Berita Nasional
Ini Bahaya Kebanyakan Minum Boba Menurut Menkes Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin mengingatkan agar jangan mengonsumsi minuman dengan kadar gula tinggi.
Penulis: amanda rizqyana | Editor: m zaenal arifin
TRIBUN-PANTURA.COM, SEMARANG - Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin mengingatkan agar jangan mengonsumsi minuman dengan kadar gula tinggi.
Hal tersebut ia sampaikan saat menghadiri Temu Ilmiah Nasional (TIN) Persatuan Ahli Gizi (Persagi) 2023 yang diselenggarakan di Patra Semarang Hotel and Conventions Kota Semarang mulai Jumat (16/6/2023) hingga Minggu (18/6/2023).
Ia meminta masyarakat untuk jangan banyak mengonsumsi minuman boba atau minuman manis dengan bola-bola kanji warna hitam yang tengah disukai masyarakat.
"Jangan minum banyak gula, jangan minum banyak boba, makan secukupnya, sayur cukup, protein cukup, karbohidrat cukup," pesan Budi secara dalam jaringan (daring) pada kesempatan tersebut.
Kekhawatiran tersebut dikarenakan adanya tren peningkatan penyakit gula atau diabetes yang meningkat 70 kali lipat hingga 2018.
Menurut data yang ia miliki, dari hasil pemantauan kesehatan masyarakat, tendensi kenaikan penyakit diabetes terus mengalami kenaikan.
Hal tersebut diakuinya menjadikannya takut dan khawatir karena penyakit ini tak hanya mengincar manula, melainkan remaja dan dewasa.
Untuk itu ia mulai meminta dilakukan pengukuran tekanan darah dan gula darah untuk remaja hingga lansia secara massal pada masyarakat.
"Tahun ini kita masifkan pengukuran hipertensi dan diabetes, tujuannya agar yang terindikasi penyakit bisa memperbaiki pola hidup dan pola makan," tegas Budi.
Selain pengukuran tekanan darah dan kadar gula darah, ia juga meminta agar pengukuran kadar kolesterol tubuh juga dapat dilakukan pemantauan hingga Pos Layanan Terpadu (Posyandu).
Pengukuran tersebut diharapkan dapat mendorong para remaja dan dewasa mendapatkan pemantauan guna perbaikan gaya hidup dan pola makan.
Upaya pengukuran tekanan darah, kadar gula darah, dan kolesterol guna mengurangi beban penyakit degeneratif seperti stroke, jantung, hingga kanker.
"Dijaga pola makannya, jangan sampai terkena stroke hingga cuci darah, dan sebagainya. Bila lingkar perut laki-laki sudah lebih dari 90 sentimeter dan lingkar perut perempuan di atas 80 sentimeter, itu rawan kena penyakit degeneratif," pesan Budi.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persagi Kombes (Pol) Rudatin, SKM., S.St.MK., M.Si., membenarkan adanya tren kenaikan kasus diabetes pada anak usia 5-12 tahun.
Kenaikan tren tersebut bahkan hingga 70 persen sejak tahun 2018, namun ia tak menyebutkan angka spesifik jumlah anak penderita diabetes.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.