Berita Jateng

Puluhan Warga di Kabupaten Kudus Dilatih Anyam Enceng Gondok

Enceng gondok biasanya dibiarkan begitu saja di sungai ataupun danau. Tumbuhan tersebut hanya

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: muh radlis
TRIBUNMURIA/Rezanda Akbar D
Pelatihan Anyam diadakan oleh Yayasan Karya Bakti (YKB) Nojorono di Balai Desa Gulang, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus 

TRIBUNPANTURA.COM, KUDUS - Enceng gondok biasanya dibiarkan begitu saja di sungai ataupun danau.

Tumbuhan tersebut hanya dibiarkan begitu saja di habitatnya.


Agar bisa termanfaatkan dengan maksimal, puluhan warga di Kabupaten Kudus mengikuti pelatihan menganyam dari bahan dasar eceng gondok. 


Pelatihan tersebut diadakan oleh Yayasan Karya Bakti (YKB) Nojorono di Balai Desa Gulang, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus.


Pelatihan ini sendiri menyasar warga dari beberapa desa yang memiliki potensi eceng gondok, namun belum bisa termanfaatkan dengan maksimal. 


Antara lain, Desa Karangrowo Kecamatan Undaan, Desa Gulang dan Desa Payaman Kecamatan Mejobo, serta Desa Bulungcangkring Kecamatan Jekulo.


Pengurus YKB Nojorono, Wempiyanto, menyampaikan pelatihan kerajinan eceng gondok ini diadakan dari keluhan masyarakat setempat yang belum bisa memaksimalkan potensi tersebut. 


Pihaknya pun kemudian menggandeng perajin eceng gondok dari Ambarawa, Kabupaten Semarang.


“Ini kita adakan pelatihan ini karena dari Desa Karangrowo banyak yang mengeluh punya eceng gondok tapi belum bisa memanfaatkan secara maksimal.

Jadi kita hadirkan pelatih yang malang melintang ini untuk nantinya bisa mengajari para warga,” ujarnya, Kamis (25/5/2023).


Pelatihan sendiri digelar selama 5 hari, mulai Senin-Jumat, 22-26 Mei 2023 mendatang. 


Pada hari pertama dan kedua, dilaksanakan di Balai Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan. 


Wempi menyebut, agar tidak jenuh maka pelatihan pada hari ketiga digeser di Balai Desa Gulang.


“Harapannya setelah melalui pelatihan ini, nanti UMKM bisa naik. Apalagi, pelatihnya ini kan sudah punya pasar sendiri, beliau juga berkenan untuk mewadahi pemasaran dari hasil produk warga kita apabila hasilnya memenuhi standar,” terangnya.


Pelatih sekaligus Perajin eceng gondok dari Ambarawa, Slamet menuturkan bahwa pada pelatihan kali ini, dirinya mengajarkan bagaimana menganyam eceng gondok menjadi produk-produk yang ramai di pasaran. 


Diantaranya seperti, kotak tisu, as, plismet, tempat sampah, hingga sandal.


“Kalau berbicara produk yang saya hasilkan memang sudah banyak, bahkan sampai ratusan. Nah ini, coba saya ajarkan yang mudah dan mengutamakan yang banyak dilirik pasar,” ungkapnya.


Slamet mengaku siap memberikan order kepada para peserta pelatihan apabila hasilnya sesuai dengan standar yang ia harapkan. 


Apalagi, pihaknya saat ini tengah kebanjiran order dari berbagai wilayah, salah satunya yakni dari Provinsi Bali.


Sementara itu, salah satu peserta pelatihan, Siti Nur Hidayah mengaku senang dengan adanya pelatihan eceng gondok kali ini. 


Pada pelatihan kali ini, dia berkesempatan membuat produk eceng gondok berupa sandal, kotak tisu, dan tas.


“Ini tidak susah ternyata, mungkin pas hari pertama masih kaku tapi ini sudah nyaman dan enjoy,” katanya.


Sebagai keterwakilan perempuan di Desa Gulang, Nur, sapaan akrabnya, membeberkan bahwa selama ini belum ada pelatihan eceng gondok di desa setempat. Padahal banyak potensi eceng gondok.


“Eceng gondok banyak di Desa Gulang tapi tidak pernah dimanfaatkan, malah justru dibasmi.

Semoga setelah pelatihan ini nanti bisa dilatihkan kepada ibu-ibu lainnya di Desa Gulang,” tandasnya.

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved