"Nanti sampe rumah mandi lagi malem-malem. Kadang jam 9 malam, jam 11 pernah juga mandi jam 1 malem karena hari itu lagi banyak jenazah yang dimakamkan."
"Besoknya paling bindeng dan pilek," imbuhnya.
Saminta menceritakan, dalam melaksanakan tugasnya itu dirinya bersama timnya pernah memakamkan jenazah Covid-19 sebanyak tiga kali.
"Ada cerita yang paling diingat, sehari kami melakukan pemakaman sebanyak 3 kali. Terakhir pemakaman selesai sekitar pukul 00.30 WIB."
"Tiba di kantor, kami semua langsung berbaring di halaman kantor dan saat itu hujan turun. Begitu indah dan nikmat sekali tugas kemanusiaan ini," pungkasnya.
Terpapar Covid-19
Saat itu, pada tanggal (9/9/2020) di lingkungan Pemkot Pekalongan diadakan tes swab massal yang digelar oleh Dinkes.
"Saya mengikuti tes swab tersebut, lalu tanggal (17/9/2020) saya di telepon sama sekda dan kadinkes untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Ternyata hasil swab saya positif," katanya.
Saminta mengungkapkan, sempat tidak percaya hasil tersebut, karena suhu badan dan kondisinya sehat.
Tidak merasakan ciri-ciri orang yang terpapar Covid-19. Karena hasil itu sudah keluar dirinya harus melakukan isolasi mandiri.
"Hari pertama saya isolasi mandiri di rumah."
"Kemudian takut keluarga terpapar, hari kedua saya menggunakan sepeda motor pergi ke gedung diklat yang dijadikan untuk tempat isolasi mandiri," imbuhnya.
Di gedung tersebut, ia diperiksa kesehatannya oleh tim medis yang berada di gedung tersebut.
"Hasil pemeriksaan semua normal," imbuhnya.
Saat melakukan isolasi mandiri, di gedung tersebut tidak ada orang hanya dirinya saja.
"Pertama isolasi mandiri di gedung tersebut, saya tidak ada temannya.
Berjalannya waktu, ada temannya total ada 11 orang di gedung tersebut," katanya.
Menurut Saminta, 11 orang yang melakukan isolasi mandiri tersebut rata-rata perempuan.