Berita Pekalongan

Disperindag Jateng Gelar Pelatihan Pemanfaatan Limbah di Pekalongan, Ini Sasarannya

Puluhan penerima bansos dan perempuan rentan di Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan dan Batang diberikan pelatihan pemanfaatan limbah.

Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: m zaenal arifin
Istimewa
Puluhan penerima bantuan sosial dan perempuan rentan di 3 wilayah yakni Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, dan Kabupaten Batang diberikan keterampilannya berupa pelatihan pemanfaatan limbah kain batik, untuk diolah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi, di Hotel Santika Pekalongan. 

TRIBUN-PANTURA.COM, PEKALONGAN - Puluhan penerima bantuan sosial (bansos) dan perempuan rentan di Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, dan Kabupaten Batang diberikan keterampilannya berupa pelatihan pemanfaatan limbah kain batik, untuk diolah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.

Bimtek yang difasilitasi oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI melalui Direktorat Jenderal Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil, Menengah dan Aneka yang disalurkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Tengah, di Ballroom Hotel Santika Pekalongan.

Pembina Industri Ahli Muda Disperindag Jateng, Setio Budi Purwono mengungkapkan, untuk mengurangi sampah, pemanfaatan limbah kain batik dapat pula dijadikan sebagai salah satu produk kreatif yang bernilai ekonomi tinggi jika dijual.

"Kami memberikan keterampilan agar mereka mampu mengubah limbah menjadi berkah."

"Sehingga, tentu mereka juga bisa menjalankan bisnis mereka di kemudian hari secara mandiri," kata Pembina Industri Ahli Muda Disperindag Jateng, Setio Budi Purwono, saat rilis yang diterima, Senin (11/3/2024).

Kemudian, penyelenggaraan bimtek tersebut dimaksudkan agar seluruh peserta, mampu memanfaatkan limbah kain batik untuk diolah menjadi produk yang layak jual seperti tas dan sarung bantal. Terlebih bahan ini mudah ditemui di Kota Pekalongan sebagai sentra batik.

"Bimtek tersebut diikuti,penerima bantuan sosial yang terdaftar dalam Daftar Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), dam program pemberdayaan ekonomi perempuan (PPEP) Kota Pekalongan," imbuhnya.

Ita peserta bimtek, sekaligus perwakilan Srikandi Lembaga Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Remaja (Srikandi LPPAR) Kota Pekalongan mengaku, adanya program ini sangat membantu bagi dirinya.

Lalu, peserta lain untuk memperluas jaringan, belajar bersama memanfaatkan limbah kain batik menjadi barang bernilai jual tinggi, serta mampu memberdayakan masyarakat.

"Untuk memberikan tambahan penghasilan bagi kami, para kaum perempuan rentan, terlebih Saya hanya ibu rumah tangga biasa."

"Dengan adanya pelatihan ini, harapannya produk-produk yang dihasilkan ini dapat menjadi penghasilan kami dari rumah dan mampu meningkatkan perekonomian keluarga," katanya. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved