Berita Batang

Dukung Program Swasembada Pangan Asta Cita, Optimalisasi Lahan Produktif di Batang

Program swasembada pangan yang menjadi salah satu fokus Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Citanya kini mulai direalisasikan di Kabupaten Batang. 

Penulis: dina indriani | Editor: m zaenal arifin
Istimewa
Unsur Forkopimcam Batang melaksanakan penanaman bibit padi di lahan sawah produktif Desa Karanganyar, Kecamatan Batang. 

TRIBUN-PANTURA.COM, BATANG - Program swasembada pangan yang menjadi salah satu fokus Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Citanya kini mulai direalisasikan di Kabupaten Batang

Unsur Forkopimcam Batang melaksanakan penanaman bibit padi di lahan sawah produktif, sesuai dengan imbauan pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan di tingkat desa.

Camat Batang, Luksono Pramudito, menyatakan bahwa pemerintah desa mendukung penuh program Asta Cita terkait ketahanan pangan dengan mengoptimalkan dana desa sesuai peruntukannya.

"Pemanfaatannya untuk mendukung ketahanan pangan dengan membangun sarana prasarana penunjang hingga pengadaan bibit padi," ujarnya, Kamis (16/1/2025).

Selain penanaman bibit, Forkopimcam Batang juga menggelar apel memperingati Hari Desa Nasional. 

Baca juga: Program Makan Bergizi Gratis di Batang Terapkan Menu Sehat dan Variatif untuk Siswa

Luksono menekankan pentingnya desa sebagai fondasi utama dalam mewujudkan kesejahteraan warga dengan memanfaatkan lahan produktif untuk swasembada pangan berkelanjutan.

Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Batang, Ginanjar Fatwa Adi, menjelaskan bahwa sebagian lahan di Kecamatan Batang telah memasuki masa tanam.

Dengan bantuan bibit dari pemerintah, lahan seluas 600 hektar akan ditanami padi.

"Hampir semua lahan di Kecamatan Batang produktif, baik wilayah utara maupun selatan. Hasil panen diperkirakan mencapai 6 ton per hektar," jelasnya.

Ginanjar memastikan bahwa beberapa bulan ke depan akan ada panen raya di salah satu lahan produktif.

"Paling dekat sekitar April, lahan di Denasri segera panen dengan luas 500 hektar," tambahnya.

Petani juga terus melakukan pembasmian hama tikus dan keong yang rawan menyerang.

Baca juga: Wabah PMK di Batang Mengkhawatirkan, Dinparperta Usulkan Penutupan Pasar Hewan Limpung

Terkait subsidi pupuk, Ginanjar menyebutkan bahwa para petani telah mendapatkan kepastian peningkatan jumlah.

"Urea 220 kilogram dan NPK 250 kilogram per hektar," ujarnya.

Untuk harga gabah, Ginanjar memastikan harga jual akan menyesuaikan kondisi suplai dan kebutuhan pasar.

"Petani menginginkan harga gabah yang sesuai, sekitar Rp6.500 seperti tahun lalu," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved