Berita Jateng

Lihat Inovasi Pengolahan Sampah KSM Rewang di Batang, Begini Respons Kepala BRIDA Jateng

BRIDA Provinsi Jawa Tengah dibuat kagum saat mengunjungi inovasi pengolahan sampah KSM Rewang di Batang.

Penulis: dina indriani | Editor: m zaenal arifin
Istimewa
Kepala BRIDA Jateng Mohammad Arief Irwanto saat melakukan tinjauan pengolahan sampah KSM Rewang TPS3R yang berada di Desa Semampir Kecamatan Reban Kabupaten Batang. 

TRIBUN-PANTURA.COM, BATANG - Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Jawa Tengah dibuat kagum saat mengunjungi inovasi pengolahan sampah KSM Rewang TPS3R yang berada di Desa Semampir Kecamatan Reban, Kabupaten Batang.

Kepala BRIDA Jateng, Mohammad Arief Irwanto mengatakan, alat pengolahan sampah ini mampu menghasilkan nilai ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan. 

Oleh karena itu, pemerintah harus berikan kontribusi terhadap pengurangan sampah, sebagai cikal bakal yang bisa dikembangkan oleh Pemerintah daerah. 

"Selain Pemda membangun Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sudah mau penuh itu menjadi tempat pembuangan akhir, yang akan menjadi tempat produksi akhir, nanti kalau yang plastik dipilah menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM)," tutur Arief Irwanto saat meninjau pengolahan sampah KSM Rewang TPS3R di Desa Reban, Kamis (26/10/2023).

Arief mengatakan dari pengolahan sampah ini bisa dimanfaatkan menjadi macam-macam jenis pupuk organik yang bisa dipakai sebagai pupuk, makanan magot dan plastik bisa dipakai sebagai bahan bakar pengapian serta dapat dikelola menjadi aspal. 

"Kebutuhan aspal sendiri di desa-desa sangat dibutuhkan, sehingga bisa kerjasama dengan DPUPR, yang penting ada Bumdes untuk mengelolanya."

"Sebenarnya solusi-solusi di pemerintah daerah di masyarakat bisa dibangun dengan teknologi yang kemarin telah diaplikasikan di beberapa tempat yaitu sampah plastik jadi BBM," ujarnya.

Menurutnya pengolahan sampah plastik menjadi solusi, dan tidak harus menunggu 1.000 tahun untuk bisa diurai tanah. 

"1 kilogram sampah menjadi 1 liter BBM terbagi menjadi 3, pertama namanya petasol itu seperti bensin lalu yang kedua semacam solar, dan yang ketiga bisa dijadikan minyak tanah, sehingga bisa dipakai untuk diintegrasikan dengan pertanian misalnya alat Sarana Produksi (Saprodi)," jelasnya. 

Dan dari hasil pengolahan sampah plastik itu, bisa dipakai traktor atau ekskavator yang untuk kerja harian sehingga nanti biaya operasional bisa nol.

"Pemerintah akan sangat tipis dengan kebebasan anggaran tadi kemudian kita efisien penggunaannya, tinggal bayar orangnya saja, saya yakin jika kalau nanti dikelola satu Kabupaten Batang akan kekurangan plastik sampah," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved