Berita Batang
Puluhan Rumah Warga di Warungasem Batang Rusak Diterjang Puting Beliung
Angin puting beliung menerjang Desa Candiareng dan Sawahjoho, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang, pada Minggu (23/3/2025) malam.
Penulis: dina indriani | Editor: m zaenal arifin
TRIBUN-PANTURA.COM, BATANG - Angin puting beliung menerjang Desa Candiareng dan Sawahjoho, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang, pada Minggu (23/3/2025) malam.
Puluhan rumah warga rusak akibat angin kencang yang melanda saat sebagian besar warga sedang melaksanakan ibadah salat tarawih.
Kepala Desa Candiareng, Turmudi mengonfirmasi bahwa setidaknya 22 rumah di desanya mengalami kerusakan.
“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, tapi kerugian materiil cukup besar mengingat banyaknya rumah yang terdampak,” ujarnya.
Turmudi juga berharap pemerintah daerah segera memberikan bantuan kepada warga yang menjadi korban bencana ini.
Respon cepat ditunjukkan oleh TNI, Polri, PMI, dan berbagai pihak terkait.
"Kami masih mendata jumlah rumah yang terdampak di Candiareng, dan kemungkinan akan meluas ke desa lain,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Batang, Suyono, turun langsung meninjau lokasi bencana puting beliung yang menerjang Desa Candiareng dan Sawahjoho, Kecamatan Warungasem, Minggu (24/3/2025) malam.
“Kami bergerak cepat dengan melibatkan TNI dan Polri untuk membantu warga yang terdampak. Saat ini, genting rumah yang berjatuhan telah diganti sementara agar warga bisa kembali tinggal dengan aman,” ujar Suyono saat memberikan bantuan di Desa Candiareng, Senin (25/3/2025).
Dua desa yang terdampak mengalami kerusakan signifikan, dengan rincian 26 rumah rusak di Desa Candiareng dan 44 rumah di Desa Sawahjoho.
Bantuan darurat dari Pemerintah Kabupaten Batang mencakup terpal, logistik, kasur, selimut, dan perlengkapan keluarga untuk keperluan mendesak.
Suyono juga menegaskan bahwa bantuan tambahan akan disalurkan setelah pendataan selesai dilakukan.
Sementara itu, Dikun (50), salah satu warga Desa Sawahjoho, menceritakan momen mengerikan saat bencana melanda.
"Saat itu hujan deras disertai suara angin seperti pesawat, atap rumah saya beterbangan ke rumah warga lain."
"Kami panik dan langsung berkumpul di dalam rumah untuk berlindung," ujarnya.
Kerusakan yang dialami Dikun diperkirakan mencapai Rp 14 juta.
Sejak kejadian, warga setempat dibantu oleh petugas telah bergotong royong membersihkan puing-puing, memperbaiki kerusakan, dan memulihkan kondisi desa.
Pendataan terus berlanjut untuk memastikan semua korban mendapatkan bantuan yang dibutuhkan. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.