Berita Regional
Tips Hadapi Fenomena Cuaca Panas Agar Kondisi Tubuh Tetap Fit
Fenomena cuaca panas terasa di sejumlah daerah di Indonesia dalam beberapa hari terakhir.
Penulis: ahmad mustakim | Editor: m zaenal arifin
TRIBUNPANTURA.COM, BLORA – Fenomena cuaca panas terasa di sejumlah daerah di Indonesia dalam beberapa hari terakhir.
Tidak hanya di Indonesia, kondisi ini juga dialami beberapa negara di Asia seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Myanmar, India, Bangladesh.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Edy Widayat memiliki tips menghadapi cuaca panas tersebut.
Edy Widayat mengimbau masyarakat agar cermat dalam menyiapkan kondisi tubuh agar tetap fit di cuaca ekstrem.
Diantaranya adalah dengan memperbanyak meminum air putih minimal 2 liter per hari.
"Tak hanya itu, makan makanan yang bergizi dan tinggi kandungan air itu juga perlu diterapkan," ucap Edy Widayat, Rabu (26/4/2023).
Lanjut Edy Widayat, apalagi jika mempunyai kegiatan atau beraktivitas tinggi di luar ruangan, maka minumlah air untuk menggantikan keringat yang hilang.
Jangan lupa untuk mengkonsumsi makan makanan yang bergizi dan tinggi kandungan air.
“Ini penting dilakukan selain menyehatkan, juga menghindari terjadinya dehidrasi,” ujar Edy Widayat.
Edy Widayat menuturkan tips kedua yang bisa dilakukan, yaitu menggunakan pakaian yang longgar dan berbahan ringan.
Tips selanjutnya yaitu sebisa mungkin menghindari aktifitas di luar ruangan di siang hari.
“Jika sedang beraktifitas di luar ruangan, bisa mengenakan topi atau memakai payung. Mengingat cuaca panas yang terik, sebisa mungkin untuk menghindari paparan langsung matahari,” imbau Edy Widayat.
Kemudian pentingnya menjaga stamina dengan mengkonsumsi vitamin dan berolahraga.
Sebab, dapat menjaga tubuh tetap pada kondisi bugar.
“Insyaallah kelima tips ini jika dilakukan bisa membuat kita tetap dalam kondisi yang fit meski dalam cuaca panas yang diakibatkan gelombang panas,” terang Edy Widayat.
Selain itu, tingkat paparan sinar ultraviolet (UV) yang tinggi dapat berpengaruh pada kesehatan kulit dan mata.
Sebagai informasi, tingkat UV akan mulai meningkat sejak pukul 10.00 WIB dan akan sangat tinggi pada pukul 11.00-12.00 WIB dan mulai kembali turun pada pukul 14.00 WIB.
Untuk menjaga kesehatan kulit dan mata, Edy Widayat menyarankan agar meminimalisir aktivitas di bawah paparan matahari pada pukul 10.00-16.00 WIB.
Akan tetapi bagi yang harus tetap beraktivitas maka disarankan untuk menggunakan tabir surya dengan minimal SPF 30+ tiap 2 jam sekali.
“Bagi yang harus tetap beraktivitas di luar jangan lupa memakai sunblok supaya tidak terbakar kulitnya,” kata Edy Widayat.
Untuk diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut fenomena tersebut disebabkan karena lima hal.
Penyebab pertama suhu panas di Indonesia yaitu adanya dinamika atmosfer yang tidak biasa.
Selain itu, sedang terjadi gelombang panas di wilayah Asia.
Suhu panas bulan April di Wilayah Asia selatan secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semu matahari, lonjakan panas tahun 2023 terparah.
Penyebab ketiga ialah tren pemanasan global dan perubahan iklim yaitu gelombang panas ‘heatwave’ semakin berisiko berpeluang terjadi 30 kali lebih sering.
Sebab keempat adalah dominasi monsun Australia: Indonesia memasuki musim kemarau.
Sementara untuk penyebab kelima yaitu adanya intensitas maksimum radiasi matahari pada kondisi cuaca cerah dan kurangnya tutupan awan juga menjadi penyebab suhu panas di Indonesia. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.