Berita Semarang

Prakiraan Cuaca Hari Ini Sabtu 22 Agustus 2020 di Semarang, Suhu Bisa Mencapai 34 Derajat C

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi prakiraan cuaca

TRIBUN-PANTURA.COM, SEMARANG - Berikut prakiraan cuaca Kota Semarang pada hari ini, Sabtu (22/8/2020), dari BMKG melalui Stasiun Meteorologi kelas II Ahmad Yani Semarang.

Dari keterangan Forecaster BMKG Arif Nurhidayat, langit pada umumnya akan cerah berawan-berawan.

Angin berhembus dari arah timur menuju selatan dengan kecepatan 10-25 kilometer per jam.

Untuk suhu udara berkisar antara 28-34 derajat Celcius.

Kantor DPRD Banyumas Akan Kembali Dibuka Minggu Depan Seusai 2 Anggota Dewan Positif Covid-19

Waspada Gelombang Tinggi di Pesisir Pantai Utara Tegal

BPJS Ketenagakerjaan Telah Lakukan Validasi Karyawan Calon Penerima Subsidi Gaji

Jadwal Samsat Online Keliling Semarang Hari Ini, Sabtu 22 Agustus 2020 Buka di Simpanglima

Sedangkan kelembapan udara berkisar antara 45-70 persen.

Sementara itu, laman prakiraan cuaca memperlihatkan bahwa langit akan cerah pada siang hari dan cerah berawan pada malam hari.

Penting diketahui, sebagian besar Kota Semarang diprakirakan sudah memasuki musim kemarau pada Mei Dasarian II 2020 (tanggal 11-20) atau pertengahan Mei 2020 lalu.

Sedangkan, wilayah tenggara Kota Semarang sudah mulai memasuki masa musim kemarau pada Mei Dasarian I atau awal Mei 2020 lalu.

Hal itu diketahui dari akun Twitter resmi @bmkg_semarang melalui ilustrasi gambar prakiraan awal musim kemarau di Jawa Tengah. 

Untuk wilayah Jawa Tengah sendiri sudah memasuki masa musim kemarau pada Mei 2020 lalu.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang Iis Widya Harmoko mengatakan bahwa menjelang dan pada puncak musim kemarau, langit pada umumnya cerah atau hampir tidak ada awan pada sepanjang hari.

Kondisi tersebut menyebabkan energi matahari tidak banyak mengalami halangan untuk masuk permukaan bumi sehingga suhu pada siang hari menjadi terasa lebih hangat.

“Beberapa hari belakangan (langit) hampir tidak ada awan, clear.
Ketika tidak ada perawanan, energi masuk tanpa menghalangi sehingga udara terasa panas dan kering,” ungkapnya ketika dihubungi Tribunpantura.com, Minggu (26/7/2020) siang.

Sedangkan, lanjutnya, pada malam hari energi yang diserap akan dilepaskan kembali langit dan bisa berlangsung lebih maksimal karena langit yang cerah.

Dengan begitu udara menjadi terasa lebih dingin dibanding musim sebelumnya.

Halaman
12