BRI Liga 1

Kerusuhan Suporter PSIS Semarang, 7 Orang Polisi Terluka dan Fasilitas Umum Rusak

Kerusuhan suporter PSIS Semarang dengan pihak kepolisian menyebabkan sejumlah kerusakan.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: m zaenal arifin
Tribunpantura.com/Franciskus Ariel Setiaputra
Situasi di area luar Stadion Jatidiri sisi timur ketika pertandingan PSIS Semarang kontra Persis Solo sementara berlangsung dalam laga pekan ke-25 BRI Liga 1 2022/2023 di Stadion Jatidiri Semarang, Jumat (17/2/2023). 

TRIBUNPANTURA.COM, SEMARANG - Kerusuhan suporter PSIS Semarang dengan pihak kepolisian menyebabkan sejumlah kerusakan. 

Akibat kerusuhan tersebut, satu truk Dalmas milik polisi mengalami retak kaca, beberapa fasilitas umum rusak.

Tak hanya kerusakan, ada tujuh polisi luka ringan terdiri empat personel Brimob, dua Sabhara dan satu Polwan. 

Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Jateng Kombes Pol Iqbal Alqudusy menuturkan, pihaknya prihatin dengan insiden tersebut.

"Kami berharap situasi serupa tidak terulang pada laga-laga mendatang yang digelar di seluruh stadion di Jawa Tengah," jelasnya, Sabtu (18/2/2023).

Kericuhan terjadi antara suporter PSIS Semarang dengan polisi akibat ulah suporter yang ingin merangsek masuk ke dalam stadion Jatidiri yang sedang berlangsung laga PSIS vs Persis Solo, Jumat (17/2/2023) sore.

Polisi mengklaim, pengamanan pertandingan tersebut sudah sesuai standar operasional prosedur (SOP).

Iqbal mengaku, pelaksanaan pengamanan sesuai SOP termasuk saat ekskalasi kerusuhan makin meningkat personel yang diturunkan dilakukan secara bertahap.

Mulai dari pengerahan personel pengendali massa (Dalmas) hingga tim anti-anarkis dari Brimob.

"Kami sudah melakukan tiga penyekatan," ungkapnya.

Penyekatan pertama dilakukan di pertigaan Akademi Kepolisian (Akpol) arah masuk Jalan Semeru sekira pukul 15.00 WIB.

Polisi melihat kerumunan kecil suporter kemudian dilakukan imbauan agar kembali sebab pertandingan digelar tanpa penonton.

Penyekatan kedua dilakukan di depan Alfamart Telaga Bodas, arah Stadion Jatidiri dilakukan sekira 15 menit setelah penyekatan pertama.

Kerumunan suporter di tempat itu makin banyak dan beringas. 

Mereka tak mengindahkan imbauan polisi untuk kembali sebab pertandingan digelar tanpa penonton. 

Di lokasi ini, rombongan suporter terus merangsek memaksa menuju arah stadion. Mereka melempari polisi dengan batu dan botol.

"Penyekatan ketiga dilakukan di kawasan Stadion Jatidiri," kata Iqbal.

Imbauan petugas melalui pengeras suara tak digubris massa. 

Termasuk sudah dilakukan negosiasi dari negosiator Polwan, dan pihak PSIS.

Namun, tahapan ini tetap tak berhasil membuat massa kembali.

Sekira 1.500 suporter saat itu terus mencoba merangsek ke dalam stadion. 

Mereka juga melempari polisi dengan batu hingga botol.

Polisi akhirnya melontarkan gas air mata untuk membubarkan massa.

"Penggunaan gas air mata adalah opsi terakhir setelah semua penyekatan tidak mampu membendung massa," imbuhnya. 

Ia menjelaskan, persiapan pengamanan pertandingan itu sudah digelar sepekan sebelumnya. 

Mulai dari rapat dengan panitia pelaksana pertandingan di di Polrestabes Semarang, Jumat (10/2/2023).

Panpel pertandingan mengundang seluruh instansi yang terlibat pelaksanaan pertandingan sekaligus menyatakan belum ada tiket terjual sebelum ada rekomendasi dari Polrestabes Semarang, Selasa (15/2/203).

Selanjutnya, Polrestabes Semarang kemudian mengeluarkan rekomendasi pertandingan digelar tanpa penonton.

"Rekomendasi diambil setelah dilakukan rapat dengan panpel dan yang terkait lainnya, termasuk pertimbangan-pertimbangan lain khususnya faktor keamanan," imbuh Iqbal. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved