Berita Kudus
Pengembangan Pariwisata di Kudus Era Bupati Hartopo Tak Signifikan, Ini Alasannya
Pengembangan pariwisata di Kabupaten Kudus pada era kepemimpinan HM Hartopo menemui jalan terjal.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: m zaenal arifin
TRIBUN-PANTURA.COM, KUDUS – Pengembangan pariwisata di Kabupaten Kudus pada era kepemimpinan HM Hartopo menemui jalan terjal.
Alhasil Hartopo mengakui memang tidak bisa signifikan pengembangan potensi wisata di Kota Kretek.
Tidak maksimalnya pengembangan pariwisata saat dipimpin Hartopo sebab pandemi Covid-19. Hartopo mengakui hal tersebut. Pasalnya sejak 2020 pariwisata menjadi salah satu sektor yang sangat terpuruk akibat merebaknya wabah virus corona.
“Kalau melihat perkembangan tidak bisa signifikan. Perlu diketahui ketika saya memimpin turun pandemi. Saat itu terdampak semua di Kudus mulai pelaku usaha kecil menengah sampai tingkat atas,” kata Hartopo di sela-sela pembinaan pengurus kelompok sadar wisata di Taman Krida, Kamis (21/9/2023).
Pandemi tidak hanya memukul sektor pariwisata, bahkan kata Hartopo, pemerintah daerah pun juga kelimpungan lantaran adanya pengurangan transfer anggaran dari pemerintah pusat dan menurunnya pendapatan daerah.
“Jadi tidak bisa signifikan dalam membantu teman pelaku usaha pariwisata,” katanya.
Sedianya, kata Hartopo, di antara upaya pengembangan pariwisata di Kudus yakni dengan memberlakukan konsep pariwisata terintegrasi.
Artinya kedatangan wisatawan ke Kudus yang selama ini sebagian besar bertujuan ziarah ke makam Sunan Kudus dan Sunan Muria, bisa ditarik ke beberapa destinasi lain.
Hal ini mensyaratkan adanya komunikasi intens antara pemandu wisata lokal Kudus dengan sejumlah biro perjalanan wisata dari luar daerah.
“Pada intinya pemandu sini bisa mengantarkan ke mana-mana, ini lho ada Patiayam dan lain-lain ada Museum Kretek di sini. Bisa menunjukkan pariwisata yang saat ini lagi ditingkatkan,” kata Hartopo.
Kemudian, pihaknya juga pernah menggagas adanya wisata kereta gantung di Desa Rahtawu.
Desa yang berada tepat di lereng Gunung Muria tersebut memiliki potensi keindahan alam yang layak jual sebagai destinasi wisata.
Pihaknya telah berusaha menawarkan kepada sejumlah investor demi pengembangan wisata di Rahtawu, namun belum sempat terwujud sampai saat ini.
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus Mutrikah mengatakan, selama ini pihaknya telah menjalin komunikasi dan koordinasi dalam pengembangan pariwisata di Kudus.
Di antara yang dilakukan yakni dengan mendorong biro perjalanan wisata agar turut serta mempromosikan pariwisata di Kudus.
Upaya demi upaya yang pihaknya lakukan tidak lain agar wisatawan yang datang ke Kudus bisa betah dan membelanjakan uangnya untuk membeli oleh-oleh di Kudus.
“Selain itu kami juga menjalin kerja sama dengan sejumlah organisasi perangkat daerah dalam upaya pengembangan pariwisata di Kudus,” kata Mutrikah. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.