Berita Batang

Begini Langkah Mitigasi BPBD Batang Antisipasi Ancaman Gempa Megathrust

Ancaman gempa Megathrust yang diperkirakan bisa terjadi di Pulau Jawa mendorong BPBD Batang untuk melakukan langkah mitigasi.

Penulis: dina indriani | Editor: m zaenal arifin
Istimewa
Sejumlah pelajar SMAN 1 Batang saat mengikuti simulasi mitigasi bencana gempa bumi. 

TRIBUN-PANTURA.COM, BATANG - Ancaman gempa Megathrust yang diperkirakan dapat terjadi di Pulau Jawa mendorong Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Batang untuk melakukan langkah mitigasi di berbagai instansi dan institusi.

Beberapa instansi yang telah mendapatkan simulasi mitigasi bencana antara lain Puskesmas Tulis, BRI, Kawasan Industri Terpadu Batang, dan SMKN 1 Warungasem.

Kegiatan serupa juga akan menyasar lembaga pendidikan di jenjang SD dan SMP di Kabupaten Batang dalam waktu dekat

Langkah ini termasuk edukasi di lembaga pendidikan untuk memastikan warga sekolah teredukasi dan mampu mengambil tindakan efektif dalam penanganan bencana, sehingga dampak yang ditimbulkan dapat diminimalisir.

Kasi Kedaruratan BPBD Batang, Nur Setia Nugroho, menegaskan bahwa meskipun Kabupaten Batang memiliki potensi kecil terhadap Megatrust, mitigasi kebencanaan tetap harus dilakukan dengan baik.

"Setelah mengetahui potensinya, kita bisa mengurangi risiko dampak bencana," tuturnya, Selasa (8/10/2024).

Berdasarkan informasi dari BMKG, wilayah Kabupaten Batang masih tergolong aman dari ancaman Megatrust.

Potensi Megatrust lebih rawan muncul di wilayah selatan Jawa seperti Cilacap, Wonogiri, Kebumen, dan Purworejo.

Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan SMAN 1 Batang, Setyo Utomo, menyatakan bahwa simulasi tanggap bencana ini memberikan pemahaman kepada siswa agar mampu mengambil tindakan yang tepat saat terjadi gempa bumi.

"Melihat bangunan sekolah yang bertingkat, dampak gempa akan lebih terasa."

"Oleh karena itu, kami mengundang BPBD untuk memberikan pengetahuan dasar tentang tindakan yang harus diambil saat gempa terjadi di lingkungan sekolah," jelasnya.

Para anggota PMR dan UKS juga dilibatkan dalam simulasi tersebut agar mereka memahami langkah-langkah penanganan korban terdampak gempa.

"Respons anak-anak sangat antusias karena mereka sudah terbiasa menangani korban cedera saat kecelakaan dan lainnya," tambahnya.

Salah satu siswi, Novita, mengaku bahwa simulasi ini membantu menyiapkan mental dan kemampuan dalam mengambil tindakan saat terjadi gempa.

"Kalau mendengar suara sirine, saya akan lebih cepat menyelamatkan diri agar tidak tertimpa bangunan yang roboh," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved