Berita Pemalang
Petani Sekitar Jalan Tol Pemalang Diajari Metode D'Komposer Hilangkan Jerami Sisa Panen, Tak Dibakar
Pupuk Indonesia berkolaborasi dengan Jasa Raharja menyelenggarakan sosialisasi penyuburan lahan dan keselamatan jalan.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: m zaenal arifin
TRIBUN-PANTURA.COM, PEMALANG - Pupuk Indonesia berkolaborasi dengan Jasa Raharja menyelenggarakan sosialisasi penyuburan lahan dan keselamatan jalan, dikemas melalui kegiatan Petani Dambaan Lahan Sehat, Perjalanan Selamat.
Berlokasi di Desa Pedurungan, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Selasa (15/8/2023).
Dambaan sendiri merupakan singkatan dari Dampak Baik Berkelanjutan yang diusung Pupuk Indonesia bersama Jasa Raharja.
Kegiatan yang diikuti puluhan petani di sekitar Desa Pedurungan tersebut, diawali dengan menyaksikan panen padi bersama, kemudian lanjut sambutan-sambutan, penyerahan bantuan secara simbolis berupa Petro Gladiator, alat untuk menyemprot tanaman, pemberian helm, meja belajar dan lain-lain.
Baca juga: Kompeten, Erick Thohir Berpeluang Besar Terusung Sebagai Cawapres Kuat di 2024
Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan sosialisasi yang disampaikan dari sisi Satlantas Polres Pemalang dan perwakilan dari Jasa Raharja.
Dalam sambutannya, Senior Vice President (SVP) TJSL PT Pupuk Indonesia (Persero), Rika Susanty mengungkapkan, lewat kegiatan sosialisasi kali ini wujud pihaknya ingin lebih dekat dengan masyarakat Pemalang khususnya untuk menjaga kesehatan lahan, serta keselamatan masyarakat dalam berlalu lintas.
Sebagai semarak program Jalan Dambaan, Rika mengatakan pihaknya menyiapkan 300 kilogram pupuk NPK untuk per hektar lahan, serta 20 liter Petro Gladiator per hektar yang semuanya didedikasikan kepada 40 petani dengan total luas lahan 23 hektar di Desa Jebed Utara, Jebed Selatan, dan Desa Pedurungan, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang.
Masih pada kesempatan yang sama, Rika juga mengenalkan kepada petani yang hadir mengenai pengaplikasian Petro Gladiator yang berkaitan erat dengan pembakaran sisa panen atau jerami.
Baca juga: Kemenangan PSIS dari Dewa United Harus Dibayar Mahal, Dua Pemain Pilar Mahesa Jenar Cedera
"Seperti yang kita ketahui bersama, dengan pembakaran jerami maka akan menambah polusi udara. Sedangkan efek yang paling besar karena adanya asap dari pembakaran tersebut, dapat menyebabkan hambatan bagi pengendara yang melintas di jalan tol."
"Pandangan terbatas karena asap dan ini tentunya berbahaya. Sehingga sekecil apapun upaya yang kita lakukan, ternyata bisa berdampak luar biasa yakni menyelamatkan nyawa pengguna jalan tol," ujar Rika Susanty.
Sehingga di sini, Pupuk Indonesia berkolaborasi dengan Jasa Raharja mengedukasi petani khususnya yang memiliki lahan di sekitar sisi jalan tol di wilayah Kabupaten Pemalang, agar bisa meningkatkan kesadaran bahwa jerami tidak selamanya harus dibakar kemudian menimbulkan asap tebal.
Tapi bisa dilakukan dengan cara lain yang lebih aman dan efisien yakni Metode D'Komposer.
Baca juga: DAFTAR Lengkap Harga Emas Antam Hari Ini, Selasa 15 Agustus 2023, Mulai 0,5 Gram Hingga 1 Kg
Lewat Metode D'Komposer, Rika menyebut bisa mengurangi polusi udara karena jerami tidak dibakar.
"Kenapa kami (Pupuk Indonesia) berkolaborasi dengan Jasa Raharja karena memiliki konsen yang sama. Ketika teman-teman Jasa Raharja konsen bagaimana agar mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas di jalan tol akibat pembakaran jemari yang menimbulkan asap."
"Sedangkan kami lebih kepada memberikan edukasi kepada petani bahwa lewat D'Komposer lahan pertanian jauh lebih sehat, proses lebih cepat, sehingga lebih cepat melakukan penanaman berikutnya," papar Rika.
Kelebihan lain dari pengaplikasian Metode D'Komposer, lanjut Rika, bisa meningkatkan unsur hara tanah dari pada lahan pertanian dibakar.
Sehingga pada kesempatan ini, Pupuk Indonesia sekaligus memberikan edukasi dan mengenalkan Petro Gladiator untuk metode D'Komposer.
Baca juga: Mimpi Mandikan Jenazah, Ternyata Jadi Pertanda 5 Kapal Lani Hangus Terbakar di Pelabuhan Tegal
Adapun Petro Gladiator sendiri yaitu produk yang digunakan untuk mempercepat proses pengomposan bahan organik seperti sampah sayuran dan buah, seresah tanaman, jerami, sekam, dan kotoran ternak, serta meningkatkan kandungan hara bahan organik.
"Jadi Petro Gladiator ini sama seperti bakteri yang diberikan pada jerami dan nantinya mempercepat proses pembusukan."
"Pengaplikasiannya, setelah padi panen tumpukan jerami dikumpulkan kemudian disemprot Petro Gladiator atau ketika lahanya luas bisa memanfaatkan drone. Paling tidak dalam waktu dua minggu, lahan sudah bisa langsung ditanami dengan yang baru," jelasnya.
Perwakilan petani yang juga pemilik resmil dan kios obat pertanian di Desa Pedurungan, Ida Rupiah, menambahkan bahwa demi keamanan dan kenyamanan bersama, maka petani diwajibkan agar tidak lagi membakar jerami di sekitar pinggiran jalan tol.
Hal itu, karena bisa berimbas pada pengguna jalan di jalur tol termasuk berimbas pada kesuburan tanah.
Baca juga: Sejumlah Daerah di Jateng Kesulitan Air Bersih, Ini Langkah yang Dilakukan Pemprov
Ida tidak menampik bahwa sampai saat ini masih banyak ditemui petani yang membakar jerami.
Karena menurut nya, hal itu seperti budaya yang sudah dilakukan bertahun-tahun oleh masyarakat.
Sehingga jika tidak ada instansi yang bisa menerangkan secara detail dan tegas mengenai dampak pembakaran jerami, maka petani tetap akan melakukan pembakaran terlebih yang berada di sisi jalan tol.
Lewat sosialisasi kali ini, Ida berharap para petani bisa menyadari pembakaran jerami di sepanjang jalan tol bisa mempengaruhi jarak pandang pengendara, dan bisa mengakibatkan kecelakaan lalu lintas.
"Saya mewakili teman-teman petani yang lain mengucapkan terimakasih atas diselenggarakannya sosialisasi kali ini. Semoga bermanfaat terutama bagi petani di Desa Pedurungan khususnya di sepanjang jalan tol Pemalang," imbuh Ida. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.