Banjir di Demak

Cerita Korban Banjir Demak, Bertahan 18 Jam di Tanggul Bersama Bayi 3 Bulan Tanpa Makan dan Minum

Ribuan warga Kabupaten Demak korban banjir mengungsi di sejumlah posko pengungsian yang ada di wilayah Kabupaten Kudus. 

Penulis: Saiful Masum | Editor: m zaenal arifin
Tribunpantura.com/Saiful Masum
Siti Solikhah (22) ibu muda korban banjir dari Dukuh Babatan, Desa Karanganyar, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak saat menjalank rutinitas sehari-hari di posko pengungsian Desa Jati Wetan Kudus, Minggu (11/2/2024). 

TRIBUN-PANTURA.COM, KUDUS - Ribuan warga Kabupaten Demak korban banjir mengungsi di sejumlah posko pengungsian yang ada di wilayah Kabupaten Kudus. 

Di antaranya posko pengungsian di Terminal Jati, Balai Desa Jati Wetan, Kantor DPRD Kudus, Jembatan Tanggulangin, Koramil Jati, dan beberapa posko pengungsian lainnya.

Di balik bencana banjir yang melanda Kabupaten Demak dalam beberapa hari terakhir, tersimpan kisah-kisah heroik warga menghadapi banjir yang datang tiba-tiba dampak tanggul Sungai Wulan jebol. 

Perjuangan para korban banjir untuk bisa selamat dari kepungan air meninggalkan beragam kisah menarik. 

Di antaranya ada yang mendirikan tenda di atas tanggul sungai, bertahan hidup di atas atap rumah, hingga upaya menyelamatkan puluhan hewan ternak dari terjangan banjir.

Sejumlah relawan masih aktif terjun ke ke genangan banjir di Karanganyar Demak untuk melakukan evakuasi warga yang terjebak, Sabtu (10/2/2024) sore.
Sejumlah relawan masih aktif terjun ke ke genangan banjir di Karanganyar Demak untuk melakukan evakuasi warga yang terjebak, Sabtu (10/2/2024) sore. (Tribunpantura.com/Saiful Masum)

Kisah unik juga dialami Siti Solikhah, seorang ibu muda berusia 22 tahun yang memiliki bayi berusia 3 bulan.

Saat banjir datang pada 8 Februari 2024 pagi hari, Solikhah bersama bayinya, dan kedua orangtuanya Sutomo (65) dan Sulipah (60) berada di dalam rumah. 

Tempat tinggal keluarga Solikhah berada di Dukuh Babatan, Desa Karanganyar, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak.

Dia beserta anak dan orangtuanya berhasil dievakuasi relawan ke Balai Desa Jati Wetan Kudus, pada Jumat (9/2/2024) pagi, sehari setelah banjir melanda.

Di balik terselamatkannya keluarga Solikhah tersimpan kisah haru ketika bertahan di tengah kepungan banjir.

Dia menceritakan, perkampungannya mulai dimasuki banjir pada Kamis pagi menjelang siang. 

Kala itu keluarganya mendengar kabar bahwa tanggul Sungai Wulan ada yang jebol membanjiri lahan persawahan dan masuk ke perkampungan. 

Kala itu Solikhah bergegas menyiapkan perlengkapan anaknya yang masih berusia 3 bulan.

Mulai dari pakaian, alat mandi, susu, hingga roti untuk bekal mengungsi. 

Namun, debit air seketika bergerak cepat masuk ke rumahnya, sedangkan perlengkapan yang sudah disiapkan tidak sempat untuk dibawa semua.

Halaman
123
Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved