Tahun Baru Islam

Gong Senen, Gong Keramat Berusia Ratusan Tahun di Pendopo Jepara, Dimainkan Senin Pagi dan 1 Suro

Penabuh Gong Senen menggelar selamatan memasuki 1 Muharram 1445 Hijriah di Panti Pradonggi Birowo, tempat Gong Senen berada.

Tribun-Pantura.com/Muhammad Yunan Setiawan
Penabuh Gong Senen menggelar selametan saat pergantian tahun baru hijriyah atau saat memasuki 1 Muharram, Selasa (18/7/2023). 

TRIBUN-PANTURA.COM, JEPARA - Penabuh Gong Senen menggelar selamatan memasuki 1 Muharram 1445 Hijriah di Panti Pradonggi Birowo, tempat Gong Senen berada, Selasa (18/7/2023) sore.

Gong yang terletak di selatan Pendopo RA Kartini itu memang secara khusus tiap memasuki 1 Suro diadakan acara selamatan. Acara ini diikuti oleh para penabuh gong.

Mereka memulai kegiatan ini diawali dengan mengeluarkan alat tabuh dari tempat penyimpanan. Kemudian mereka menata gamelan.

Mereka juga menaruh nampan yang berisi sejumlah makanan tradisional di tengah-tengah perangkat gamelan itu.

Baca juga: Forum Anak Batang Kolaborasi dengan FAN Jateng Berbagi Tips Tangkal Kejahatan Seksual Online

Kemudian kemenyan dan dupa turut dinyalakan. Lalu mereka memanjatkan doa.

Tepat pukul 16.30 WIB mereka mulai menabuh gong. Suara alunan gamelan itu menggema sekira 30 menit.

Salah seorang penabuh gong, Bambang Panji Kisworo menjelaskan selamatan ini dimaksudkan untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan kepada Tuhan YME.

"Selain tiap hari Senin, gong ini ditabuh saat mau Suro," kata pria 65 tahun itu.

Gong keramat itu tiap Senin pagi, pukul 06.30 ditabuh. Tabuhan gong itu terdengar hingga 07.00 WIB.

Baca juga: 13 Parpol di Kabupaten Tegal Lakukan Penggantian Berkas Berpotensi Tidak Memenuhi Syarat Bacaleg

Menurut Bambang, apabila gong yang sudah berusia ratusan tahun itu tidak ditabuh, dikhawatirkan bisa mendatangkan malapetaka.

Untuk itu gong tersebut ditabuh pada waktu-waktu tertentum para penabuhnya juga orang-orang terpilih.

Bambang menambahkan, gong tersebut berbahan dari perunggu. Dari zaman dulu hingga saat ini tidak ada yang berani memperbaiki.

Jadi bentuknya sama seperti dulu. Hanya kulit kendang yang diganti.

"Hal itu untuk menjaga suaranya," imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved