Berita Pekalongan
Ini 5 Hal yang Bisa Minimalisir Terjadinya Kebakaran di Rumah, Kantor atau Tempat Lain
Masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah dan mengurangi risiko terjadinya kasus kebakaran yang bisa terjadi kapan dan dimana saja.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: m zaenal arifin
TRIBUN-PANTURA.COM, PEKALONGAN - Masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah dan mengurangi risiko terjadinya kasus kebakaran yang bisa terjadi kapan dan dimana saja.
Walikota Pekalongan, Afzan Arslan Djunaid yang biasa disapa Aaf, mengimbau masyarakat untuk membiasakan lima hal yang bisa meminimalisir terjadinya kebakaran baik di rumah, kantor maupun tempat lainnya.
Lima hal yang dimaksud yakni, selalu mengawasi kompor atau lilin yang menyala, jangan membiarkan pengisian daya baterai laptop, handphone atau peralatan elektronik lainnya semalaman.
Selain itu, lakukan pengecekan kabel, steker dan stop kontak sebelum digunakan, mencabut kabel listrik jika tidak digunakan, dan menghindari membakar sampah di sekitar rumah.
Baca juga: KONI Batang Targetkan 20 Emas di Porprov Jawa Tengah, Ini Cabor Unggulannya
"Lima hal yang bisa meminimalisir terjadinya kebakaran baik di rumah, kantor maupun tempat lainnya perlu diketahui oleh masyarakat. Sehingga harapannya kedepan bisa lebih berhati-hati dan selalu waspada," ujar Aaf, dalam rilis yang diterima, Selasa (1/8/2023).
Terpisah, Kepala Satpol-P3KP Kota Pekalongan Sriyana, melalui Kepala Seksi Pencegahan dan Informasi setempat Falentino Eka Laksana Putra mengungkapkan, bagi masyarakat yang tidak memiliki Alat Pemadam Api Ringan (Apar) bisa menggunakan alat pemadam konvensional lain seperti karung goni atau handuk yang dibasahi untuk melakukan pemadaman dini.
Hal itu bisa dilakukan sebelum tim pemadam kebakaran tiba di lokasi kejadian agar memperkecil risiko yang ditimbulkan.
Dikatakan Eka, memasuki pertengahan tahun tepatnya sampai Juli 2023, Satpol P3KP Kota Pekalongan telah menangani kebakaran sebanyak 32 kasus di beberapa wilayah dari empat kecamatan Kota Pekalongan.
Baca juga: Rotasi Besar-besaran, Wali Kota Semarang Pindahkan 349 Pegawai, 3 Diantaranya Eselon II
Lebih lanjut, dia merinci 32 kasus terjadi di bulan Januari 3 kasus, Februari 1 kasus, Maret 4 kasus, April 3 kasus, Mei 3 kasus, Juni 6 kasus dan Juli 12 kasus.
Menurut Eka, rata-rata kebakaran 90 persen di antaranya terjadi di rumah tangga dan 10 persen lainnya pada lahan.
“Penyebab kebakaran biasanya human error seperti korsleting listrik, meninggalkan kompor yang menyala, atau kompor bocor. Seringnya terjadi saat kondisi tempat kejadian tidak ada penghuninya, jadi api merambat dengan cepat,” pungkas Eka. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.