Berita Pekalongan
Banjir Masih Merendam 16 Desa di Empat Kecamatan di Pekalongan, 157 Warga Masih Mengungsi
Saat ini jumlah pengungsi banjir di Kabupaten Pekalongan ada 157 jiwa tersebar di tiga titik pengungsian.
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: m zaenal arifin
Tidak hanya itu, dampak dari banjir ini beberapa sekolah juga terkena imbas. Oleh karena itu, Pemkab Pekalongan sudah melakukan inventarisir dan menyiapkan dua opsi penanganan agar anak-anak bisa tetap bekerja.
"Untuk sekolah yang terendam, pastinya kami berharap proses pembelajaran berjalan dengan baik. Jika memang tidak memungkinkan salah satu solusinya adalah daring terutama untuk sekolah-sekolah yang terendam," tambahnya.
Dampak dari banjir, membuat beberapa sekolah di wilayah pesisir utara Kota Santri juga ikut terendam banjir. Dari data dari Dinas Pendidikan, ada 6 SMP dan 12 SD kebanjiran.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan Kholid mengatakan, melihat kejadian tersebut pihaknya langsung menggelar rapat kerja untuk menyikapi bencana banjir.
"Kami masih terus melakukan inventarisir sekolah-sekolah yang terdampak banjir. Bahkan, kami juga langsung turun ke lapangan untuk melakukan pendataan," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan Kholid.
Berikut ini data sekolah SD dan SMP yang terdampak banjir, di antaranya SDN Coprayan, SDN 2 Rowoyoso, SDN 1 Bebel, SDN 2 Depok, SDN 1 Watusalam, SDN 1 Bondansari, SDN 4 Sragi, SDN 5 Sragi, SDN Mulyorejo, SDN Tegaldowo, SDN Kranding, SDN 1 Dadirejo.
Lalu, untuk SMP di antaranya, SMP 2 Tirto, SMP 2 Siwalan, SMP 1 Buaran, SMP 2 Wiradesa.
Lebih sepekan banjir menggenangi wilayah Utara Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Belasan warga Desa Mulyorejo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, mendatangi gedung DPRD setempat, Sabtu (7/1/2023) malam.
Mereka meminta bantuan pompa air, untuk menanggulangi banjir yang terus menggenangi desa mereka.
Andi Jaya perwakilan warga mengatakan, kedatangan mereka untuk meminta bantuan pompa ke DPRD Kabupaten Pekalongan, guna menguras banjir yang terus merendam di wilayah mereka.
"Kami semua mau mengadukan nasib warga Desa Mulyorejo. Genangan air banjir masih menggenang dan menganggu aktivitas warga. Oleh karena itu, kita semua datang malam-malam dengan cuaca hujan lebat untuk meminta bantuan ke dewan," katanya.
Apabila hujan terus terjadi dengan intensitas tinggi ketinggian air pasti akan naik. Ketinggian air saja saat ini masih sekitar 40 centimeter.
Belum lagi kondisi genangan air di jalan, pasti jelas lebih tinggi. Oleh karena itu, mereka semua mengadu ke DPRD Kabupaten Pekalongan.
"Meminta bantuan pompa air, sebagai solusi jangka pendek untuk menguras air yang terus menerus menggenang. Kebutuhan kami adalah rumah pompa," imbuhnya.
Selain pompa, warga juga meminta tenda untuk tempat posko banjir dan tempat menyimpan barang bantuan untuk dapur umum.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.