Berita Semarang

Banjir Kota Semarang, Ketinggian Air di Trimulyo di Atas Lutut Orang Dewasa, Ribuan Jiwa Terdampak

Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, menjadi wilayah langganan banjir di ibu kota Jawa Tengah.

Tribunpantura.com/Eka Yulianti Fajlin
Warga melintasi genangan banjir di Trimulyo, Genuk, Semarang, Minggu (17/3/2024). 

TRIBUN-PANTURA.COM, SEMARANG - Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, menjadi wilayah langganan banjir di ibu kota Jawa Tengah.

Pada tahun ini, banjir di Trimulyo kembali terjadi. Kini, sudah memasuki hari kelima sejak Rabu (13/3/2024).

Hingga kini, banjir masih merendam wilayah tersebut. 

Ada empat RW yang terendam banjir di Trimulyo. Dari data, ada 1.248 KK dengan total 3.850 jiwa di kelurahan tersebut. 

Seorang warga RT 02 RW 02, Kelurahan Trimulyo, Aji Suhandoyo mengungkapkan, tak banyak hal yang diharapkan.

Pasalnya, dari tahun ke tahun, dia menilai tidak ada perubahan terkait bencana banjir di wilayahnya.

Hampir setiap tahun, saat musim hujan, banjir menerjang Trimulyo. 

"Harapannya, tidak ada yang diharapkan. Dari tahun ke tahun tidak ada perbaikan. Justru, ini surutnya lama," ungkap Aji, saat ditemui di lokasi banjir, Minggu (17/3/2024). 

Menurutnya, banjir tahun ini lebih parah dibanding tahu lalu. Hingga hari keempat banjir, debit air masih cenderung statis.

Penyusutan air dinilai lebih lama. Padahal, curah hujan tahun ini lebih singkat dibanding tahun lalu. 

"Curah hujan kemarin hanya satu dua hari saja. Tidak seperti tahun kemarin pada 1 Januari 2023, itu curah hujannya tinggi, tali penyusutan lebih cepat," papar Aji. 

Dari sisi ketinggian air, menurutnya, banjir tahun ini juga lebih tinggi. Sejumlah rumah di lingkungannya yang biasanya tidak kemasukan air pun kini diterjang banjir.

Saat ini, rumahnya masih terendam. Ketinggian air masih di atas lutut orang dewasa. 

"Ini lebih tinggi. Dulu, banyak rumah yang tinggi tidak kena, sekarang kena banjir. Rumah saya masih di atas dengkul," tuturnya.

Saat ini, dia bersama keluarga mengungsi di masjid dekat rumahnya. Beberapa hari banjir, dia tak bisa berpergian lantaran aksesibilitas yang sulit. Kini, dia mulai bekerja. 

"Kemarin-kemarin kan Jalan Woltermonginsidi juga banjir. Jadi, tidak bisa kemana-kemana. Kalau hari ini, saya kerja. Ini baru pulang," katanya. 

Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyampaikan beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengentaskan persoalan banjir di pesisir utara Semarang. 

Pertama, akan dilakukan normalisasi Sungai Tenggang yang tengah berproses di Kementerian PUPR. 

"Moga-moga Mei atau Juni sudah terlaksana. Itu jadi salah satu solusi. Ada anggaran Rp 300 miliar untuk Kali Tenggang," beber Ita, sapaannya. 

Kemudian, lanjut Ita, pembangunan tanggul tol laut. Nantinya, akan dibangun juga kolam retensi seluas 250 hektar untuk penampungan.

Ini bisa menjadi solusi penanganan banjir di wilayah pesisir Kota Semarang.

"Kami harapkan adanya upaya disupport Kementerian PUPR, wilayah Trimulyo, tidak hanya Trimulyo tapi juga Genuk, Tambakrejo, Gayamsari, Muktiharjo, bisa terselesaikan," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved