Berita Semarang

Bakal Calon Wakil Walikota Ady Setiawan Dorong Santri Kota Semarang Jadi Santripreneur

Bakal calon Wakil Wali Kota Semarang, Ady Setiawan, mendorong agar warga Kota Semarang menguasai pemahaman dan nilai-nilai santri dan ekonomi.

Editor: m zaenal arifin
Istimewa
Ady Setiawan, usai mengikuti pengajian umum memperingati haul ke-6 Pengasuh Ponpes At Tauhid Gayamsari Semarang Almaghfurlah KH. Muhammad Sastro Sugeng Al Haddad, di Komplek Ponpes At Tauhid, Jum'at (17/5/2024) malam. 

TRIBUN-PANTURA.COM, SEMARANG - Bakal calon Wakil Wali Kota Semarang, Dr. H. Ady Setiawan, SH, MH, MM, MT, mendorong agar warga Kota Semarang menguasai pemahaman dan nilai-nilai santri dan ekonomi.

Maksudnya, warga Kota Semarang paham dengan agama yang dianutnya, namun juga memiliki pondasi ekonomi yang kuat sehingga memiliki dasar untuk mengubah hidupnya.

Hal itu disampaikan Mas Wawan, sapaan Ady Setiawan, usai mengikuti pengajian umum memperingati haul ke-6 Pengasuh Ponpes At Tauhid Gayamsari Semarang Almaghfurlah KH. Muhammad Sastro Sugeng Al Haddad, di Komplek Ponpes At Tauhid, Jum'at (17/5/2024) malam.

"Kita ingin santri menguasai ilmu agama. Pemahaman agamanya bagus, menanamkan nilai-nilai agama yang moderat, toleran tanpa harus meninggalkan pondasi-pondasi ekonomi sehingga mereka punya basic untuk mengubah hidupnya. Jadi, ke depan kita harus galakkan santripreneur di Kota Semarang," ucapnya.

Pria yang pernah nyantri di Ponpes At Tauhid Semarang itu menuturkan, berdasarkan pengamatan dan pengalamannya, seorang santri yang pernah mengenyam pendidikan di pesantren, kondisi pondok pesantren di Kota Semarang perlu mendapat proporsi yang lebih memadai.

Terlebih saat ini di era digitalisasi / teknologi, tidak sedikit para pengasuh dan pengelola pesantren sudah ketinggalan teknologi.

"Jika Allah dan masyarakat Kota Semarang memberikan amanah dan kepercayaan untuk mengabdi di Pemerintah Kota Semarang, saya akan memprioritaskan peran dunia pesantren, peran-peran santri akan kita optimalkan, santri-santri kita dorong menjadi santripreneur," tandasnya.

Direktur Utama PDAM Indramayu itu menegaskan, santri-santri harus lebih diberdayakan, santri tidak boleh gagal dalam ekonomi, tidak boleh ketinggalan dalam ekonomi.

"Dalam perjuangan seorang santri, bisa kuat secara ekonomi memang membutuhkan keuletan dalam membangun ekonomi dan saya yakin santri-santri yang sungguh-sungguh bisa berhasil mengatasi masalah ini dan bisa menjawab tuntutan dan tantangan zaman," tegasnya.

Ketua PW LPNU Jawa Tengah periode 2014-2018 itu menambahkan, belajar dari Sosok Almaghfurlah KH. Muhammad Sastro Sugeng Al Haddad, yang merupakan seorang ulama, kiai, tokoh masyarakat yang sangat membaur dengan masyarakat, bisa memberikan kesejukan, kedamaian, mengajarkan dan menggerakkan ekonomi.

"Kiai Sugeng tidak hanya memberi santri ilmu keagamaan, tauhid, ilmu hati tapi juga ilmu-ilmu ekonomi. Santri ajari, diajak berdagang, ditata bahkan sampai dinikahkan, dibantu membangun rumah, hingga dibantu menata ekonominya," kenangnya

Masih menurut Mas Wawan, ajaran kiai Sugeng adalah mengistiqomahkan hati supaya hati tetap damai, salawat, terus dzikir pada Allah SWT sehingga dipercaya masyarakat untuk menyembuhkan penyakit hati. Penyakit fisik yang terkait mental dilakukan terapi/pengobatan dengan dzikir-dzikir atau amalan-amalan yang diberikan.

"Saya mengingatkan diri saya dan mengajak para santri, jemaah dan masyarakat pada umumnya untuk senantiasa meneladani apa-apa yang telah diajarkan dan terus melanjutkan perjuangan beliau," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved