TRIBUNPANTURA.COM, WONOSOBO - Angka kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Wonosobo melonjak drastis dalam dua pekan terakhir ini.
Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Wonosobo One Andang Wardoyo mengatakan, dalam dua minggu terakhir, setidaknya terdapat penambahan 46 kasus baru pasien terkonfirmasi positif Covid 19.
Angka itu menambah daftar panjang jumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat di Wonosobo.
• Ini Wajah Pembunuh Sadis di Baki yang Viral di Medsos, Bantai Seluruh Anggota Keluarga karena Ini
• Kepala OPD di Kendal Positif Covid-19 Meninggal, Sekda: Sudah Sakit Sejak Sebelumnya
• Pemuda Tewas Hanyut di Sungai Merawu Seusai Kungkum Malam Satu Suro
• Remaja Pelaku Pemerkosaan Masih Buron Setelah Dua Tahun Beraksi, Korban Trauma Bersosialisasi
Berdasarkan data resmi dari laman corona.wonosobokab.go.id, pertanggal 22 Agustus 2020, total jumlah warga Wonosobo yang terkonfirmasi positif Covid 19 sebanyak 183 orang.
93 di antaranya telah sembuh. 3 orang meninggal, dan 87 pasien saat ini masih dirawat. Andang mengatakan, di luar itu, masih ada sekitar 350 sampel yang masih menunggu hasil swab.
"Dalam dua minggu kenaikannya luar biasa," katanya, Sabtu (22/8)
Rata-rata tambahan kasus itu disinyalir berasal dari penularan warga yang pulang dari luar kota. Mereka yang pulang dari luar kota tanpa disadari ternyata membawa virus Covid 19.
Padahal mereka telah melakukan kontak erat dengan keluarga dan orang-orang di sekitarnya.
Andang mencontohkan, beberapa warga baru diketahui positif Covid-19 setelah meninggal dunia. Mereka punya riwayat pulang dari luar kota, semisal Jakarta dan Surabaya.
Benar saja, setelah dilacak dan dilakukan pemeriksaan, keluarga atau orang yang sempat kontak erat dengan pasien meninggal ternyata juga dinyatakan Covid 19.
"Dan itu diketahui positif setelah meninggal. Ada orang-orang terdekat yang sudah terpapar," katanya.
Untuk menekan laju pesebaran virus Covid 19 yang kian menggila ini, pihaknya melakukan sejumlah langkah antisipatif.
Di antaranya, dengan membatasi arus lalu lintas warga luar kota yang ingin berwisata ke Wonosobo.
Pihaknya tidak akan menutup objek wisata, termasuk Dieng yang sudah terlanjur dibuka dengan protokol khusus sebelumnya.
Hanya, ada protokol yang diubah dari sebelumnya.
Jika sebelumnya wisatawan atau pendaki dari luar kota disyaratkan sehat yang dibuktikan dengan surat sehat, kini
mereka harus membawa hasil rapid test non reactive. Atau hasil negatif dari pemeriksaan PCR.
Ia menilai surat sehat tidak menjamin seorang bebas Covid-19.
Terlebih pihaknya menemukan banyak yang terindikasi memalsukan surat sehat hingga meminta surat sehat ketika sudah sampai di Wonosobo di klinik atau Puskesmas setempat.
Ini menambah beban tenaga kesehatan di sekitar komplek wisata karena harus melayani banyak permintaan surat sehat.
Selain itu, menurut dia, ini juga memicu kerentanan tersendiri bagi penularan virus Covid-19 terhadap tenaga kesehatan.
Faktanya, ada seorang tenaga kesehatan yang terbiasa melayani surat sehat kini gantian dirawat karena terpapar Covid-19.
"Ada satu nakes kami terpapar Covid-19, sebelumnya sering melayani permintaan surat sehat," katanya.
Kabupaten Wonosobo dengan sejumlah destinasi wisata andalannya, selama ini kerap jadi jujugan pelancong dari berbagai daerah di Indonesia.
Satu di antaranya adalah Dieng yang berbagi wilayah dengan Kabupaten Banjarnegara.
Selain Dieng, Wonosobo juga jadi jujugan bagi pendaki karena di daerah ini ada banyak basecamp pendakian gunung, antara lain gunung Prau Dieng, Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing yang berjejeran.
Tak ayal, setiap akhir pekan kota ini biasa ramai arus lalu lintas wisatawan dari berbagai daerah atau kota di Indonesia. (*)
• Kantor DPRD Banyumas Akan Kembali Dibuka Minggu Depan Seusai 2 Anggota Dewan Positif Covid-19
• BPJS Ketenagakerjaan Telah Lakukan Validasi Karyawan Calon Penerima Subsidi Gaji
• Waspada Gelombang Tinggi di Pesisir Pantai Utara Tegal
• DPRD Berjoget Ria Tak Pakai Masker, Pedagang Geram: Kami Berjualan Saja Dibatasi