Berita Jateng

Cuaca Ekstrem Hantui Beberapa Wilayah di Jateng pada Akhir April Ini, Berikut Penjelasan BMKG

BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap memberikan peringatan terkait adanya cuaca ekstrem saat momen Lebaran 2023.

Tribunpantura.com/Pingky Setiyo Anggraeni
Bundaran di depan Alun-Alun Cilacap menjadi salah satu ikon Kabupaten Cilacap. 

TRIBUNPANTURA.COM, CILACAP - BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap memberikan peringatan terkait adanya cuaca ekstrem saat momen Lebaran 2023.

Terkait hal itu Prakirawan BMKG Cilacap Rendi Krisnawan mengingatkan masyarakat di sekitar Barlingmascakeb untuk selalu waspada.

Disebutkan Rendi bahwa berdasarkan pemantauan, wilayah Barlingmascakeb pada dasarian ketiga atau akhir April belum memasuki awal musim kemarau.

Adapun musim kemarau itu diperkirakan ada diantra Mei dasarian kedua dan Juni dasarian kedua.

"Jadi akhir April masih masa transisi dari musim penghujan ke musim kemarau. Dimana pada saat itu terdapat Hari Raya Lebaran," ungkapnya, Senin (17/4/2023).

Diungkapkan Rendi bahwa pada masa transisi itu masih ada potensi hujan, terutama pada siang hari menjelang sore hari, kemudian saat sore hari, dan pada malam hari.

"Masih ada potensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat, walaupun dengan durasi singkat di beberapa wilayah," ujarnya.

Maka dari itu, pihaknya meminta para pemudik untuk mewaspadai hal itu ketika memasuki wilayah Jawa Tengah bagian tengah.

Utamanya bagian pegunungan wilayah Jawa Tengah seperti Cilacap bagian utara, Cilacap bagian barat, Banyumas bagian utara, Purbalingga, Banjarnegara dan Wonosobo.

Pasalnya potensi hujan dengan intensitas lebat dibeberapa wilayah masih ada karena berada di masa transisi.

Ancaman Bencana Hidrometeorologi

Sementara itu, terkait ancaman bencana hidrometeorologi diungkapkan Rendi bahwa masih berpotensi pada akhir April.

Karena biasanya pada masa transisi, kecenderungannya terjadi hujan lebat dengan durasi singkat dan disertai gelap petir.

Kemudian adapula potensi angin kencang dan puting beliung karena berasal dari awan kumolonimbus biasanya berpeluang terjadi pada saat masa transisi cukup besar.

Terutama di wilayah tengah Jawa Tengah seperti Cilacap bagian utara, Cilacap bagian barat dan Kebumen bagian utara.

Maka dari itu, BMKG Cilacap menghimbau kepada warga yang berada di daerah-daerah rawan bencana harap lebih waspada.

Terutama apabila pada pagi hari hingga siang hari kondisi cuaca cerah panas terik.

Kemudian pada siang menjelang sore hari sudah mulai muncul awan jenis kumolonimbus yang bergumpal gumpal dan berwarna hitam pekat kemudian disertai kilat dan petir, disertai pula dengan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

"Karena biasanya ada potensi angin kencang, ada potensi sambaran petir dan hujan lebat.
Jadi kederungannya pada saat pagi hingga siang panas terik mungkin merasakan gerah sekali, mulai muncul awan pada siang menjelang sore hari hingga malam hari, itu yang perlu diwaspadai," jelasnya.

Lebih lanjut, Rendi juga mengimbau masyarakat untuk selalu mengupdate informasi yang dikeluarkan BMKG, baik peringatan dini maupun prakiraan cuaca.

"Sehingga ketika kedepan beberapa jam ada potensi cuaca buruk, kami mengirimkan peringatan dini ke kanal media sosial dan juga di grup-grup whatssapp juga kami rilis," imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved