Banjarnegara, Karangsambung, geoheritage di Gombong, dan sampai Cilacap dan Banyumas."

"Itu juga obsesi yang kita dorong ke sana."

"Kemudian me-linkage-kan Karimunjawa terhadap tujuan nasional yang besar. Jadi bagaimana wisatawan Bali berkunjung ke Solo, lalu dari solo flight ke Karimunjawa."

"Lalu juga Cepu sebagaimana kekayaan atas oil and gas juga penting. Wisatawan bisa menikmati jelajah di sana," terangnya.

Di sisi itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang R Wing Wiyarso Poespojoedho menyebutkan, tingkat kunjungan wisatawan di Kota Semarang sempat anjlok saat pandemi Covid-19.

Seiring dengan meredanya pandemi dan semakin longgarnya pembatasan, perlahan kunjungan wisatawan membaik.

Hal itu juga seiring dengan sejumlah strategi yang dilakukan pemerintah Kota Semarang dalam meningkatkan kembali kunjungan wisatawan.

"Kami mengkolaborasikan kepala daerah di aglomerasi Semarang Raya dengan melakukan promosi wisata dan paket wisata," sebutnya.

Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan Capt M Mauludin menyebutkan, ketersediaan pesawat terbatas.

Hal ini seiring dengan penurunan pesawat yang dimiliki pihak maskapai sendiri.

"Memang penurunan pesawat rata-rata sudah bengkel, sudah tidak siap penerbangan."

"Ini (biasanya) juga akan kita hadapi saat Nataru 'natal dan tahun baru' nanti," ungkapnya. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved