Berita Batang

Kasus Kecelakaan Bus Study Tour Sekolah, Begini Respons Disdikbud Batang

Peristiwa kecelakaan bus Putera Fajar yang membawa rombongan siswa study tour menjadi keprihatinan semua pihak.

Penulis: dina indriani | Editor: m zaenal arifin
Tribun Jabar/ Ahya Nurdin
Bus Trans Putera Fajar yang membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok sedang dievakuasi. Bus tersebut mengalami kecelakaan di Ciater, Subang, Sabtu (11/5/2024). Minggu (12/5/2024) pagi, para siswa SMK Lingga Kencana yang selamat dari kecelakaan di Subang akhirnya tiba di Masjid Jami' Al-Ikhlas, Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas, Depok. 

TRIBUN-PANTURA.COM, BATANG - Peristiwa kecelakaan bus Putera Fajar yang membawa rombongan siswa study tour menjadi keprihatinan semua pihak.

Menyikapi peristiwa nahas itu, berbagai daerah pun mengevaluasi kegiatan study tour.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang (Disdikbud) Kabupaten Batang tidak melarang sekolah di bawah naungannya untuk studi tur. 

"Tidak melarang, tapi tetap mengimbau lebih hati-hati," tutur Plt Kepala Disdikbud Batang, Bambang Suryantoro, Kamis (16/5/2024).

Bambang menyebut meski tidak ada kebijakan khusus terkait study tour, pihaknya meminta kepada pihak sekolah, jika hendak studi tur, studi komparasi atau studi banding, harus memilih agen tur yang bisa dipercaya.

Tidak hanya itu, Bambang juga meminta pihak sekolah turut andil mengecek dan memantau kondisi bus.

"Kalau perlu pihak sekolah juga mengecek kondisi bus, lihat tahun pembuatannya jika tidak meyakinkan, dan kalau perlu lihat STNKnya," tegasnya.

Bambang menyebut sebaiknya para siswa mengunjungi sejumlah objek wisata di Kabupaten Batang terlebih dahulu agar paham.

Sehingga ketika studi ke luar kota bisa bercerita dengan masyarakat di tujuan.

"Sebenarnya study tour itu bukanlah sebuah kewajiban, kebijakan sekolah itu harus dirembug dengan baik dengan pihak orangtua," tandasnya.

Pengusaha bus pariwisata asal Kabupaten Batang, Fauzi Fallas turut menanggapi kecelakaan rombongan siswa Studi Tur di Subang.

Sebagai pengusaha bus, ia mengatakan selalu mengontrol kondisi armadanya.

Bahkan pihaknya selalu mengganti armada tiap 5 hingga 7 tahun. 

"Saya berharap para pengusaha melakukan kontrol kendaraaan, untuk kendaraan yang agak tua harus melelakukan penggantian sparepart," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved